Pedang

1.7K 261 87
                                    

Usai satu minggu penuh mereka mengikuti kegiatan study tour di pulau Jeju, sudah waktunya untuk semua anggota rombongan kembali ke Seoul dan beraktifitas seperti biasanya. Mengikuti perkuliahan sesuai jadwal masing-masing.

Namun, lagi-lagi bus yang akan mengangkut mereka mengalami keterlambatan. Membuat Dikey hampir mati bosan karenanya. Tentu saja! Ini sudah hampir setengah jam lamanya mereka menunggu di terminal.

Melihat tas ransel Joshua yang menganggur, Dikey segera mengambilnya. Mengecek apa isi tas besar itu. Senyuman licik tersemat begitu saja, ketika melihat ponsel hyung kesayangannya menganggur di dalam sana. Si pemilik ponsel belum juga kembali, setelah sedari tadi  pamit hendak pergi ke toilet.

Namun, sedang asik bermain masak-masakan, ponsel itu langsung direbut paksa oleh pemiliknya. Wajahnya geram, tak suka ponselnya dimainkan tanpa izin terlebih dulu.

"Kenapa tidak izin dulu? Kau membongkar tasku lalu mengambilnya begitu saja?" Omel Joshua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa tidak izin dulu? Kau membongkar tasku lalu mengambilnya begitu saja?" Omel Joshua.

"Astaga, hyung... Kenapa begitu saja kau bisa semarah ini? Bukankah dari dulu aku memang senang meminjam ponselmu?"

"Makanya aku menegurmu, Tuan Lee Dikey. Aku lakukan ini supaya kau tidak kebiasaan! Kalau kau melakukan itu pada orang lain, mungkin kau akan dilaporkan karena membongkar tas tanpa izin pemiliknya."

"Ck!" Dikey berdecak sebal. "Iya, maafkan aku. Sudahlah hyung, aku hampir mati bosan. Izinkan aku bermain di ponselmu sebentar, ya?"

Menggeleng teratur, "tidak. Selesaikan aku dulu bermain, baru giliranmu."

"Mana pedangmu, hyung? Aku ingin lihat!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mana pedangmu, hyung? Aku ingin lihat!"

"Pedang apa?" Joshua protes. "Pisau ini?"

"Iya, itu maksudku. Pedang kecilmu." Dikey meralat. "Astagaaa... Dia imut sekali! Aku suka pedangmu, hyung!"

"Aish, diamlah! Biar aku saja yang memimpin."

"Tuangkan minyaknya, hyung! Akan lebih puas jika memakai minyak." Dikey semakin antusias. "Ternyata hyung sudah sangat pandai bermain, ya! Itu sangat enak."

"Bukankah kau yang mengajariku?"

Dikey dan Joshua terus mengoceh, tak sadar bahwa kalimat itu telah berhasil menarik perhatian mahasiswa lainnya. Terutama Scoups yang duduk tepat di samping Dikey.

"Aaa! Aaa! Jangan dikeluarkan sekarang, hyung!"

Plak!

Tangan besar Scoups mendarat mulus ke kepala Dikey.

"Ambigu, kampret!"

---

01.11.2018

Sun Flower (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang