Si Anak Bawang

361 75 74
                                    

Welcome to my first K-rating fanfiction
😄

Yep, ini kisah anak-anak. Ide baru bisa direalisasikan hari ini. Buah dari kekesalan pribadi terhadap fanfict rate K yang isinya nyerempet percintaan.

Enjoy
😄

"Nanti adik-adik akan maju satu per satu. Ambil umbinya satu saja, lalu ditanam."

Seorang guru taman kanak-kanak memberi arahan pada murid-muridnya yang berisik. Semua murid menjawab, "BAIK, SENSEEEEIIIII."

Mereka sangat bersemangat sampai menjawab dengan suara yang membuat sang guru menutup kedua telinga dengan telapak tangan.

Iruka-sensei membuka sebuah kantong plastik berisi umbi bunga lili hujan. Sekilas, umbi itu persis dengan umbi bawang merah, tetapi warnanya lebih coklat dan sama sekali tidak merah.

Mulailah sebuah kisah yang akan dicatat dengan baik dalam jurnal sang guru juga dalam memoriku berkaitan dengan bunga yang cantik ini.

•••

Naruto and Naruto characters belongs to
Masashi Kishimoto

General Fanfiction by Lara Albafolia

Si Anak Bawang

•••

"Jangan menekannya, Hinata. Umbinya nanti sakit."

Naruto menggenggam lengan murid perempuan lain yang dilihatnya seperti hendak menghancurkan umbinya. Hinata kelihatannya lembut, tapi ketidaksabarannya membuat ia menekan umbi ke tanah dalam polybag sampai Naruto bisa membayangkan si umbi kesakitan.

"Lalu aku harus bagaimana?" tanya Hinata. Tangannya sudah tidak memegang umbi itu lagi.

"Korek sedikit saja tanahnya." Naruto membuat lubang kecil dengan ujung jari telunjuknya. Tanahnya gembur jadi ia mudah menggalinya. "Sini, berikan umbimu."

Hinata memberikan umbi bunga coklatnya pada Naruto. Diperhatikannya umbi itu ditanam tapi hanya sampai setengahnya. Setelah selesai, polybag itu diserahkan pada Hinata.

"Terima kasih, Naruto-kun."

"Hehehe...."

Si murid perempuan segera berlalu. Ia memberikan poybag-nya pada Iruka-sensei dan masuk lagi ke kelas.

"Kukumu jorok. Hiiiyy..."

Sasuke memergoki jari telunjuk Naruto. Ada segaris butiran tanah yang menyisip di ujung kukunya.

Naruto ngeyel. "Biarin...."

Sasuke mengernyit jijik pada sikap tak acuh temannya. Jadi dia pun menyerahkan polybag-nya pada Iruka-sensei dan kembali lagi pada Naruto.

"Kau tahu, tidak? Kata Iruka-sensei...." Sasuke pun mendekatkan bibirnya ke telinga si pirang dan berbisik. "Kata Iruka-sensei, di tanahnya juga ada kotoran sapi."

"UAAAPPPAAAAAHHHH???"

Dan Naruto pun ngibrit ke keran di teras sekolah. Dalam bayangannya, dia baru saja mencolok kotoran sapi dengan jari telunjuknya. Oke itu menjijikan.

Si Anak BawangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang