"Disini dikatakan, jika kau ingin kembali, kau perlu memutar benda itu berlawanan arah tiga kali kemudian pikirkan kemana kau akan pergi dengan keinginan yang kuat." Jelas Ron. (ini ngarang bgt ya maaf wkwk)
Kini semuanya menatap kearah Cassie seolah mengatakan 'Apakah kau bisa?'
Mereka terdiam dan menatap Cassie yang menunduk. Gadis itu terlihat melipat-lipat bajunya dengan gugup.
"Mom, aku takut. Aku takut tidak bisa kembali dan bertemu denganmu di masa depan." Cassie kini terisak di pelukan Hermione.
Hermione merasa matanya memanas. Entah kenapa ia juga bisa merasakan ketakutan Cassie. Ia mengelus rambut ikal pirang itu dengan sayang.
"Aku pasti akan bertemu denganmu sayang." Bisik Hermione.
Cassie kemudian beralih pada Draco dan menatap lelaki itu takut-takut. Ia tahu Draco masih belum mempercayainya, tapi setidaknya ia harus mengatakan sesuatu. Jikalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Father, aku minta maaf karena tidak mendengarkan laranganmu. Aku janji tidak akan jadi anak nakal lagi. Aku lebih baik dikurung di Manor daripada tidak bisa bertemu denganmu lagi." Katanya dengan susah payah karena tersedak isakannya sendiri.
Draco tidak tahu perasaan apa ini. Ia tidak bisa menahan rasa sesak yang menghimpit dadanya. Dengan canggung, ia menarik Cassie ke pelukannya. Apakah ini perasaan ingin melindungi?
"Cassie, aku dan ibumu pasti menunggu disana. Kembali lah, aku juga ingin bertemu denganmu di masa depan."
Hermione sungguh terharu melihat pemandangan itu. Ia pikir Draco tetap akan bersikap keras kepala dan menolak Cassie. Tapi ternyata ia cukup dewasa.
Air matanya tanpa sadar meluncur turun. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jika dirinya di masa depan kehilangan anak. Cassie harus segera kembali bagaimanapun caranya.
"Cassie, kau pasti bisa melakukannya. Putar berlawanan arah tiga kali dan pikirkan keinginan terkuatmu." Kata Harry menggenggam erat tangan gadis kecil itu untuk memberinya kekuatan. Ron juga menepuk pundaknya pelan.
"Terima kasih, Paman Harry, Paman Ron. Kita akan bertemu lagi. Aku akan pergi sekarang." Ucap Cassie lalu menjauh dari keempat orang tersebut.
Hermione menghapus air matanya, berusaha tersenyum dan melambaikan tangannya.
Draco memandang Cassie dengan khawatir, namun tetap berusaha tegar.
Sementara Harry dan Ron mengangguk, menguatkan bahwa ia bisa melakukannya.
Cassie pun memutar Time Turnernya berlawanan arah sebanyak tiga kali dan memikirkan ayah ibunya di masa depan.
"Tolong, aku ingin kembali bersama ayah dan ibuku. Kembalikan aku ke masa terakhir aku berada." Ucapnya dalam hati dengan tekad kuat.
Kemudian seisi ruangan terasa berjalan dengan cepat seperti di skip. Orang berlalu-lalang di sekitarnya, melewati dirinya seolah ia tak kasat mata. Ia menutup mata dan berdoa dengan sangat agar bisa kembali ke masanya.
Hingga akhirnya Cassie merasakan dunia di sekelilingnya sudah berhenti bergerak. Ia masih berada di perpustakaan namun hari telah berganti pagi. Apakah ia sudah kembali ke waktu yang tepat?
Setelah sadar apa yang harus dilakukan, Cassie segera berlari menuju ruangan kepala sekolah. Ia harus meminta izin untuk menemui orangtuanya di Manor.
Tapi ternyata, ia dipertemukan dengan kedua orangtuanya di lorong menuju ruang kepala sekolah. Ibu dan ayahnya baru saja keluar dari ruangan Professor McGonagall. Ibunya terlihat menangis di pelukan ayahnya.
"Dimana Cassie kita, Draco?" Tanya wanita itu.
"Sayang, kita pasti akan menemukannya." Ucap sang lelaki menenangkan.
Cassie menatap kedua orang itu dengan perasaan senang membuncah. Ia langsung memekik dan berlari kearah mereka, "Mother, Father!"
"Cassie! Ya tuhan, putriku!" Hermione segera menangkap anak gadisnya ke pelukan dan memeluknya erat.
"Kau kemana saja sayang. Aku mendapat laporan kau menghilang semalaman!" Kata Hermione masih terisak.
"Maafkan aku mother, father. Aku janji tidak akan membuat kalian khawatir lagi. I miss you."
Draco ikut bergabung memeluk anak dan istrinya. Ia mencium kening putrinya dengan sayang. "Jangan lakukan itu lagi nak, kau hampir membuat ayahmu yang tampan ini mati muda."
Cassie terkekeh disela-sela tangisnya. Ayahnya sempat saja membanggakan dirinya sendiri.
"Kita pulang ya?" Ajak Hermione, namun Cassie teringat dengan Time Turner yang dibawanya.
"Mother, aku harus bertemu Professor McGonagall dulu sebentar." Katanya dan Hermione mengangguk.
Begitu sampai di dalam ruangan, Professor McGonagall menyambutnya dengan tatapan garang sekaligus lega. Cassie hanya tersenyum seolah tidak bersalah.
"Young lady! Kau hampir membuat satu Hogwarts gempar karena kehilanganmu." Kata wanita tua yang menjadi kepala sekolah tersebut.
"Maaf Professor. Aku ingin mengembalikan sesuatu padamu." Katanya lirih.
"Aku tidak sengaja menemukan ini di laci Professor Nott. Tolong jangan hukum aku Prof, aku benar-benar tidak tahu apa-apa tentang benda itu." Cassie lalu menyerahkan benda yang ia genggam, Time Turner.
Professor McGonagall terlihat terkejut dengan penemuannya tersebut.
"Terima kasih, Ms. Malfoy karena sudah mengembalikannya. Kau bisa beristirahat seminggu sebelum kembali lagi ke sekolah."
Cassie tersenyum merekah lalu pamit undur diri. Dengan senang ia memeluk ayah dan ibunya di sisi kanan dan kiri. Ia pasti akan menceritakan perjalanannya kepada kedua orangtuanya ketika sampai dirumah nanti.
Sementara itu, Professor McGonagall menyentuh benda itu dengan tanda tanya besar. Professor Nott? Bagaimana bisa ia memiliki benda yang seharusnya dilindungi kementrian sihir?
END
A/N: Sebenernya ini ff oneshot tp ku pisah2 jadi 5 bagian. Makannya konfliknya ringan bgt, atau bahkan gaada. Makasi udah baca :))
KAMU SEDANG MEMBACA
Cassie: Where am i?
FanfictionCassieopeia Jean Malfoy dengan segala kejahilan, keingintahuan, keberanian dan kenekatan akhirnya harus terdampar di waktu yang tidak ia ketahui! "Mother, Father, aku dimana??" - Cassie (Dramione Fanfiction ft. Cassie) A/N: Terinspirasi dari fanfic...