13 Oktober 2018 (2)

2.8K 280 73
                                    

Hembusan nafas berat lagi lagi dikeluarkan oleh Jimin. Ia memandang pilu wajah gadis yang berada di pelukannya itu. Mereka berdua berbaring di tempat tidur sambil menghangatkan diri dalam pelukan satu sama lain. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Artinya sudah dua jam gadis itu berada di kamar hotel Jimin.

Laki laki itu mengusap peluh di dahi wanitanya. Ia begitu khawatir sekarang. Panas di tubuh Seulgi bertambah hebat. Tubuh ringkih itu juga sedikit menggingil padahal penghangat ruangan sudah dihidupkan dan selimut tebal sudah membungkus tubuh keduanya.

Jimin makin mengeratkan pelukannya. Sekarang yang dinyatakan sakit bukan hanya dirinya tapi juga Kang Seulgi. Satu yang menjadi pertanyaan untuk pria itu, kapan Seulgi berangkat ke Amerika? Bukankah jadwal Red Velvet juga padat sama sepertinya?

Tangannya yang terulur meraih handphone di sampig tubuhnya kemudian mendial nomor seseorang sambil terus memeluk erat tubuh Seulgi mencoba menghangatkannya.

"Hallo?" Tersambung. Suara seorang wanita langsung menyapa pendengaran Jimin.

"Seungwan kan ini?" Jimin berbisik pelan berharap seseorang di sebrang telepon sana mendengarnya. Ia tak mau membangunkan Seulgi. Gadis itu harus beristirahat.

"Iyalah siapa lagi coba, napa sih harus bisik bisik? Wah gak beres nih si bantet"

"Ck!! Pikiran lo ngeres banget ye heran gue! Nih Seulgi lagi tidur gue gak mau dia bangun"

"Hah? Seulgi? Anjir woy gimana keadaan Seulgi? Dia gak pingsan kan?"

"Lo tuh ya gak usah teriak bisa gak sih? Ganggu Seulgi nih?"

"Yaelah santai napa? Bukannya lo juga sakit kata anak Bangtan lainnya?"

"Iya, cuman kram di leher gue sekarang dah mending nih"

"Yah syukur deh, pertanyaan gue belum dijawab elah, gimana Seulgi? Khawatir gue sumpah?"

Jimin terdiam sejenak, matanya menatap lekat wajah Seulgi yang begitu pucat dan nampak menggigil.

"Itu yang mau gue tanyain ke elo Wan"

"Maksud lo?"

"Ini gimana ceritanya Seulgi bisa ke Amerika, mana badan dia panas banget lagi. Manager Red Velvet emang kemana?" Jimin memejamkan matanya. Dia tak bisa membayangkan kalau kalau gadis ini tak bisa menemukan hotel penginapannya sekarang. Syukur Seulgi bertemu dengan Taehyung.

"Lo kira kita semua gak cegah dia Jim? Lo tau gimana paniknya kita pas tau dia mau berangkat ke bandara?"

"....."

"Kita semua panik banget, meskipun emang lima hari ini gak ada jadwal, tapi tetep aja Seulgi baru gak enak badan. Dia kayaknya kecapekan gara gara jadwal padet banget"

Jimin memilih diam menunggu Seungwan menyelesaikan ceritanya.

"Mana dia gak nyiapin barang apa apa lagi, dia cuman nyiapin pasport sama dompet doang. Bayangin cobak gimana kita gak panik?"

"Terus?"

"Kita berempat udah cegah dia buat gak pergi. Sampe gue kibulin dia, gue bilang lo udah sembuh tapi dia tetep gak percaya"

Jimin tanpa sadar mengeratkan pelukannya kembali. Hatinya mencelos mendengar cerita Seungwan.

"Bahkan manager kita pun udah ngancem dia, tapi tetep aja dia ngeyel. Dan lo tau sendiri kalau Seulgi udah punya keinginan mau gak mau harus ia lakuin gimanapun caranya"

"....."

"Dia mohon mohon sama nangis sampe SUJUD KE KITA SEMUA. BAYANGIN ITU JIM? BAYANGIN COBA?" Seungwan menekankan kata kata di akhir kalimatnya. Sungguh dia ingin memberitahu pada Jimin betapa besarnya cinta Seulgi kepadanya sampai sampai gadis itu tak peduli dengan harga dirinya.

You and I (seulmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang