Ayo! Gomi Zero

12 2 5
                                    

      Perlahan, aku membuka mata. Cahaya kemilau biru dapat kulihat sedikit demi sedikit. Seluruh tubuhku dapat merasakan dingin. Saat sepenuhnya tersadar, aku memperhatikan sekeliling. Semuanya didominasi air. Aku bergerak. Dapat kulihat ada selaput di sela-sela jari kedua tangan dan kakiku, membuatku dapat bergerak dengan mudah. Aku juga tidak merasakan sesak walaupun kusadari kini aku berada di dalam lautan. Dapat kurasakan di rahangku ada insang yang mungkin membantuku bernapas dalam air.

Ah, apakah ini yang dinamakan dunia bawah laut? Tapi, ini tidak seperti yang sering aku lihat di film-film. Kalau dalam film, aku sering melihat indahnya kehidupan bawah laut, di mana laut dipenuhi air biru jernih yang membuat siapa pun ingin menceburkan diri ke dalamnya,  terumbu karang kokoh menghiasi sebagai latarnya, rumput laut bergoyang gembira bersama gelombang air, serta ikan-ikan berenang dengan antusias. Semuanya terlihat indah.

Namun, kenyataan yang kulihat justru tidak seperti yang kubayangkan. Apa yang kulihat saat ini adalah birunya air laut yang keruh, membuatku merasa enggan untuk menjamahnya karena khawatir akan membuat kulit gatal-gatal. Terumbu karang yang ada tampak mengenaskan, apalagi di sela-sela tubuh mereka dimasuki plastik. Rumput laut yang bergoyang pun tidak jauh berbeda, mereka tidak bisa bergoyang lincah dengan plastik yang mengganggu, membuat mereka risi. Ikan-ikan tidak dapat berenang dengan bebas karena saat bergerak, mereka sering kali menabrak dan tersangkut plastik-plastik yang kini mulai merajai lautan.

Ya, yang dapat kulihat adalah lautan yang dipenuhi plastik. Plastik dengan berbagai macam bentuk dan warna mengapung, merusak pemandangan alami kehidupan bawah laut, juga merusak kehidupan bawah laut itu sendiri—bersiap akan merusak kehidupan di atas laut jika terus dibiarkan.

Saat sedang memikirkan keadaan bawah laut, aku mendengar suara gemuruh. Kulihat air laut bergetar. Ikan Pari yang ada di dekatku panik dan seketika pergi menjauh bersama kelompoknya. Tidak lama setelah itu, dari arah timur, aku melihat segerombolan ikan dan hewan laut lainnya tergesa-gesa menjauhi arah datang mereka. Aku bingung dengan apa yang sedang terjadi. Saat sedang memperhatikan mereka, seekor ikan hiu datang ke arahku. Aku terkejut dan terpaku. Kupikir ikan yang terkenal ganas itu akan memangsaku. Tapi, saat ikan itu berada di dekatku, ia justru berseru memperingati.

"Hei, Kawan. Cepatlah kabur. Ada Monster Plastik yang menyerang di sana!" Ikan itu menunjuk arah timur dengan siripnya, lalu pergi seperti yang lain.

Setelah itu, tampak makhluk yang besar dari arah timur. Makhluk itu terbentuk dari plastik-plastik yang tertarik menjadi satu ke arahnya. Ia berjalan menghancurkan isi lautan, menghempaskan ikan-ikan.

Aku berenang menjauhi makhluk itu, tetapi ia mengejarku. Makhluk itu memanjangkan tangannya dan menangkapku. Aku tidak dapat berkutik dalam genggamannya. Perlahan, ia membawaku ke mulutnya. Aku ketakutan, apalagi saat ia akan menelanku hidup-hidup. Ia membuka mulutnya ... dan memasukkanku ke dalamnya.


"Tidaaak!" Aku terbangun.

Oh, aku tertidur di bawah pohon kelapa di pinggir pantai.

Kulihat di sekelilingku ada plastik bekas makananku.

Setelah mimpi itu, aku membentuk pemikiranku tentang plastik. Aku harus mengosongkan plastik dari pandanganku. Sederhananya, dengan tidak membuang plastik sembarangan, memungutinya, dan menaruhnya pada tempatnya.



Selesai.


Plastik bisa menjadi lebih berbahaya daripada ikan hiu sekalipun jika kita tidak memperlakukannya dengan benar.


An: Gomi Zero adalah kegiatan tahunan yang diadakan setiap tanggal 30 Mei di Jepang. Kegiatan ini yaitu kegiatan petik sampah di masing-masing daerah secara bersama-sama.

Kita juga bisa mencoba kegiatan ini dengan hal sederhana. Kosongkan sampah dari pandangan kita; tidak membuang sampah sembarangan, memungutinya, dan taruh pada tempatnya.

Terima kasih,


SunVampire

Minggu, 14 Oktober 2018.

#PlanetOrPlastic
#LoveYourSelfLoveYourPlanet

Ayo! Gomi Zero #PlanetOrPlasticWhere stories live. Discover now