Surat 1

7 0 0
                                    

Dear September,

Hallo! Aku memanggilmu September. Tak apa kan? Oh ya, bagaimana kabarmu disana? Lama tak berjumpa. Hampir 4 tahun bahkan. Kabarku? Hmm.. Baik dan selalu baik. Maaf ya jika aku lancang menulis surat untukmu. Aku harap kamu mau membacanya. Kalaupun tidak ya, tak apa. Aku tak memaksa. Aku hanya ingin menyampaikan apa yang aku rasakan dulu, 4 tahun yang lalu. Masa Putih Abu kita atau oh ya aku lupa, bukan kita tapi aku dan kamu. Maaf aku salah sebut.
Kata orang masa putih abu itu masa yang paling indah. Novel bahkan film-film pun berlomba-lomba membuat kisah putih abu dengan beragam cerita yang berbeda. Dan anehnya selalu indah. Lantas bagaimana denganku? Ya aku merasakan hal serupa. Dan itu terjadi karena kamu hadir dalam hidupku. Walau tanpa kamu sadari. Baiklah jika kamu bingung aku akan menceritakannya dilain surat dengan versiku sendiri. Karena aku tak pernah tau bagaimana kisah ini akan diceritakan dalam versimu. Semoga kamu bisa mengenangnya dengan utuh. Aku harap begitu.
Kalau kamu tak berkeberatan, aku akan mengirimu surat-surat lain dengan cerita masa putih abu aku dan kamu dulu. Kalaupun kamu keberatan, maaf. Aku akan tetap mengirimmu surat. Karena bagaimana pun aku tak ingin menanggung kenangan ini sendirian: terlalu berat bagiku.
Finally, cukup sekian dulu surat dariku. Kapan-kapan akan aku sambung lagi ya. Semoga kamu senang dengan kehadiran suratku.

Dari Teman SMAmu,

Annisa

Perasaan Yang Ingin DisampaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang