1

30 2 0
                                    

22:30

Bibir bergetar,Memeluk diri,dan asap yang menari di udara. Pipi dan hidung memerah bahkan salju mulai singgah di bulu mata lentik nya.
Dingin menusuk rusuk mengingat fakta bahwa seminggu ini sudah memasuki penghujung tahun.

Reviana kim,gadis yatim piatu yang besar di panti asuhan namun dengan percaya dirinya ingin hidup lepas.
Banting tulang demi hidup yang kadang terasa tak adil baginya.
Bekerja paruh waktu untuk bertaruh nyawa. Tak seberapa menghasilkan,namun cukup- bahkan terbilang pas-pasan. Tak apa, setidaknya,mampu bernafas hingga esok pagi pun rasanya sudah nikmat terbesar baginya.

" Yak jalang!!"

Perkataan itu sontak saja mengejutkan rere hingga menghentikan langkahnya. Tak ada wanita lain lagi disana. Apa perkataan itu ditujukan untuk dirinya?

Pria dengan rambut dan baju yang sudah acak-acakan. ditambah bau alkohol yang menguar hingga menyakiti hidung nya.berdiri tepat di hadapannya.

"Apa harta ku belum cukup?!! Ah atau kau ingin coba yang lebih besar? Hahaha gila! Sumpah jalang! Aku hampir mati frustasi kau malah menginjak ku hingga hancur?!!!"
Racauan random.
Rere jelas tak mengerti.

Tentu saja Rere jadi takut. Ini hampir tengah malam,dan ia sendirian. Tempat ini sepi,pasti cocok untuk tempat eksekusi. Rere bergetar, bergidik. Ingin kabur tapi rasanya telapak kakinya terpaku sampai ke dasar tanah.

Rere memutar badannya dan hendak melangkah pergi meninggal pria berandal yang mungkin akan menghabisi nya malam ini.

Ia memejamkan matanya,menarik nafas dalam-dalam untuk bersiap mengambil langkah seribu.

"jangan pergi!!" Sebuah Tangan menggenggam lengannya kuat-kuat.
Ia meringis,bau alkohol semakin menusuk hidungnya.

"Lepaskan!!" Rere memberontak.

"Lihat aku!" Dalam sekali tarikan Rere sukses berhadapan dengan pria itu.
Matanya sayu. Hidung bangir yang runcing,kulit glowing karna keringat,dan bibir itu yang terlihat begitu tipis- Sangat manis. Rere terpaku.

"Aku mencintaimu!!"

1,2,3
Rere masih mematung.

"Bangsat! Aku sungguh-sungguh mencintai mu! Kenapa disaat orang tua ku pergi bersama egonya, adikku pergi bersama lukanya,kau juga harus pergi bersama dusta dan murahan mu?!!"
Pria itu menangis.terisak.dan berteriak. Rere sampai terkesiap.

Rere faham, dia adalah orang yang sedang patah hati.

"Tapi aku bukan orang yang kau maksud!! Tolong lepaskan aku!"

"Tidak! Aku tidak akan melepaskan mu lagi!"

"Lepaskan!! Kubilang aku bukan kekasih mu yang berkhianat itu!!"

"Diam!!"

Pria itu menariknya kedalam pelukan.

Rere mematung, bibirnya kelu.

Tak lama kemudian ia merasa tubuhnya memberat. pria itu pingsan . Tubuhnya dingin ,bibir nya mulai membiru, hidung dan pipinya memerah. lemas tak berdaya di pelukan rere.

Rere panik, jika ia biarkan tergeletak di sini, pasti besok pria itu sudah mati karena kedinginan. Belum lagi pasti polisi melacaknya, menjadikan nya tersangka karena melihat berdasarkan rekaman cctv terakhir pria itu bersama nya.
Rere mengerang.

"Aaargh menyusahkan saja!"

Lama-lama rasanya pegal juga.
Akhirnya rasa iba muncul di benaknya. Belum lagi tubuhnya yang juga sudah mulai mati rasa karna kedinginan. Tanpa fikir panjang akhirnya ia langsung membawa pria tak di kenal itu menuju flat nya. memapah dengan susah payah dan mengumpat. Bersumpah akan memberi sumpah serapah ditambah sedikit kata-kata mutiara yang membakar jiwa saat pria itu terbangun nanti.

Sesampainya di flat, rere membaringkan pria tersebut di sofa.
Melesat ke kamar lalu kedapur.
Lagi-lagi ia mengumpat karna kesulitan membawa selimut sekaligus baskom berisikan air hangat.
Tadinya ingin tak perduli. Tapi kasihan juga,anak orang- takut mati.

Rere membuka Coat yang pria itu kenakan. Melepas sepatu plus kaos kaki. Lalu dilanjutkan dengan mengompres pria itu.

"Aish menyusahkan sekali sih. Bau alkohol. Hueekkk! Pokonya aku tidak mau punya kekasih tukang minum!"
Rere bermonolog sembari mengompres.

Suhu tubuhnya meningkat.
Dia demam. Rere jadi bertanya-tanya. Sudah berapa lama pria berandal itu di pinggir jalan?
Chh dungu!

Setelah dirasa tugasnya selesai,Rere akhirnya meletaka alat kompres itu ke wastafel. Melenggang menuju kamarnya dan mengunci nya rapat-rapat. Pokonya harus waspada,apa lagi pria itu sedang mabuk.

.
.

TBC


💜@ayu-gustami
💜Queen-mell

Hope BothTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang