Alanatha (15)

23 3 0
                                    

"Cuma ini aja masnya?"tanya mbak mbak kasir kepada pembeli yang menghampirinya sambil membawa sembako dan beberapa kotak susu.

"Di tambahin juga nggak papa mbak" ucapan cowok itu membuat mbak mbak kasir itu tersenyum,apalagi penampilannya yang hanya memakai celana selutut serta di padukan dengan kaos warna hitam serta topi yang menutupi rambut hitamnya membuat dua orang penjaga kasir itu ingin mencubit pipi Natha.

"Ah masnya bisa aja"Natha hanya tersenyum sambil memastikan tidak ada barang pesanan mamanya yang lupa ia beli,karena sudah di pastikan Arumi akan mencak mencak jika Natha melupakan pesanannya barang satupun.

Setelah mengeluarkan beberapa lembar uang,Natha menerima struk pembayaran serta beberapa uang kembalian,cowok putih itu menenteng belanjaannya sambil berjalan keluar minimarket,biasanya Natha akan kesini setiap hari minggu bersama Arumi,namun kali ini mamanya itu menyuruhnya pergi sendiri karena Arumi sedang tidak enak badan,jika seperti ini Natha jadi takut ia akan mempunyai adik.oke halusinasi Natha memang kelewat tinggi.

"Neta?"Natha menghentikan kegiatan memasukkan belanjaannya di bagasi karena suara cukup keras dari orang di belakangnya.

"Neta"Natha menghembuskan napasnya jengah karena orang di belakangnya kembali bersuara bedanya sekarang orang itu memukul bahu Natha hingga membuat cowok itu menoleh.

Natha mengingat ingat kembali siapa wanita yang kini berdiri di hadapannya,sepertinya ia kenal tapi siapa?

"Yuk Bun"Natha berpaling menatap cewek seumuran dengannya yang baru saja turun dari mobil yang terparkir di sebelah mobil milik mamanya.

"Alanna?"

"Natha?"

"Oh iya Natha deng"Natha baru ingat wanita di hadapannya adalah Bunda Alanna,Natha segera mencium tangan wanita seumuran mamanya itu sambil tersenyum.

"Belanja sendirian?"tanya Diana

"Iya tante soalnya mama lagi gak enak badan"ucap Natha seadanya.

"Wah kamu anak yang baik ya,jaman sekarang mana ada anak cowok yang mau belanja kebutuhan rumah sendirian,biasanya juga nyuruh pembantu"

"Tante bisa aja,oh iya tante mau belanja juga?"

"Mau markir,masih nanya lagi udah tau kalau ke minimarket berarti mau belanja"gumam Alanna,tapi perlu dimaklumi kalau gumaman Alanna lebih pantas di sebut teriakan karena Natha dan Diana juga dapat mendengarnya,bahkan dengan jelas.

"Alanna nggak boleh gitu,"

"Nggak papa kok tan,Alanna emang gitu"

"Heh gue gini cuma ke elo ya"entah kenapa Alanna masih kesal dengan Natha karena kemarin cowok itu menyembunyikan dompetnya.

"Yuk masuk Bun"Alanna berjalan memasuki minimarket dan langsung menuju rak tempat barang barang yang ingin ia beli,gadis itu terlalu sibuk memilih parfum hingga tak menyadari Bundanya masih mengobrol dengan Natha di parkiran, Alanna menoleh sebentar ke arah kaca,di sana terlihat Natha yang sepertinya hendak masuk ke dalam mobilnya.

Benar saja,tak berselang lama Diana menghampirinya sambil membawa troli berukuran besar,wanita itu mengambil beberapa barang sambil membaca daftar belanjaan yang sudah ia tulis dari rumah.

"Bunda ngomongin apa aja sama Natha?"tanya Alanna,pandangannya masih tertuju pada deretan parfum yang tersusun rapi,"kepo ya?"goda Diana.

"Dih siapa yang kepo,orang cuma nanya doang"balas Alanna tak terima,gadis itu hanya khawatir Natha berbicara macam macam pada Bundanya.

"Bunda nggak sabar nanti malem"

Alanna mengernyitkan dahinya,segitu kangenkah Bundanya dengan Nesya? padahal gadis itu tidak ke rumah Alanna hanya untuk beberapa minggu saja,namun kenapa Bundanya sebahagia ini?

ALANATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang