10

3.4K 687 389
                                    

PIYORIN's

Akhirnya, walau dengan perasaan emosi yang amat menggebu-gebu, kami melanjutkan misi kami. Tidak ada lagi yang membahas perihal berpencar setelah Hize menceritakan masalah besar yang sebenarnya tengah kami hadapi. 

Mengendalikan kekuatan asing, seperti dulu. Kembali di titik nol, kembali menjadi si Tak Tahu Apapun. 

Tampaknya aku mulai bisa mengerti maksud dari semua perbuatan yang dilakukan oleh mereka. Dan tampaknya itu berkat kekuatan aneh Vampix. 

Mereka ingin menguji penguasaan diri kami, tak peduli kemana jiwa kami berkeliaran, kami harus mampu beradaptasi dengan raga yang kami miliki. Semuanya persis seperti pertama kalinya raga kami berada dalam dunia asing dan kami dipaksa beradaptasi. Namun limit waktu adaptasi ini, kurasa ini agak berlebihan! 

Aku masih sama seperti prinsip pertamaku ketika menyadari bahwa permainan telah dimulai; Aku harus bisa menemukan tubuhku! 

Kami berkeliling di tanah lepas yang saat ini ramai oleh orang-orang yang panik, tapi kebanyakan dari mereka sudah berkelompok, mencari ujung rantai mereka.

Kulihat langit mendung yang gelap mengikuti kelompok kami bergerak. Mencolok sekali, terlebih karena kami memutari area sekitaran asrama. 

Tentu saja, hanya satu-satunya orang yang bisa kujadikan tersangka, Sonic--yang tak mampu mengendalikan dirinya--terlihat jelas bahwa dia sangat khawatir. Sebenarnya kurasa semua orang di sini mengetahuinya, apalagi cuacanya seterang-terangan itu, tapi semuanya diam aja mengingat mereka juga gelisah dengan kemungkinan buruk yang akan terjadi nantinya. 

"Hize, apa saja yang kau dengar?" tanya Yanda (Vampix) ketika melihat Invi (Hize) kelihatan pucat. 

"Keributan, kepanikan, keributan." Invi (Hize) menatap kami semua dengan tatapan kesusahan. "Dan Invi selalu mendengar semua ini setiap hari?" 

"Invi pernah curhat, dan ya, dia sudah terbiasa, katanya," ucapku. 

Invi (Hize) menyentuh dahinya sendiri dan berbisik pelan, "Sudah kuduga, aku harus terus di dekatnya."

Anehnya, tidak ada siapapun yang bereaksi dengan kata-katanya. Kurasa hanya aku yang mendengarkan kata-kata mengerikan itu. Rasanya aku ingin merinding, tapi tubuh Vampix tampaknya tidak merinding semudah itu. 

"Sebenarnya ada cara agar kita bisa menemukan rantai kita lebih cepat." Yanda (Vampix) mengatakan demikian sembari menoleh ke arahku. 

Semuanya malah refleks mengikuti arah pandangnya. 

"Hah? Apa? Aku tidak mau menggunakan kekuatanmu!" protesku, bahkan sebelum mereka meminta. 

"Piya yang terlalu peka menyebalkan, ya!" Light (Yanda) membalas protesku. "Mau kita cepat selesai tidak?" 

"Ya, mau! Tapi tidak begini juga caranya, kan? Aku tidak bisa menggunakan kekuatan Vampix kecuali menggunakan sayapnya!" balasku agak kesal. 

"Iya, benar! Kekuatan Vampix kan termasuk kuat, walau aku tidak menghafal namanya!" Untungnya Sonic (Kayaka) memihak padaku. 

"Menggunakan kekuatan Vampix memang berbahaya, sih." Rainna (Sonic) melanjutkan dengan kalem, sambil melirik ke arahku. Sepertinya sekamar dengan Vampix membuatnya mengetahui beberapa hal yang lebih rahasia daripada yang diketahui umum.

"Kalau Piya kelepasan menggunakan kekuatan Vampix, tidak akan ada Hize yang bisa menahan kekuatannya." Kayaka (Light) mengucapkannya dengan yakin. 

"...Aku ada di sini, tahu." Invi (Hize) menyambung dengan agak masam. 

"Maksudku, Hize yang punya un-attack itu, bukan Hize yang bisa membaca pikiran," balasnya lagi. 

HIDE and SEEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang