"nu, mabar yok" ajak moonbin yang sedang goleran di atas karpet bulu lembut. eunwoo menggeleng sambil menenggak sekaleng susu beruang dingin yang baru diambil dari dalam kulkas.
"gak ah bin, lagi males gue. lagian lo kalo main curang pake nyabut-nyabut kabel gue segala" dumal eunwoo. cowok berwajah terlalu tampan itu bergabung dengan moonbin di ruang tv namun duduk di sofa.
"halah gak asik lo nu. bilang aja sibuk nungguin balesan chatnya mbak sejeong " kata moonbin pedas.
eunwoo mendelik tidak suka, rasanya ingin menyiram Moonbin dengan susu kaleng yang sedang ia minum. tapi ia urungkan niatnya, mengingat teman main dari kecilnya itu akan sangat berisik kalau mengamuk. dan eunwoo benci itu.
"sok tau lo, ke rumah si rocky apa sanha sana. daripada ngerecokin gue" usir eunwoo. cowok itu terlihat sangat tidak ingin diganggu sekarang, tapi bukan moonbin namanya kalau tidak bisa membuat eunwoo menuruti ucapannya.
"ck, gitu ya lo sekarang gak setia kawan, gak perhatian sama gue lagi. yaudah-yaudah pergi aja gue—" moonbin beranjak dari karpet, dia masih menggantung ucapannya.
eunwoo berlagak cuek namun aslinya penuh antisipasi.
"—mending nongkrong sama bang danik" lanjut moonbin santai namun terdengar seperti ancaman. tangannya sudah menggapai kunci motor diatas meja kaca. dari sudut matanya, moonbin menangkap eunwoo yang mematung. Pemuda itu tersenyum miring, kemudian melangkah hendak keluar dari rumah temannya itu.
"lo gila?. lo mau bin sekarat kaya dulu lagi? ha?!" eunwoo mencengkal lengan moonbin, menahannya untuk melanjutkan langkah.
"bodo, gue bosen gak ada temen main"
yang lebih tua menghela nafas, "ya ampun, oke-oke kita main ps"
eunwoo menyerah, dihadapannya moonbin sudah melompat kegirangan lalu kembali ke posisi nya tadi namun kali ini dengan stick ps di tangan.
"ayo dong nu!!" ajak Moonbin sambil menarik tangan eunwoo. yang ditarik pasrah-pasrah saja. kan, daripada si kampret di sebelahnya main sama anak gak bener itu lagi, batin eunwoo.
baru aja eunwoo duduk di samping moonbin, tiba-tiba bel rumah bunyi. eunwoo refleks berdiri lalu, teriak "iya bentar!"
cowok dengan visual sebelas dua belas sama karakter cowok-cowok di webtoon itu berjalan tergesa ke depan untuk membuka pintu.
"eh, kamu div?"
"hehe iya kak, kael nya ada kan?"
eunwoo tersenyum ramah. "ada kok, tapi kayanya dia baru mandi sih. kamu langsung ke kamarnya aja, paling bentar lagi selesai"
"I-iya kak, permisi ya. aku langsung ke kamarnya kael" ujar diva. kemudian langsung berjalan ke kamar temannya yang ada di lantai dua. meninggalkan eunwoo yang masih menatap punggung perempuan itu dengan tatapan prihatin.
moonbin yang lagi asik nyemilin chitato sambil ngutak ngatik ps itu gak sengaja menangkap sosok gadis berambut pendek sebahu berjalan dengan tergesa naik ke lantai dua. awalnya si ketua ekskul taekwondo itu masa bodoh, tapi saat si perempuan melirik ke arahnya sebentar tanpa senyuman. moonbin merasa dirinya jadi aneh, seperti ada sesuatu yang membuat dirinya tertarik—penasaran.
penasaran kenapa perempuan itu harus murung, padahal ia yakin kalau senyum kecil mampir di wajahnya pasti akan canrik sekali.
saking tertariknya moonbin menatap sosok itu hingga tidak terlihat lagi. mungkin saja kalau eunwoo tidak mengguncang bahu nya beberapa kali, moonbin akan terus melihat kesana seperti orang bodoh.
"bin?"
"h-ha?"
"lo kenapa?" eunwoo bertanya ketika menangkap sikap moonbin yang jadi aneh.
moonbin menggeleng sebagai jawaban."nu, dia siapa?"
"dia siapa, apanya?"
"cewek tadi"
"oh, itu temennya kael. kenapa sih lo naksir?" tanya eunwoo dengan nada jenaka. ah, mana mungkin. dari satu tahun lalu sampai malam kemarin saja temannya itu masih mendeklarasikan dirinya masih setia menunggu kabar dari sang pacar. yang sekarang bahkan moonbin tidak tau masih menganggapnya sebagai pacar atau tidak.
namun anggukan dari moonbin membuat eunwoo tertegun.
"bin?—"
"nu, lo mau kan bantuin gue?"
eunwoo mengangguk, dia tidak sanggup menolak karena menemukan mata temannya itu berbinar cerah tidak lagi mendung, seakan kembali seperti satu tahun lalu saat semuanya masih baik-baik saja.
dengan senyum kecil, eunwoo menjawab "pasti, bin"
dalam hati lelaki itu bertekad, tidak ada yang boleh merenggut binar di mata sahabat karib nya lagi. tidak akan pernah dan tidak seorang pun. kendati eunwoo tau, jalan yang akan ditempuhnya tidak semudah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
make u mine / moonbin°
De Todomoonbin si anak teknik mesin dan lika-likunya untuk mendapatkan si pujaan hati.