Kejadian semalam ternyata membuat Syifa down berat.
Ia merasa apapun yang dilakukannya tak becus, ia selalu saja merasa salah dan tak berguna.
Naila dan Rhaina berusaha menghibur Syifa, tapi gadis itu tetap saja bisu. Air matanya tumpah dan pagi ini ia tak mau sekolah karena merasa tak enak badan.“Anti makan ya.. Udah lama nggak makan, jadinya lemes...” ucap Naila.
Syifa hanya membelakangi Naila menatap tembok. Air matanya meleleh lagi.
Ingatannya bergulir.
Semalam Sarah tetap memberinya selamat karena sudah berani tampil meskipun belum maksimal.Tapi justru disitulah Syifa merasa remuk. Ia begitu ingin membuat Sarah bangga. Tapi apa yang sudah diperbuatnya?? Ia malah mendadak gugup dan lupa pada isi pidatonya. Bodoh betul dirinya ini!
Berhari-hari Syifa berusaha menghapalkan teks yang sudah dibuatnya.
Dan ia merasa sudah benar-benar hapal, mengapa tiba-tiba saja ditengah jalan ia mendadak lupa? Dipukulnya kasur melampiaskan kekesalan hatinya.
Sementara di kamar Sarah, ia termenung sambil duduk bersandar bantal di tempat tidurnya.
Semalaman ia tak bisa tidur.
Di pangkuannya ada map yang diberikan Miss Maryam padanya usai acara muhadhoroh.Sarah luar biasa kaget dan tak menyangka sama sekali kalau map itu berisi biodata Ustadz Arkhan lengkap dengan fotonya.
Ya ampun....
Benar kata Widya, ustadz itu tengah mencari pendamping hidup dan ingin melakukan ta’aruf dengannya.Apa yang harus dilakukannya?
Dipandanginya dalam-dalam foto ustadz yang menurut semua orang di ma’had ini begitu tampan. Dicarinya sesuatu yang mungkin mampu menggetarkan hatinya.Pria muda ini berkulit putih, dengan sepasang alis lebat serta mata yang berbinar lembut, senyum yang simpatik. Hidungnya runcing dan bibirnya nampak sempurna dengan deretan gigi putihnya.
Namun ia tak menemukan sesuatu yang spesial. Ustadz Arkhan memang good looking ia mengakuinya, tapi cukup sampai disitu saja. Tak ada sensasi apapun.
“Assalamu’alaikum, Miss! “
Sarah terhenyak dan segera menutup map. Dilihatnya Naila berdiri di pintu.
“Afwan kalo ana ganggu... “
Sarah tersenyum,
“Wa’alaikumsalam... Tafadhollii, Naila.. “ ucapnya lembut. #silakan
Naila kemudian masuk dan menutup pintu. Hari ini Sarah adalah guru piket, ia harus melaporkan Syifa yang ijin sakit.
Sarah menahan napas, “Hal Syifa lam turid tanaa wali ttho’aam? “ (Syifa belum mau makan juga ya?)
“Na’am, Miss.. “ jawab Naila bingung. (Iya)
“Hasan, yumkinuki antadz Habii ilal madhrosah, wa ana sa adzhab ila ghurfatihaa. “ (Oke, kamu bisa sekolah, nanti saya ke kamar.)
Naila pun pamit dan keluar kamar. Sarah segera merapikan map biru di pangkuannya, dan meletakkannya di lemari.
Ia meraih dus minuman cereal miliknya yang disukai Syifa, bibirnya tersenyum dan kepalanya tergeleng pelan.
Ia teringat akan kata-kata Syifa dengan wajah cool nya semalam.Nampak jelas di matanya kalau sebenarnya gadis itu senang akan perhatian Sarah padanya, hanya saja terlalu gengsi untuk mengakuinya.
Sarah memandang sekilas penampilannya di cermin, kemudian ia keluar kamar.
Segera dinaikinya tangga dan memasuki setiap kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Cinta yang Memilihmu, tapi Allah yang Memilihmu untuk Kucintai (BCM)
Spiritual# 1 in Ponpes 31-12-18 # 2 in Cerita Religi 23-2-19 NOVEL DEWASA (SUDAH TERBIT. SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS. SEDANG ON GOING DI APLIKASI KBMApp) Sarah begitu memuja pernikahan abi dan umminya yang menurutnya begitu sempurna. Perjumpaan dengan san...