03 : Love Shot

3 1 0
                                    

Ten pun memasuki sekolahnya yang berada di gedung SMA. Di SM, gedung TK, SD, SMP dan SMA memang dipisah.

Ia memasukkan sepatunya ke loker sepatu lalu menggantinya dengan uwabaki.

//Weleh weleh, make uwabaki gaes... Berasa di Jepun.

Sebelum ia memakai uwabaki, ia melihat ada amplop berwarna pink.

Setelah dibaca suratnya adalah sebagai berikut :

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Yang terhormat ananda Muhammad Ten Leechaiyapornkul

Anda belum membayar SPP bulan ini,  diharapkan anda segera membayar SPP bulan ini.

'Perasaan aku sudah membayarnya untuk bulan ini deh...' Gumam Ten.






Terimaka- ehhh candaa...

Baca bagian belakang suratnya kak..

'Um... Okey...' Gumam Ten. Setelah itu, ia membaca bagian belakang dari surat itu.

Langsung to the point aja kak... Ada yang ingin aku bicarakan sepulang sekolah nanti. Temui aku di balkon sekolah.

Terima kasih...
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

'Hm... Ada apa ya? Kalaupun ada yang harus dibicarakan, kenapa harus pakai surat?' Bingung Ten.

Setelah ia membaca surat itu, ia langsung menutup loker sepatunya lalu berjalan menuju koridor disebelah kanan lalu langsung masuk ke kelasnya, 12 IPA 1.

Skip

Sesuai dengan 'perintah surat' itu, Ten pun langsung menuju balkon sekolah yang dimaksud.

Sesampainya di balkon sekolah, ia tidak melihat siapapun disana. Sepi pi pi pi.

Nah loh.

Apakah Ten kena prank?

Author juga ngga tahu.














"Eh afwan kak. Maaf telat..." Ujar Gadis berkerudung bergo bermerek Sanniya.

"Eh iya ngga papa. Santai aja kok."

"Jadi...

etto...

ano...

sono...

Em....

A-aku, udah lama banget suka ama kakak...

Kakak itu...

Kalau misalkan kakak upilnya, maka aku bersedia untuk menjadi kelingkingnya. Aku akan mendapatkan kakak sampai dapat."

'Astaga! Sial! Apa yang telah aku katakan?! Shimatta! Mouuu... Hina-chan wa baka! Watashi hounto ni baka! Baka! Baka! Bakaaaaaaa!' Ucap dalam hati Hina.

'APA YANG HARUS AKU RAKUKAN SEKARRAAAAANG?!' Logat Kansainya mulai keluar sejak tadi.

*salah satu logat berbicara di Jepang.

"M-ma...

maka dari itu,

Maukah kakak menjadi pacarku?"

Sejujurnya, Ten sudah ilfeel sejak Hina mengatakan gombalan 'romantis'nya. Namun yang namanya TEN, ia selalu Tahajud Every Night. Maka dari itu, ia selalu bersabar dalam menghadapi hidup.

//anjaaay....

"Em, maaf ya Hina... Bukannya kakak ingin menyakiti hati kamu. Beneran kakak ngga ada maksud. Jadi, maaf ya..."

Tes

Tes

Tes

Hiks...

Padahal Ten belum selesai bicara, namun buliran 'cai panon' mulai membasahi pipinya.

Bahasa Jepunnya Namida.

"Karena itu sama dengan zina. Maaf ya Hina..."

"I-iya kak ngga papa." Setelah itu, Hina 'tanpa penghormatan balik kanan bubar jalan.' Dirinya tak kuasa menahan isak tangis ini.

'Kak, mengapa kau tolak cinta tulusku? Apakah aku memang hina dimatamu?'
Gumam Hina.

//cailah Hina sa ae lu...

'Astaghfirullahaladzim... Maafkan hamba-Mu ini ya Allah...' Istighfar Ten dalam hati.

T E N ; T A H A J U D  E V E R Y  N I G H T

T E N ; T A H A J U D  E V E R Y  N I G H T

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini dia Hina yang hina dimata Ten. (bagi Hina)

TEN;Tahajud Every Night (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang