Ternyata benar

2.9K 133 20
                                    

2005

"Huweeeㅡrumah-rumahan Jichuuu," anak kecil berkuncir dua itu menangis sejadi-jadinya karena kejahilan Junmen, sang Kakak.

Bukannya membujuk Jisoo, dia malah kabur entah kemana,

"Kamu kenapa nangis?"

Seketika, Jisoo menghentikan nangisnya. Melongo ke atas dan mengedipkan matanya polos,

"Oh, karena rumah-rumahan kamu hancur?"

Anak laki-laki itu terlihat seumuran dengan Junmen, mendengar pertanyaan yang dilontarkannya, Jisoo hanya mengangguk.

Ia pun mendudukkan dirinya di hadapan Jisoo, perlahan jemari kecilnya merapihkan dan mengatur ulang rumah-rumahan milik Jisoo.

"Selesai, jangan nangis lagi. Kalo kamu cuma nangis aja, rumah-rumahan ini ga bakal balik. Percuma."

"Jangan pernah nangis lagi, kamu jelek kalo nangis."

2013

"Masa gini doang ga ngerti Jis?" Jisoo sangat frustasi ia terus menggaruk kepalanya yang tak gatal, tak mengerti dengan soal yang ada dihadapannya kini,

"Nih coba ya perhatiin gue, jadi ini harus dibagi dulu baru ditambahin." Jinyoung tak kalah frustasi, sedari tadi Jisoo tetap tidak mengerti. Ya walaupun Jinyoung masih anak kelas 1 SMA, tapi dia cukup pintar dan handal untuk menjadi guru les privatnya. Jisoo yang kini menginjak kelas 6 SD sangat memerlukan bimbingan belajar seperti ini.

Kenapa tidak ke tempat bimbel saja? Ah tidak, Sooyoung bukan tipikal yang akan membiarkan anaknya pergi ke tempat seperti itu, baginya itu hanya membuang uang dan waktu, lagi pula bukannya belajar malah menjadi tempat bermain, bukan?
Dan, kenapa tidak memanggil guru les privat saja? Lupakah kalian seberapa kaya rayanya Keluarga Kim? Sooyoung sudah pernah mencobanya, dan berakhir dengan guru les privat yang ditangkap polisi karena percobaan mencuri. Berbeda dengan Jinyoung, ia adalah anak dari sahabatnya, Sooyoung juga sudah sangat mengenal dan percaya padanya.

"Udah ngerti Jis?"

"Jis?"

Tidak ada jawaban,

Detik selanjutnya Jinyoung menemukan Jisoo yang melipat kedua tangannya sambil tertidur pulas.

"Kebiasaan, baru 20 menit belajar selalu gini."

Jinyoung mengelus rambut Jisoo pelan, menyingkirkan helaian rambut-rambut halus yang menutupi wajah cantik miliknya.

Jinyoung tersenyum,

"Cantik."

''♡''

2020

"KIM JISOO! BANGUN SEKARANG ATAU MAMAH TARIK BLACK CARD KAMU YA !?"

Gadis yang sedari tadi diteriaki Sooyoung akhirnya langsung terbangun ketika mendengar kata 'black card',

"Ih jangan dong, mamah tega banget sama adek," ucapnya sambil mengucek mata dan mengerucutkan bibirnya lucu. Hadeh . . Anak gadisnya ini sudah besar tapi tetap saja berkelakuan seperti anak kecil, Sooyoung menggelengkan kepalanya.

"Liat dek, udah jam berapa ini!?"

Jisoo mulai membuka matanya, matanya langsung terbelak ketika melihat jam dinding dihadapannya menunjukkan jam 06.20,

"MAMAH KOK TEGA GA BANGUNIN JICHU!?"

Sooyoung hanya menggeleng dan menatap anaknya pasrah, tidak heran dengan pertanyaan yang di lontarkan Jisoo. Selalu saja begini, untung gadis itu adalah anaknya kalau tidak sudah ia buang ke sungai Amazone.

Crazy Kim FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang