Satu

1.6K 118 5
                                    

Dulu pernah, menggapaimu dengan tanganku-begitu dekat, begitu mudah, nyata.

-



Hin. Begitu dia dipanggil. Pawakannya yang manis, dengan kedua mata sayu yang menggemaskan. Pemuda itu memang bukan seseorang dengan kepribadian yang secerah mentari pagi, tapi senyum simpulnya sudah cukup bagi orang-orang terdekatnya merasakan ketenangan didalamnya. Hin bukanlah orang yang akan dengan mudah dekat dengan siapa saja, tapi keramahan pemuda itu selalu bisa membuat orang disekitarnya seolah tertarik bagai magnet mengelilinginya.

Hin memang cukup ceria. Tapi pembawaannya yang tenang mungkin akan bisa menipumu. Didepan sana, dia bisa saja menjadi begitu murah senyum, tapi ketika tidak ada siapapun disekitarnya-hanya teman dekatnya yang akan tahu apa yang sedang dipikirkan pemuda itu. Garis wajahnya yang halus, tatapan mata yang lembut, mungkin orang akan bertanya bagaimana dunia tega membuatnya menjalani takdir didepannya kini.


Hin memang-mempunyai kepribadian yang cukup ceria, tapi setidaknya dulu dia lebih dari ini. Hin yang sekarang, pemuda 24 tahun yang akan tersenyum ramah pada setiap orang-namun itu bukanlah senyum yang akan sampai pada sudut matanya. Senyumnya tidak selebar dulu, tawanya tidak selepas dulu. Dan cahaya itu-yang dulu selalu ada di kedua matanya, kini meredup. Pudar. Bahkan hampir tidak terlihat karena terselimut kabut yang tebal.



-


Aku pernah begitu ringan-menyebut namamu, memanggilmu, menatap matahari bersamamu.




"P' Off, kau lihat dimana Attaphan?"


Hin membuka pintu ruangan yang tengah dijadikan sebagai ruang make up ditempat itu. Didalam ada Off yang tengah menghadap kaca lebar dengan seorang MUA dibelakang sedang menata rambutnya.

"Ai Gun dari tadi tidak disini. Ada apa?"
Off bertanya lewat pantulan kaca yang memperlihatkan kegusaran Nong nya itu. Gun memang belum bertemu dengannya sama sekali. Sejak tiba dilokasi tadi, dia langsung mendapat arahan ke ruang make up karena dia sendiri datang terlambat. Sampai sekarang pun, Off masih belum melihat bocah mungil yang biasanya selalu lengket dengannya itu.

"Au P', aku menitipkan ponselku padanya tadi karena Mae Yui memanggilku. Dan saat kembali dia sudah tidak ada dimanapun :'( "

Hin menyebikkan bibirnya. Kedua alisnya bertemu jadi satu dengan mata menatap Off seperti hampir menangis.

"P', apa sudah selesai?" Melihat P' dibelakang nya mengangguk, Off segera berdiri kemudian melangkah mendekati Hin yang masih berada didepan pintu.

"Sudah bertanya pada p' Kwang?"

Hin menggeleng.
"P' Kwang juga tak ada. Bisa kau hubungi mereka, p'?"

"Khab. Ayo sambil kita cari mereka."

Off segera mengambil ponsel yang disimpannya di saku kemudian mulai mencari kontak Gun didalamnya. Keduanya​ berjalan pelan dengan Hin yang terlihat mengekor dibelakang pemuda yang lebih tua.

H.E.RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang