Catatan Pertama

2.8K 120 0
                                    

Catatan Pertama : Rendra yang Sedang Tidak Beruntung

***

Rendra menyandarkan bahunya pada sandaran kursi yang ia duduki, berusaha memejamkan matanya walaupun dirinya tahu yang sedang ia lakukan sekarang akan berakhir sia-sia. Siapa pula yang bisa tidur di tengah-tengah ramainya angkringan seperti saat ini.

Hari ini Rendra cukup dibuat lelah dengan beberapa hal, dimulai dari motornya yang kena razia polisi, sampai mengharuskannya dirinya kena tilang. Dan juga menjadi alasan keterlambatannya. Sudah jelas dirinya juga mendapatkan hukuman dari guru BP-nya tercinta. Dan juga dirinya kena tuduh mencuri maling mangga milik tetangga Banyu, padahal jelas-jelas Banyulah pelakunya. Sampai yang baru saja terjadi, Rendra dikejar oleh sekelompok banci yang entah mencari apa padanya.

Rendra berharap semoga kesialannya pada hari ini berakhir.

Tapi sepertinya semesta ingin menambah deritanya. Munculnya bocah entah berantah di depannya ini, membuat perasaan Rendra sedikit ragu dengan keyakinannya sebelumnya. Sisa harinya tidak akan baik-baik saja.

"Aku boleh minta tolong enggak?"

Kopi hitam miliknya bahkan belum tersentuh sama sekali, dan entah dari mana bocah perempuan berbaju pink bercorak boneka teddy ini muncul. Tiba-tiba saja berdiri tepat di samping kursi yang sedang Rendra duduki dengan wajah polos dengan sedikit sentuhan memelas. Mirip anjing yang meminta belas kasihan.

Mendadak perasaan Rendra tidak tenang.

"Apa?"

"Minta uang."

Rendra rasa telinganya sedikit bermasalah. Pasalnya ia justru mendengar bocah di sampingnya ini meminta uang kepadanya. Alhasil Rendra mengorek kedua telinganya dengan jari telunjuknya berharap telinganya kembali normal. "Lo barusan ngomong apa?"

Bocah perempuan yang menjadi lawan bicara Rendra, justru mengedipkan matanya berulang kali kemudian menggerakkan kedua tangannya di depan dadanya mengadah langsung pada Rendra.

"Aku mau minta uang."

Detik berikutnya Rendra melongo sembari menatap tangan yang ditadahkan pada dirinya. Ternyata yang salah bukan dirinya, melainkan bocah di depannya ini. Dia pikir, Rendra ini Bapaknya atau bagaimana?

"Gue bukan bapak lo, ngapain minta duit sama gue?”

Rendra sengaja menggeser duduknya serta cangkir kopi miliknya, bermaksud untuk menghindar dari bocah aneh yang entah dari mana asalnya ini. Ia harap manusia satu ini segera pergi dari hadapannya. Namun harapannya pupus begitu kursi panjang di sampingnya terasa terisi.

Matanya melotot begitu melihat seseorang yang duduk di sampingnya memakai baju warna pink, dia bocah aneh itu.

"Njir, lo ngapain ikutan duduk! Pulang sana!”

Rendra sontak saja mendorong bocah itu dengan keduanya, yang sayangnya tidak diterima baik oleh perempuan itu. Bocah perempuan itu sukses mendarat di tanah dengan wajah yang memerah, entah menahan tangis atau menahan malu. Rasa-rasanya Rendra tidak terlalu kencang sampai-sampai bisa membuat orang terjengkang seperti itu.

"Jangan gitu Mas sama pacarnya. Nggak baik."

Sontak Rendra mendongak, memperhatikan sekelilingnya. Sial, hampir semua orang yang duduk di angkringan ini menatap padanya. Lihat sekarang, siapa yang terlihat seperti penjahat saat ini?

Putri MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang