2

25 4 0
                                    

Bunyi bising alarm mengusik tidur pria yang tergeletak di sofa.
Pria itu mengernyitkan dahi. Perlahan membuka mata lalu kembali menyipit.
Pening. Silau. Dan ingin muntah.

Kaget sekali,ada yang menempelkan jam weker ternyata di telinganya.

Perpotongan tubuh wanita menutupi sinar matahari yg menyorot ke wajah nya.

"Sudah bangun?!"

Ini bukan mimpi.
Arghh sial kepala ku sakit sekali!

"Kau siapa? Aku dimana?!" katanya dengan wajah yang kini berganti panik bercampur bingung.

"harusnya aku yg bertanya. Kau siapa? dan ini di flat ku." ketus rere sambil berkacak pinggang.

"Bagaimana bisa aku disini? Kau menculik ku?!! Kau Ingin memperkosa ku?!! " ia meraba-raba dadannya bangkit lalu membuka selimut yang membalut nya. Memastikan. Apakah aku masih pakai celana?!

Pluk!

Handuk kecil jatuh ke tangannya.
"Ini apa?"

"Tentu saja itu handuk kecil. Semalam kau demam!"

"Serius? Bagaimana ceritanya. Kau tidak macam-macam kan?!!"

Tanpa ragu rere melempar kepala pria itu dengan bantal sofa.

" bukannya berterima kasih malah berprasangka buruk!"

"berterima kasih apanya? Memang kau punya jasa apa?!" Ia masih kebingungan. mencoba memutar otak,mengingat apa yang sebenarnya terjadi.

" Tanpa aku semalam,kau pasti akan mati kedinginan di jalanan." Ujar rere sambil melenggang ke dapur.
Kembali lagi dengan membawa nampan berisikan semangkuk bubur dan air putih.

"Makanlah. Sepertinya otak mu butuh nutrisi untuk lebih bekerja secara maksimal.dan lagi ,di dapur sudah kubuatkan sup penghilang mabuk."
Rere meletakkan nampan berisikan makanan itu pada meja.

Setelah itu ,ia pergi begitu saja sambil membawa tas ransel dan memeluk beberapa buku yang lumayan tebal,dan yaa.. lumayan juga untuk menampar kepala si berandal itu .

Rere melangkah ke arah pintu.

"Kau mau kemana?!!"
"Siapa namamu?!"
Pria itu setengah berteriak.

"Bukan urusanmu. Dan jangan kemana-mana sebelum aku kembali. Oh ya,jika kau berani mencuri barang-barang berharga ku, kupastikan akan ku penggal kepalamu!" Rere berbalik dan menatap pria itu dengan tatapan mengintimidasi.

"Tidak ingin berkenalan denganku nona?!"

"Berisik! Nanti saja kenalannya . Aku telat!"

"Aku Jung heosok!!"

Blam!

Pintu dibanting.

Heosok,atau yang lebih sering disapa hobie itu mendecih sebal.
Kerongkongan nya garing. Akhirnya ia tergerak untuk mengambil minum yang Rere berikan tadi.

"apa ini?"
Sebuah Sticky note tertempel di gelas.

Hari ini kau harus tersenyum lebar.
Tak ada yg boleh merampas
Kebahagiaanmu. Jangan menangis terus.Dasar cengeng!
Oh ya,semua ini tidak cuma-cuma. Mari bernego setelah aku pulang.

Tidak ada kata penolakan!

   - Dewi Fortunamu
      Reviana kim

Hobie Terkekeh.
"Oh,jadi namanya reviana? Dewi Fortuna?chh dasar lebay.  Tunggu! Cengeng? Memangnya aku kenapa?? Apa aku menangis di hadapannya?
Aishh memalukan!

Hope BothTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang