“Yaa Ukhty! Hal iltaqoiti bil ustaadz al wasiim? “ (Sudah ketemu sama si ustadz ganteng belum, Ukhty?)
Sebaris pesan masuk ke hp Sarah. Dari Widya tentunya.
Matanya masih kriyip-kriyip.Diabaikannya saja pesan itu, karena ia sudah mendengar suara Kyai Hamid Alfarizi di speaker masjid berkali-kali.
“Alhamdulillahilladzi ahyana ba’dama amatana wailaihinnusuur….ayyuha ath-thulaab wa ath-thoolibaat….istaiqidzuu..istaiqidzuu…min naumikum….,”
Anggota Osis memasuki ghurfah membangunkan para santri.
Masih dengan terhuyung-huyung para santri melangkahkan kakinya menuju masjid untuk melaksanakan qiyamul lail.Sarah dan teman-temannya berjalan beriringan.
Dipandanginya santriwati yang bergegas menuju masjid.
Bibirnya tersenyum melihat Syifa yang lengannya digayut oleh Rhaina.Gadis itu masih nampak mengantuk. Kening Sarah agak berkerut sedikit. Setahunya, mentor Syifa bukan Rhaina. Rhaina adalah mentor Ummu Kultsum 1.
Sementara Syifa menetap di kamar Ummu Kultsum 4.Sarah lalu menyenggol lengan Miss Hasna.
Dan dengan isyarat kepala ditunjuknya Syifa yang berdampingan dengan Rhaina.
Miss Hasna nampak surprise. Senyumnya mengembang.Sarah melangkahkan kakinya mendekati shof tempat Syifa dan Rhaina sholat, kemudian sholat di dekat mereka.
Hatinya tergelitik ingin mencari tahu.
“Allahu Akbar..”Sarah melakukan takbir.
Hati dan pikirannya langsung fokus pada sholat tahajjud yang dilakukannya.Khusyuk membuatnya luruh. Matanya mengembun karena merasa begitu kerdilnya ia dihadapan sang pemilik hidup. Betapa hina dirinya yang belum memiliki cukup bekal untuk “pulang”.
Setelah selesai melaksanakan sholat, mereka mengaji sembari menunggu waktu adzan subuh.
Beberapa santri ada yang menguap, ada pula yang tertunduk tidur padahal mushaf ada di hadapan mereka.
Sayup-sayup Sarah mampu mendengar suara Syifa yang berada disebelah Rhaina. Mereka berdua membaca surah Al-Baqarah.
Bibirnya kembali tersenyum. Syifa dengan terbata-bata membaca Al Qur'ran, sementara Rhaina dengan sabar membenarkan bila ada bacaan Syifa yang kurang tepat.
Tak lama berkumandanglah adzan subuh.
Sarah terkesiap. Siapa yang mengumandangkan adzan seindah ini? Ia belum pernah mendengarnya. Jantungnya bergetar, air matanya merebak. Subhanallah...luar biasa indah suara adzan itu sampai merasuk memasuki relung-relung jiwanya.Matanya tak sengaja menatap sang mu’adzin saat beliau bergeser menuju shof nya berniat melaksanakan sholat sunah qobliyah.
Kening Sarah mengerut. Lalu ia membuang napas panjang. Ternyata si mu’adzin yang memiliki suara yang begitu merdu adalah sosok asing yang kemarin sore dilihatnya sedang bersalaman dengan Kyai Hamid.
Tak lama ia tersentak, teringat pada pesan WA yang dikirimkan Widya padanya tadi.
“Sholat, Miss.. “ terdengar suara Rhaina mengagetkannya.Sarah mengangguk gugup, kemudian berdiri.
Segera saja difokuskannya pikirannya kembali karena saat ini ia sedang berhadapan dengan sang pencipta. Dibacanya surah Alfatihah dilanjutkan dengan surat Al Kafirun. Hatinya begitu damai.
Setelah semua selesai menunaikan sholat sunah qobliyah, iqomah pun dibacakan.
Shof-shof dirapatkan, kemudian Ustadz Fawaz yang merupakan suami dari Miss Maryam mengimami.
*****
“Anti mutakabbiroh jiddan! Hatta latahtammina whatsapp! “(Anti sombong amat sih! WA ana dicuekin aja!)
Baru saja Sarah menjejakkan kakinya di kampus, Widya yang baru datang langsung menggayut lengannya dan mengomel.
“Wa’alaikumsalam.. “ goda Sarah sambil tersenyum membuat Widya tersipu.
“Haha.. Afwan, Ukh.. Assalamua’alaikum. .” #afwan=maaf
Sarah tersenyum manis dan kembali menjawab salam Widya.
“Gimana? “ tanya Widya tak sabar.
Sarah tersenyum,”Gimana apanya? “
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Cinta yang Memilihmu, tapi Allah yang Memilihmu untuk Kucintai (BCM)
Spiritüel# 1 in Ponpes 31-12-18 # 2 in Cerita Religi 23-2-19 NOVEL DEWASA (SUDAH TERBIT. SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS. SEDANG ON GOING DI APLIKASI KBMApp) Sarah begitu memuja pernikahan abi dan umminya yang menurutnya begitu sempurna. Perjumpaan dengan san...