Kenalan

1.3K 194 53
                                    

Joshua mengedarkan pandangan ke kiri dan ke kanan. Semua mahasiswa dan siswi sudah berbaris rapi. Joshua jadi tidak bisa menemukan di mana seluruh angkatannya berbaris.

Melihat satu ruang kosong, Joshua mengambilnya asal. Biarlah, yang penting ia ikut dalam barisan. Tak peduli meski akan dianggap orang asing.

Biasanya Joshua tidak pernah terlambat seperti ini. Tapi karena kemarin malam ia begadang berkat tugas yang harus dikumpulkan pagi ini, mau-tidak mau Joshua harus menyelesaikannya secepat mungkin.

Laki-laki yang memiliki tinggi beberapa senti di atas Joshua sedari tadi berusaha curi-curi pandang. Ia sungguh merasa aneh dengan pemuda tersebut. Dikey belum pernah melihat Joshua sebelumnya. Apakah Joshua adalah mahasiswa yang baru masuk dan seangkatan dengannya?

 Apakah Joshua adalah mahasiswa yang baru masuk dan seangkatan dengannya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sempat melirik berulang kali, Dikey mendesah pelan. Laki-laki di sampingnya itu nampak serius mendengarkan Pak Dekan berpidato di depan, meskipun ia sempat terlambat datang.

Sebenarnya Dikey hendak menegur. Bertanya apakah benar ia mahasiswa baru atau bukan. Namun, malu juga rasanya kalau bertindak sok akrab begitu saja. Meski memiliki sifat yang terkadang memalukan, ia masih memiliki urat malu, ngomong-ngomong.

"Ekhem!" Dikey berdehem nyaring, namun Joshua tak bergeming.

Sesekali Dikey lihat pemuda di sampingnya itu tertawa kecil begitu mendengar ocehan Pak Dekan yang memang terkenal sedikit jenaka. Melihat laki-laki yang bahkan belum ia tahu namanya siapa itu tertawa, Dikey pun ikut tertawa dibuatnya.

Sebenarnya ia tidak tahu kenapa mahasiswa dan siswi lainnya tertawa. Dikey hanya ikut tertawa karena melihat laki-laki asing itu tertawa. Terlihat lucu dan menggemaskan.

"Ekhem!" Dikey berdehem lagi.

Dan kali ini teguran penuh kode rahasia Dikey akhirnya mendapat respon. Joshua menoleh ke arah Dikey berdiri. Melempar senyuman tipis.

"Kau batuk?" Tegur Joshua.

Laki-laki Hong itu merogoh kantung tas ranselnya. Mengeluarkan botol minum berukuran mini, lalu memberikannya pada Dikey.

"Minumlah," ujar Joshua lagi.

"Ah, t-tidak usah, aku hanya-"

"Ambil," pinta Joshua mutlak. Pemuda Hong itu mengambil tangan Dikey, memberikan botol minum miliknya. "Maaf aku hanya punya ini, tapi kau bisa izin ke panitia untuk pergi ke unit kesehatan dan meminta obat batuk."

Tentu saja setelah kalimat panjang itu keluar dari mulut Joshua, Dikey turut berujar dengan amat panjang. Bahkan jauh lebih panjang. Dikey tidak bisa berhenti bicara. Mengajak Joshua berkenalan dan saling bercerita kenapa mereka berada di paling belakang barisan. Dari situ diketahui, Joshua adalah senior satu tingkat di atas Dikey.

Dikey amat senang karena berhasil berkenalan dengan orang yang berdiri di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dikey amat senang karena berhasil berkenalan dengan orang yang berdiri di sampingnya. Orang itu begitu ramah dan memiliki senyum yang manis.

"H-hyung," tegur Dikey lagi. Menunggu Joshua menoleh, barulah ia kembali bersuara. "Apa hyung tahu apartemen murah dekat sini? Aku tidak enak menumpang terus di rumah keluarganya Mingyu."

---

13.12.2018

Chapter berikutnya, chapter yang terakhir untuk work ini yaaaa ><

Sun Flower (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang