5

18 2 2
                                    


Setelah makan malam kemudian mandi kita berdua pergi ke kamar masing-masing

wait...

Lebih tepatnya sih aku pergi ke kamarku dan jhope kesofa.

22:30

Aku bangun.
Bagus, besok aku masuk pagi dan ini menyebalkan.

Aku meraih ipod dan headphone di buffet.
Kupasang dua benda itu kemudian menyetel 'canon' lalu gubahan pachelbel, dan berharap lagu itu akan membuat ku mengantuk .

Setelah 3 menit kemudian mataku terbuka.

Ini percuma.

Jadi kuputuskan untuk pergi keluar.
Aku merapatkan cardigan setelah menutup pintu flat.

Mataku membulat saat melihat jhope yg tiba2 berdiri dihadapanku.
Lambat laun ia tersenyum melihat wajahku yg terkejut melihatnya.

"Sedang apa?" tanyanya

"Aku?"

dia memutar bola matanya "bukan, aku bertanya pada hantu dibelakangmu. "

Otomatis aku melotot lalu lari bersembunyi dibelakang tubuhnya.

"kau bisa melihat hantu? Jgn bercanda."

Dia menoleh kebelakang lalu melirik ku.

"Ya! jangan buat aku takut." tubuhku sedikit bergetar ketakutan karna melihatnya menatapku tanpa ekspresi.

Satu, dua detik kemudian dia tersenyum sedikit menahan tawa.

"Aku bertanya padamu." katanya

Lantas kepalanya menyusuri tubuhku dari atas ke bawah. "Jadi apa yg kau lakukan mlm2 begini dengan pakaian tipis?"

Refleks, ku peluk tubuhku sendiri sebagai bentuk perlindungan.

Dia bersiul. "Kau, saeksi-hae." (seksi)

Aku cepat2 mencopot pikiran mesumnya.
"Kau darimana? Sedang apa mlm2 begini di luar?"

"Kau belum menjawab pertanyaanku"
"Aku tidak bisa tidur, kau sendiri sedang apa?"
"Aku.. Sedang mencari udara segar"
"Mlm2 begini? Memangnya kau tau sandi pintu flatku?"
"Tidak"
"Bodoh. lalu bagaimana cara kau kembali?"
"Kan sudah ada kamu sekarang" dia tersenyum

Aku hanya memutar bola mataku.

"Aku akan berjalan2 sebentar"
"Boleh aku ikut?"
"Untuk apa? Bukanya kau mau masuk tadi? Dan iya, sandi pintunya 121212."

"Mlm2 begini kau ingin keluar sendirian? Bagaimana jika ada hantu yg menemanimu?"
"Ya! Hentikan,, jgn ngomong sembarangan ini sudah larut"
"Klo begitu aku temani"

Tanpa berkata aku langsung berjalan menuruni anak tangga..
Jhope mengikuti ku dibelakang.

Lorong ini sunyi, kakiku menghentak berkali2 untuk menghilangkan kesenyapan.

Aku tidak tau harus kemana sampai akhirnya aku duduk di sebuah ayunan di playgroup dekat flat ku, disusul dengan jhope yang duduk di ayunan sebelah ku.

Tidak ada yg bersuara diantara kami berdua, aku hanya mengayun pelan ayunanku.

Sampai akhirnya aku buka suara.
"Kau tidak ingin pulang?"
"Aku merepotkan mu ya?" dia menoleh kearahku

"Sedikit, tapi maksud pertanyaanku bukan itu. Hanya saja.. Apa kau tidak rindu orang tuamu atau rumahmu? Mereka pasti mengkhawatirkan mu." aku kembali menatapnya.

Dia menghela nafas lalu kemudian menjawab pertanyaan ku.

"Aku bukan anak kecil lagi.. Apa Yg harus mereka khawatirkan? apapun yg kulakukan mereka tidak akan peduli.. Yg mereka prioritas kan adalah pekerjaan." dia menengadah melihat keatas sembari menahan air matanya.

"Waktu kecil mendiang adiku pernah demam tinggi tengah malam. Aku lari kekamar orang tuaku untuk melaporkannya. Lalu..dengan santainya ibuku bilang mungkin dia hanya kepanasan, nyalakan saja ac nya. Lalu mereka tertidur kembali."
senyuman pahit terlihat dari wajahnya.

"Kenapa kau tersenyum? Tidak ada yg lucu"

aku menghampirinya, berdiri didepannya, kemudian membawanya kedalam pelukanku.

"Hanya karna kamu tidak menangis, bukan berarti kamu tidak sedih. Hanya karna kamu tersenyum, bukan berarti kamu bahagia"

Aku tidak melihat wajahnya. Tapi, aku tau bahwa dia sedang menangis dipelukanku.
Lalu ku tepuk beberapa kali pundaknya.

Kini kedua tangannya melingkar di pinggangku.
Iya, sekarang dia sedang memelukku.
Aku tidak menepis nya karna aku sangat mengerti keadaannya sekarang.

"Bagaimana kau bisa membenci mereka? Menyalahkan orang tuamu atas apa yg hari ini kau jalani. Ketidak bahagiaan dan ketidak beruntunganmu yg kau jadikan alasan untuk mengutuk mereka?"

Dia menenggelamkan kepalanya ke perutku sambil terisak.

"Meski mereka bukan ibu ayah yg baik, mereka tetap orang tua yg harus dihargai, dan apa yg terjadi di kehidupan mu adalah hasil mu. Sebab, hidup yg kau jalani sepenuhnya tanggung jawabmu."

"Kamu lebih beruntung daripada aku yg dari kecil tidak memiliki ibu dan ayah"
air mata yg dengan lancangnya keluar membasahi wajahku.

Kini Pelukannya semakin erat, bibirnya bergetar, isakannya semakin menjadi.

-ah bagaimna dia bisa secengeng ini?

=====

Aku melepaskan tanganku yg dari tadi memeluknya.

Aku melihat sekilas kearahnya. Berkaca-kaca, kedua matanya terlihat membengkak.

"Aku akan kembali ke flat, aku harus segera tidur karna besok aku harus bangun pagi untuk kuliah, dan kau juga, besok hari pertama mu bekerja jadi jgn sampai terlambat." kataku sambil mengusap pipi dan mataku yg dari tadi basah karna air mata.

Kemudian dia berdiri dari duduknya.

Aku membalikan badanku kemudian melangkahkan kakiku.

Satu langkah

Dua...

Tiga.....

Tangannya memegang tanganku menahan langkah ku, lalu menarik tubuhku

Ke pelukannya.

"Gomawoyo" dia memeluku






Lagi dan lagi

To be continued...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hope BothTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang