4

5.2K 1K 226
                                    

PIYORIN's

Aku punya beberapa kabar baik dan buruk yang kurasa harus kuceritakan dengan sesingkat-singkatnya.

Kabar buruknya, ini sudah siang dan alarm istirahat makan siang baru saja dibunyikan beberapa saat yang lalu.

Orang yang seharusnya kucari adalah seseorang yang tidak sengaja mendapatkan tubuhku, dan aku tidak tahu siapa orang itu. Kabar buruk yang lain, aku lapar. Ya, tubuh ini lapar dan aku harus makan atau aku akan mati mengenaskan di sini.

Ada banyak laki-laki yang datang menyapaku dan itu jelas bukan hal yang biasa untukku, atau untuk Vampix asli yang ada di balik tubuh Yanda, yang kini tersedak makanannya sendiri karena menangkap basah laki-laki yang mengedipkan matanya ke arahku.

Kurasa dia melupakan fakta bahwa laki-laki dan perempuan yang ada di akademi saling bertukar jiwa. Ya, itu sangat lucu.

Kabar baiknya, akhirnya dari sekian banyaknya laki-laki yang datang, Light akhirnya bergabung di meja kami dan menatapku selama beberapa saat.

Tunggu, sebenarnya itu bukanlah kabar yang baik, jika seandainya dia tidak segera menoleh ke Yanda dan bertanya dengan heran.

"Kau siapa? Kau juga siapa?" Pertanyaan itu ditujukan kepada Yanda (Vampix) dan juga aku.

"Aku Piya," ucapku.

"Aku Vampix," jawab Yanda (Vampix).

"Oh, kalian orang yang kucari!" ucap Light dengan senyuman lebar.

"Kau siapa?" Yanda (Vampix) bertanya sambil bersidekap tangan.

"Aku Yanda," ucap Light sambil tertawa kecil.

"Eh, serius?" tanya Yanda (Vampix), menurunkan tangannya—tidak jadi bersidekap, tidak jadi mengintrogasi. Padahal kukira Yanda bisa melihat sisi buruk Vampix saat Yanda tidak ada di sekitarnya.

"Iya," jawab Light (Yanda) sambil menahan tawa karena geli dengan sikap Yanda (Vampix)

"Yang ada di tubuh pacarmu itu gadis lain, lho. Mengapa kau malah tertawa begitu?"

Dan hal yang mengagumkan langsung terjadi, Yanda (Vampix) percaya begitu saja bahwa yang ada di tubuh Light adalah Yanda yang asli. Padahal, Vampix seharusnya lebih waspada karena peluang seseorang mengaku-ngaku saat ini sangatlah besar, walaupun memang dalam keadaan genting seperti ini.

"Aku daritadi cemas, kok. Tapi untung yang jadi Vampix itu Piya, aku jadi sedikit tenang," ucap Light (Yanda) pada Yanda (Vampix).

Aku menaikkan sebelah alis. Apa maksudnya dengan itu?

"Jadi," Aku memilih memecah keheningan daripada menjadi pajangan di antara mereka. "Apakah ini rantai empat?"

Light (Yanda) menatap ke arahku, aku tersentak selama beberapa saat. Lupakan fakta bahwa aku masih takut berhadapan dengan Light yang asli. Ada semacam sengatan aneh dari tatapan Light yang membuatku merinding ngeri.

"Hello, Yanda? Vampix yang asli ada di sini," tegur Yanda (Vampix) sambil mengibas-ngibaskan tangannya di antara tatapan kami.

Light (Yanda) menolehkan kepala ke Yanda (Vampix) dan tertawa karena Vampix cemburu, sebab Yanda menatap ke arahku yang faktanya berada di dalam tubuh Vampix. Padahal, mencemburui diri sendiri tidak lebih lucu daripada itu. Ya, mari menyebutnya begitu, karena Vampix cemburu kepadaku, itu faktanya.

"Habisnya, aku membayangkan wajah Piya yang lucu karena sedang bingung, tapi dia malah jadi keren sekali karena ada di dalam tubuhmu!" Light (Yanda) kini menjerit heboh ala gadis-gadis yang fangirl-ing seperti baru saja bertemu dengan idola mereka.

Light jadi kelihatan aneh karena bertingkah begitu.

Dan PERMISI?! Apa maksud Yanda dengan mengatakan kalau wajah bingungku sangat lucu dan menghibur?!

Aku kesal, tapi tidak mampu mengatakan apapun.

"Kau berhasil menemukan orang lain, Yanda?" tanyaku kepada Light (Yanda).

"Aku berhasil ditemukan oleh Light yang asli. Dia menyapaku sebagai Kazie, tadi."

Sebagai Kayaka! Baiklah, itu artinya aku tinggal mencemaskan kemana tubuh asliku berada. Aku hanya tenang beberapa detik sampai aku menyadari fakta baru.

"Eh, tunggu. Di tubuh Kayaka, katamu?"

Light (Yanda) tiba-tiba memelototiku, "Jangan memanggil Kazie dengan nama pendeknya di tubuh Vampix!"

"Astaga, Yanda! Jangan mencemburui hal yang tidak penting!" balasku, malah ikut marah karena terpancing emosi.

"Eh. Aku benar-benar tidak bermaksud," ucap Light (Yanda) dengan wajah pucat. "Mengapa aku harus marah karena kau menyebut nama asli Kazie?"

"Ya, kurasa itu reaksi alamiah dari Light." Yanda (Vampix) bergumam dengan wajah super jahil dan mencari-cari keberadaan Light asli di antara kerumunan orang-orang yang sedang menikmati makan siang.

"Oh ... Jadi Light terhadap Kazie ..." Light (Yanda) malah ikut memasang tampang jahil, lalu terkekeh seolah itu memang lucu.

Pasangan terjahil telah ditemukan, saudara-saudari sekalian!

Detik itu, aku menyadari bahwa itu adalah reaksi dari tubuh Light yang asli. Bahwa Light tidak menyetujui orang lain memanggil nama asli Kayaka. Seharusnya kami sudah menduganya sejak awal, tentang perasaan Light yang sesungguhnya.

"Bukankah itu berarti ini bukan rantai empat?" tanyaku setelah emosiku mulai terendam oleh fakta bahwa Light (Yanda) tidak bermaksud melakukannya.

"Kau sedang membicarakan kebetulan darimana?" tanya Light (Yanda) dengan kesal, "Mana mungkin ada yang seberuntung itu hanya rantai empat! Kalau hanya empat, mana mungkin permainan ini diadakan dari pukul sepuluh pagi sampai pukul enam sore."

Baiklah, kali ini Yanda memang benar.

"Daripada berdebat tidak jelas di sini, lebih baik kita menunggu rantai-rantai lain menemukan kita di sini," ucap Yanda (Vampix) yang mendadak bijak.

Akhirnya aku dan Light (Yanda) pun menyepakati hal itu.

***TBC***

Hmm (10 jam)

Cindyana

HIDE and SEEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang