Aku Raina Angela. Orang biasa memanggilku dengan sebutan Rain.
Aku bersekolah di SMA Negeri Budi Jaya.
Aku bukanlah gadis polos yang kisahnya akan bertemu seorang anak donatur, atau aku bukan seorang gadis nerd yang kisahnya akan berpacaran dengan badboy sekolahan.
Aku bukan gadis yang kaya tujuh turunan, tapi aku juga bukan gadis yang miskin dan berlagak layaknya anak orang kaya.
Aku gadis sederhana, sekolah ini favorit dan isinya orang-orang cerdas. Namun menurutku aku bukanlah orang cerdas, aku gadis biasa.
Aku bukan gadis polos, aku nakal, jahil, kadang keluar masuk ruang BK karena bertengkar atau sepatu dan kaus kakiku tidak sesuai aturan.
Namun aku juga bukan gadis broken home yang memilih menjadi gadis nakal. Bukan. Keluargaku baik-baik saja, harmonis, dan selalu rukun.
Aku nakal juga sewajarnya, tahu batasan dan tahu tempatnya. Hanya di sekolah.
Karena menurutku, sekolah isinya hanya belajar kurang seru, sedikit dibuat kenakalan dan lelucon akan mengingatkan kita saat nanti sudah lulus.
Saat ini, aku duduk di bangku kelas 10 IPA 7. Teman-temanku di awal masuk sudah heboh soal men-doi kakak kelas, atau bahkan kakak senior.
Aku masih masa bodoh dengan doi-doian. Satu hal lagi, aku bukan cewek yang polos dalam urusan hati dan cinta.
Temanku ada yang men-doi senior wajahnya mirip dengan Baekhyun EXO, ada juga yang keturunan bule, bahkan ada juga yang dekat dengan badboy sekolah. Hm sudah biasa dengan cerita seperti itu.
Di malam Sabtu ini, aku mengikuti pelantikan ekskul. Seperti biasa, kita akan menginap di sekolah dan pada tengah malam akan di marahi habis-habisan dengan senior. Aku sudah biasa dan tidak takut. ingat, siapa aku?
Sore ini, reguku yang berjumlah 7 orang sedang mencari ruangan yang ditentukan panitia untuk meletakkan barang-barang bawaan kami dan untuk tidur waktu malam nanti.
"Vania, kok kelasnya kekunci sih?" tanya Gina yang juga teman satu reguku.
"coba tanya itu-tuh, kakak-kakaknya yang mau lewat sini." usulku saat melihat segerombolan senior yang menjadi Penanggung Jawab selama acara pelantikan berlangsung.
Sedangkan kedua temanku tanya, aku memainkan handphone-ku siapa tahu ada notifikasi dari mamaku.
"Dek, jangan mainan handphone dulu ya."
seseorang menepuk lenganku dengan lembut. aku mendongak.
astaga. senior.
matilah aku!
Senior itu berjalan menjauh bersama teman-temannya yang tadi bersama dia.
"ANJIR-ANJIR VAN, GIN! kakaknya lumayan ganteng, Ya Allah!" pekikku sedikit kencang sambil meremas pergelangan tangan Vania yang sedari tadi disampingku.
"Tuh, Fran, kata adeknya ganteng." peringat temannya yang kuketahui namanya Kak Dhika.
"Bukan ganteng, lumayan!" tambah temannya lagi, itu ketua ekskul, Kak Santi.
"Jangan kepedean Fran." sambung lagi Kak Maya. Iya, aku dan kak Maya sering chatting, curhat ya biasalah.
Ternyata setelah kejadian itu, membawa aku dekat dengan Kak Frano, tentunya dibantu oleh kak Maya.
Kak Maya memberi tahu aku ID line kak Frano, setelah aku add aku tak berani memulai chat. Hanya menyimpan kontaknya saja. Aman.
Tapi siapa sangka? Seminggu telah berlalu, tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOI
Short StoryKisah singkat, dimana aku dan dia terjebak dalam rasa cinta. Dimana ada kenangan baik suka maupun duka. Dari manisnya tak terhingga, sampai merasakan dalamnya palung dilautan yang teramat dalam. Tangisan, tawa, lelucon, kecewa, ada dalam setiap bagi...