Ghost [PJM]

10 3 2
                                    

Warning! Horror Genre!

Bcos it's Halloween

And another one; could be extremely a very short chapter.

..

Jimin ditinggal sendirian di dorm. Sendirian. Hanya dibekali dengan sisa makanan yang masih ada di meja makan.

"Kami tinggal dulu ya. Kalo ada apa-apa tinggal telpon."

Begitu yang diucapkan oleh sang leader sebelum menutup pintu dorm dan keluar.

Jimin beranjak bangun dari sofa, kemudian mematikan tv dan lampu ruang tengah dorm mereka. Ke dapur untuk memasukan bubur tadi ke dalam plastik lalu dibuang ke tong sampah. Mencuci piringnya dan menaruhnya di rak piring. Mengeringkan tangannya dengan tisu kemudian membuang tisunya ke tong sampah juga. Mematikan lampu dan berjalan menuju kamarnya ketika merasa kantuk yang sudah tidak bisa ditahan.

.

.

Ia terbangun sekitar jam 03.47—kalau bangun di jam 03.00-05.00 tanpa ada yang membangunkan, itu berarti ada yang mengawasinya. Entah kasat mata atau tidak.

Merasa tenggorokannya kering, ia menyibak selimut, meski ada rasa takut yang mengganjal di hatinya, ia mencoba mengabaikannya dulu.

Menengok ke kasur sebelahnya, ada Hoseok-hyung disitu. Menghela napas lega ketika tau member lain sudah pulang tadi malam.

Membuka pintu perlahan kemudian menyelip keluar, lalu menutup kembali pintu kamarnya. Berjalan menuju dapur yang sudah gelap gulita.

Berjinjit sedikit untuk mengambil gelas yang letaknya lebih tinggi dari dirinya. Kemudian mengambil air putih dingin dari dispenser. Meminumnya sambil berdiri di pinggir meja makan.

Tiba-tiba pupilnya menangkap sosok perempuan—menggesekkan kukunya di tembok sambil berjongkok. Memberanikan diri menghampiri sosok itu, namun belum selangkah, sosok itu sudah lebih dulu memutar kepalanya dan berdiri. Mata sipitnya membulat ketika melihat wujud sosok itu.

Sebelah matanya mengantung di luar, juga yang satunya bolong—mengucurkan darah seperti air terjun. Mulutnya sobek dari ujungnya sampai ke pipinya yang juga mengeluarkan darah. Rambut hitamnya tergerai panjang.

Jimin ingin sekali rasanya kabur ke kamarnya, namun kakinya seperti ada yang menahannya. Menahannya untuk menyaksikan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Kepala sosok itu terjatuh dari tempatnya dan menggelinding di lantai. Darahnya mengucur kemana-mana. Tiba-tiba sosok itu tertawa dengan suaranya yang melengking—membuat Jimin ketakutan setengah mati dan langsung berlari menuju kamarnya. Mengunci pintunya rapat-rapat. Menggulung diri di dalam selimut sambil menangis sesenggukan karena ketakutan.

Bukannya keadaan semakin membaik, malah semakin seram. Vas-vas yang—kedengarannya ada di kamarnya, pecah—dijatuhkan dengan sengaja.

Kakinya—ada yang menarik kakinya. Jimin berusaha melepaskan tarikan itu dengan menendang-nendang kakinya ke segala arah, berharap kakinya dilepaskan dari cekalan itu.

Ketika dirasa semua sudah mulai tenang, ia membuka mata—menemukan wajah sosok tersebut tepat di depan wajahnya. Spontan dirinya langsung berteriak dan langsung menarik selimutnya.

Namun, bukannya suara tawa melengking sosok itu, malah yang terdengar adalah suara dalam milik member seumurnya—Taehyung.

Mengeluarkan diri dari selimutnya kemudian menggerutu tidak jelas ketika melihat ada Jungkook, Taehyung juga Hoseok yang sedang menertawakannya.

"HAHAHAHA—harusnya kamu liat mukamu Jim, HAHAHA—Lucu abis!!" ucap Taehyung disela tawanya.

"HAHA—bener kata Hyung, harusnya tadi aku membawa kamera—HAHAHA!!" Jungkook menyahuti ucapan Taehyung.

"HAHAHA—Aduh, sakit perut—HAHAHA—tapi tadi tendanganmu keras juga, Jim," keluh Hoseok.

"J-Jadi—Kalian, d-dari tadi usilin aku?" tanya Jimin masih ketakutan.

"Iya," jawab mereka serempak.

"Tadi yang di dapur juga?" tanya Jimin lagi.

Tapi ketiga orang itu hanya diam, bingung.

"Maksudnya?" tanya Hoseok.

"Kita tadi gak ke dapur kok. Ya kan, Jung?" Taehyung bertanya kepada Jungkook yang diangguki oleh si maknae.

"B-Beneran..?" tanya Jimin memastikan.

"Beneran," angguk mereka bertiga.

"Ya, kan tadi aku liat kamu keluar kamar, Jim. Yaudah, aku ajak Jungkook masuk. Trus juga bangunin Hosiki-hyung buat ikutan nakut-nakutin kamu, Jim. Kita udah siap-siap di pojokan pas denger derap kaki lari-lari. Trus kamu tutup pintunya, ya begitu terus. Hosiki-hyung yang narikin kakimu, aku yang mecah-mecahin vas yang udah gek kepake, Jungkook yang jadi setannya," Taehyung menceritakan kronologisnya, mendudukan dirinya di sebelah Jimin, "emang kenapa Jim?"

"K-Kalian serius—gak ada yang di d-dapur?" Jimin bertanya ulang. Masih diangguki ketiga orang itu.

Setelah merasa dirinya sedikit lebih tenang, ia menceritakan apa yang terjadi tadi di dapur. Seketika wajah Jungkook dan Hoseok langsung pucat pasi. Tapi tidak sepucat Taehyung.

"M-Maksudmu.. sosok yang lagi gesek-g-gesekin k-kukunya di tembok i-itu..?" Taehyung bertanya dengan tergagap sambil mengarahkan telunjuknya ke arah yang ia maksud.

"Mana—?" Belum sempat menjawab, wajah Jungkook langsung pasi. Diikuti dengan wajah Jimin dan Hoseok.

Kemudian mereka berempat berteriak histeris ketika kejadian yang menimpa Jimin di dapur terulang lagi tepat di depan mereka.

END

^ 709 words counted ^

Gak serem ya? Yowes lah.

Forget to mention; Taehyung's indigo.

Jangan baca doang gaes, kalo boleh, vote sekalian.

SAENGIL CUKHAHAE JIMINIE!!

SEMOGA MAKIN TINGGI, MAKIN PINTER, MATANYA MAKIN BELO, DAN LAIN-LAIN!!

Tungguin sampe Desember dateng ya, gaes~

Hehehe..

[Birthdays | Draft : 181012 | Published : 181013]

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 13, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Birthdays [Kumpulan OneShots | BTS]Where stories live. Discover now