2

1.2K 196 58
                                    



Rasanya malam itu sangat panjang. Untuk yang pertama bagi keduanya.. dan entah rasanya seperti candu yang membuat mereka melakukannya berulang kali. Tapi rasa itu sirna setelah pagi tiba.

Jisoo membuka matanya karena silau, rupanya sudah agak siang.. ia tersenyum mengingat apa yang ia lakukan tadi malam bersama kekasihnya, Taehyung. Ia masih begitu ingat, pagi buta tadi, sebelum matahari terbit sempurna, tangan kekar itu masih memeluknya, bibir itu masih membisikkan kata cinta di telinganya.

"Aku mencintaimu.."

Itulah yang lelaki itu katakan berulang kali. Membuat si gadis tersenyum dan kembali terlelap. Tapi ia tidak tahu, jika itu adalah yang terakhir baginya. Jisoo kebingungan mencari Taehyung yang tak ada di sampingnya. Tak ada pula di kamar mandi atau di mana pun. Sampai ia menemukan sepucuk surat di bawah kunci mobil milik Taehyung.




"Soo-yaa, sayang aku mencintaimu.. tapi aku harus pergi. Maaf.. kita tak bisa lagi bersama. Ingatlah aku mencintaimu.."




Seketika air mata gadis itu berjatuhan. Seperti dibawa terbang ke langit dan dijatuhkan begitu saja. Segala yang mereka lalui selama ini, yang tadi malam mereka lakukan sudah berakhir, Taehyung meninggalkannya tanpa alasan. Hanya sepucuk surat dan kunci mobil yang ditinggalkan, mengisyaratkannya untuk pulang dengan kendaraan itu. Jisoo betul-betul tak habis pikir, ia menghubungi kekasihnya tapi tak ada jawaban, nomornya diblokir.

"Brengsek.. kau betul-betul brengsek Kim Taehyung"

Marah, sedih, kecewa, semuanya bercampur dalam diri Jisoo sekarang.


"Jadi.. begini akhir kita?"


.

.


Empat tahun telah berlalu..

Jisoo telah menjadi seorang yang lebih baik, secara ekonomi. Ia bekerja di sebuah kantor  perusahaan properti. Kinerjanya yang bagus membuatnua dipromosikan menjadi salah satu direktur di kantor cabang itu.

Tapi siapa sangka, promosinya tersebut membawanya bertemu lagi dengan luka lamanya.. Kim Taehyung. Di salah satu pertemuan keduanya bertatap muka, saling terkejut satu sama lain sehingga tak mampu berpaling dan tak bisa berucap, hanya saling memandang.

Jisoo terlebih dahulu memutus kontak mata, berjalan menjauh dari laki-laki brengsek yang meninggalkannya tanpa sebab. Tapi derap langkah itu semakin terdengar ketika dirinya semakin cepat menjauh dan tangan kekar itu kembali meraihnya.

"Jisoo.."





.

.





"Kau kembali? Lagi?"

"Maafkan aku.. aku.."

"Tak perlu.. aku tahu alasanmu meninggalkanku, pernikahan itu sudah membuatku mengerti"

AgainWhere stories live. Discover now