teman kerjaku adalah teman tidurku

aku belum menyukaimu

Berdering handphone ku dan dari taufan. 
Aku : "iya halo mas gimana? "
Taufan : " kamu dimana?  Nanti ketempat imam jam berapa? "
Aku : "yaa selesainya kerjaanku ini,  belum tau sih, palingan sore aja lah.  Kenapa? "
Taufan : "oh yaudah kalau gitu,  gak apa apa cuman nanya aja aku".
Aku : "oh gitu mas,  oke nanti aku kabarin ya".
Sekian ~

Aku tahu apa yang dilakukan taufan adalah cara agar aku penasaran dan kepedean,  seolah-olah dia mencari aku dan aku akan merasa dia menyukai aku.  Jelas aku belum menyukainya,  aku masih terpanah dengan pesona nya mas aan. 
Aku mulai tegas dengan perasaanku,  aku tidak boleh terjebak pada asmara di kerjaan,  karena pasti ini akan menjadi menyebalkan. 

Hari berikutnya. Notif di whatsapp ku jadi sedikit sering muncul dari taufan.  Kali ini dia mengajak ku untuk pergi menemani dia ke acara nikahan sahabatnya.  Disini aku harus belagak jual mahal,  dan mempertimbangkan ajakannya. Karena pasti nanti aku diperkenalkan kembali oleh teman-temannya. Tidak mungkin dia tidak bertemu teman-temannya.  Tapi lagi-lagi kenapa aku tidak bisa menolak ajakannya,  dan aku mengiyakan ajakannya. 

Hari cepat berlalu bersama taufan ~
Hari minggu dengan warna hitam sebagai dresscode kami,  yaa kali ini aku dan taufan nampak serasi.  Jarak yang jauh,  dengan sepeda motor matic kami melewati teriknya matahari kala itu dengan banyak obrolan yang kami bahas sepanjang perjalanan.  Sesekali dia memegang tanganku dan menciumnya. Yaa aku banyak menghindari,  dan berusaha untuk tetap jual mahal. 

Taufan itu baik,  dia pintar,  dia menawan,  meski sisi badboy nya dia tidak bisa disembunyikan namun aku mulai menyukainya karena dia pekerja keras,  dia bangun semua mimpi-mimpinya dan mewujudkannya satu persatu. Dia anak pertama dari tiga bersaudara,  dia tinggal di yogyakarta sendirian,  dia punya rumah yang masih dalam cicilan dan itupun dari kerja kerasnya dia.  Sejujurnya dialah yang aku cari selama ini,  hatinya terpaut pada laki-laki ini.