Disarankan membaca ulang chapter satu supaya feelnya lebih kerasa.
***
Krystal membuka kelopak mata. Mendapati dirinya masih terbaring di atas ranjang putih tempat mereka bergulat semalam. Ia mengerjap, tidak berniat untuk bangun, karena tubuhnya masih terasa sangat letih. Ditatapnya nanar lantai ruangan itu. Ada lingirie yang tergeletak asal, bra hitam miliknya serta benda-benda lain yang ia tahu, itu milik Chanyeol.Aku memang jalang.
Dia ingin meneriakkan kalimat itu, tapi yang bisa dilakukan hanyalah mengucapkannya dalam hati seraya tersenyum miris.
Tidak salah jika Chanyeol menyebutnya begitu. Tidak salah jika wanita-wanita itu menatapnya begitu hina. Meski membantah berkali-kali, nyatanya Krystal hanya wanita yang bertugas memuaskan laki-laki penguasa atas dirinya bernama Park Chanyeol.
Wanita itu menghela napas panjang sebelum memutuskan bangun dari posisinya. Dia melingkarkan selimut putih di tubuhnya sebatas dada lalu turun dari singgasana.
Ck! Singgasananya bukanlah tempat seorang ratu seperti bayangannya. Melainkan sprei kotor berhias sperma Chanyeol. Menyedihkan.
Krystal terenyak, mendapati Chanyeol baru saja keluar dari ruang pakaian dan tengah memasang dasi hitam pada kemeja putihnya. Laki-laki itu menatapnya dingin, seolah lupa kalau semalam mereka bahkan berbagi kehangatan. Lupakan soal itu. Krystal tidak heran, karena hidup hitungan tahun bersama Chanyeol membuatnya terbiasa dengan sikap angkuh laki-laki itu.
Wanita itu berjalan tertatih, membiarkan pakaiannya tergeletak karena nanti pelayan pasti akan mengurusnya tanpa perlu bertanya. Dia melewati Chanyeol begitu saja, tanpa sepatah kata, hingga suara bass laki-laki itu menginterupsinya.
"Hari ini tidak usah ke mana-mana," ujarnya. Krystal mendengarkan, tapi dia enggan menoleh. "Semua keperluanmu, kau tinggal minta. Aku tidak mau kau membuat kekacauan dan suasana menjadi lebih buruk dengan tingkah bar-barmu."
Krystal memutar bola matanya. Lantas berjalan masuk ke kamar mandi seraya membanting pintunya kuat. Peduli setan dengan Chanyeol. Dia tidak ingin berdebat dengan laki-laki sialan itu sepagi ini, meski dalam hati Krystal sangat tidak terima dengan ucapan pedas dari bibir panas yang semalam membuainya.
Ayolah, bagaimana bisa Chanyeol mengatainya bar-bar? Dan apa itu tadi? Membuat kekacauan. Ingin rasanya Krystal mengingatkan kalau semua hal yang terjadi kemarin adalah karena kelakuannya. Namun apalah daya, gadis itu lagi-lagi hanya bisa menahannya seraya menitikkan air mata di bawah shower.
Cepat-cepat dia mengusap sudut mata, karena pantang baginya menangis. Hatinya sudah terlatih untuk menerima semua pukulan dan pahitnya hidup dalam jaminan seorang Park Chanyeol yang bahkan tidak menjanjikan apapun selain rasa sakit.
Krystal menyadari semuanya, tapi dia hanya lah Krystal, yang sesering apapun Chanyeol menyakiti, dia hanya bisa memaafkan dalam diam.
***
Bosan. Satu kata itu mendeskripsikan semua perasaannya. Seharian ini Krystal tidak bisa ke mana-mana. Chanyeol dengan semua kesialannya membuat dia harus menahan diri dengan menonton TV, mengganti chanel yang menurutnya tidak menarik, makan, tidur, makan lagi lalu menonton lagi.
Dia menghela napas kasar seraya menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang, tepat saat pintu kamar dibuka dan Chanyeol berdiri di sana.
Krystal terdiam, tidak bergerak sedikitpun. Hanya ekor matanya yang mengikuti pergerakan Chanyeol ketika melonggarkan dasi lalu mencari sesuatu di dalam laci. Tanpa sadar dia penasaran, hingga kini Krystal terduduk di pinggir ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartless
FanfictionWARNING! 19+ with mature content HR (181014) #5 Chanstal (181021) #4 Chanstal