"3,14 memiliki nilai lengkap 3,1415926 yakni hasil pembagian 22 dengan 7. Kalian ingat tidak di mana Dementor sering mengajak kita untuk menikmati segelas kopi di malam minggu? Aku rasa ini tempat yang salah Yati." Fakri berucap sambil berbisik.
"Virginia Garden? Kau yakin kak?" Yuki bertanya keheranan.
"22 per 7" jawab Fakri sembari menatap Yuki dalam-dalam dan menggerakkan jarinya, melukiskan tanda strip antara 22 dengan 7.
Semua tersentak, 22=V dan 7=G. Bila V dianggap sebagai gambar penggaris dan G dianggap kependekan dari Geometry, kemudian dengan jangkar yang terletak di atasnya, inilah satu kesatuan simbol seluruh gerakan Mason di dunia. Di sanalah Hasna mulai paham mengapa petunjuknya adalah sebuah jangkar. Sedangkan Virginia Garden adalah tempat favorit Dementor. Di sana banyak sekali orang yang ia kenal, bisa jadi mereka adalah masonic Great Hope, pusaran masonic-masonic Newweek.
Yati hanya terdiam mendengar penjelasan Fakri, begitupun Ann. Bisa jadi ini hanya sebuah kebetulan, karena Virginia Garden bukan restoran, melainkan taman tempat bersantai di malam minggu.
"Tapi Virginia Garden kan berbentuk heksagram?" Hasna bertanya penasaran. Baginya restoran ini sudah tepat, karena bentuknya seperti lingkaran.
"Kak Hasna ingat tidak, pusat taman itu kan sebuah jalan berbentuk lingkaran? Persis di sebelah kafe kita nongkrong dulu," terang Yuki sambil mengaduk-aduk kopinya. "Heksagram itu simbol Yahudi kan kak? Dalang dari Mason seluruh dunia."
"Sudah-sudah. Yang harus dipikirkan saat ini adalah apa yang harus dikatakan pada pelayan itu. Lihat waktu kita sebentar lagi." Yati menyadari pembicaraan ini sudah jauh dari fokus awal. Meskipun demikian, ia tetap memikirkan sesuatu yang dianggap kebetulan itu. Namun sebagai ketua ia pun harus menyadarkan mereka bahwa nyawa mereka tengah terancam.
"Aku sudah mengenskripsi 3,1415926 dan tidak kutemukan bahwa ini sebuah kriptograf yang pernah kita pecahkan dan bukan juga yang kita ciptakan."
"Ya, benar itu. Ini hanya akal-akalan Dementor untuk menjebak kita. Sebenarnya ini tidak mengartikan apa-apa kan kak?" Yuki menambahkan.
Fakri hanya tersenyum, lalu melanjutkan bicaranya.
"Setelah dirubah menjadi huruf, angka-angka tersebut menjadi CADAEIBF. Aku tahu Ann bisa menjelaskannya." Ia menoleh pada Ann yang sedang berpikir sesuatu.
"Kafe itu, A BID CAFE. Huruf-huruf itu teracak, jika disusun akan menjadi nama kafe itu." Ann menjelaskan singkat, membuat ketiga wanita di dekatnya kaget bercampur kagum.
"Karena itu Yat, aku pikir kita salah tempat." Fakri menambahkan.
Yati berkeringat, ternyata ada benarnya ucapan Fakri. Tapi mengapa jangkar itu dan pelayan itu ada di sini? Apakah ini sebuah kebetulan atau hanya jebakkan? Lagipula di sana blackid-blackid Newweek atau para tikus jarang terlihat, hanya Curcolian yang ia tahu berani nongkrong di sana. Tapi bagaimana jika ia telah salah? Bagaimana bisa ke Virginia? Waktu hanya tinggal beberapa menit lagi!
Ya Tuhan, berilah kami keselamatan.
"Goodnight Sir and Mistress, what can I help?" Seorang yang tinggi, putih, berwajah malay, dengan pakaian pelayan tiba-tiba sudah berada di dekat mereka. Kontan mereka terkejut. Yati menoleh arlojinya kembali, tepat sepuluh menit sebelum pukul 00:00. Hatinya semakin gelisah.
"Eh. Ehmm-ehmm," Yati berdehem, memperbaiki suaranya yang agak parau. "I want to have something, a coffee with the best bid." Yati tidak tahu harus berkata apa, ia hanya menebak-nebak.
"You have ordered something wrong Mistress." Ucap pelayan itu dengan senyum liciknya. "I will wait until ten round clock work, semoga anda bisa memesan sesuatu yang tepat. Atau anda tahu sendiri akibatnya."

YOU ARE READING
V in CASE
Short StoryDementor, kembali untuk menghabisi ahli kode yang membentuk kelompok detektif bernama Blackid Curcolian. Ini adalah cerita tentang bagaimana para Blackid Curcolian ini melewati dan memecahkan case pertama mereka. Sementara itu mereka harus berpacu d...