"Ternyata kau disini"
Suara itu berasal seseorang yang tiba-tiba saja muncul dibelakangnya.Ia menatap seseorang yang mematung didepannya. Sesorang yang sedang ia cari. Ternyata memilih tempat persembunyian tertinggi di kota itu.
Jika kau melihatnya, dirinya benar-benar menyatu dengan langit malam.
Baju hitam lengan panjang dan bagian belakang nya yang sampai lutut hampir mirip seperti jubah yang telah terbakar setiap bagian ujungnya jika terhembus angin.
Surai hitamnya yang cenderung terangkat terkena hembusan angin malam. Membuat luka bakarnya terlihat semakin jelas. Pedar mata biru terangnya selalu mengawasi kota ini.
"Tempat yang bagus bukan? Aku tadi melihatmu saat kemari, kau terlihat sangat kecil." katanya sembari memalingkan wajah dengan sedikit tersenyum.
"Kau lebih terlihat seperti malaikat pencabut nyawa yang sedang mengawasi korban selanjutnya."
"Mungkin saja." jawabnya terkekeh sembari melangkah perlahan mendekati ujung dari gedung tepatnya berpijak.
"Katakan padaku! Apa tujuanmu, Black?"
Langkah nya langsung terhenti. Tepat berada di satu senti dari titik terujung. Ia membalikan badannya, mengarah ke orang yang sendari tadi mengajaknya biaca.
"Tujuanku tak pernah berubah Rei." Black menujukan senyum tipisnya. "Aku hanya ingin mati, selamat tinggal."
Tepat disaat bersamaan, ia menghilangkan keseimbangan dikakinya. Seketika tubuhnya terhuyung kebelakang.
Lalu ia merasa hembusan angin dengan cepat datang dari arah belakangnya. Seperti mendorongnya keatas tetapi juga turut serta menjatuhkannya.
Dengan itu ia dapat melihat pemandangan indah. Pemandangan ketika Rei mengulurkan tangannya ingin mengapainya tetapi terlihat semakin kecil dan juga gedung yang terasa semakin lama semakin tinggi.
Ia juga dapat melihat bulan purnama diatas gedung itu semakin menjauh.
Black memejamkan matanya. Sudah berkali kali ia melihat pemandangan yang sama. Hingga mungkin ia bosan saat ini.
Semakin lama semakin cepat hingga tubuhnya sekarang hanya berjarak satu meter dari tempat dimana harusnya ia akan hancur.
Tetapi hal yang menurutnya menyebalkan selalu terjadi. Tubuhnya mengeluarkan penolakan hingga membuat energi potensial yang akan menghatamnya turun drastis menjadi nol. Ia pun hanya menerima rasa sakit tak lebih dari seorang yang jatuh karena tersandung.
Efek dari tubuhnya tersebut membuat sekitarnya yang beradius dua meter hancur. Bahkan tempat yang akan menjadi tempat pendaratannya timbul bekas retakan cukup dalam karena menerima efek tersebut yang terpindahkan.
Memimbulkan seperti efek gelombang ledakan, sehingga membuat kaca kaca pertokoan dibawah gedung itu pecah secara bersamaan. Suara alarm pun mulai terbunyi nyaring.
Untung saja tidak ada saksi hidup disekitarnya yang bisa saja turut terkena dampaknya.
Black membuka matanya lalu mendecih. "Apa itu belum cukup tinggi?"
Ia pun terbangun dah segera meninggalkan tempat yang sekarang menjadi berisik itu.
Mungkin Tuhan masih menghukumku.
.
.To be continue
......
P.s Jujur saja tokoh Black memang awalnya digambarkan terinspirasi karakter Dabi dari Boku no Hero Academia
Ya, karena saya mengagumi tokoh karakternya.
Tapi saya memasukan cerita ini ke genre fantasi bukan fanfiction dan melalukan beberapa perubahan pada sifat, tingkah laku dan latar belakangnya
Semoga suka ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Flame
FantasyTak semua orang diberkati. Sebuah kemampuan diatas batas manusia. Ditangan merekalah tertanam kesempatan untuk merubah dunia. Tapi apakah mereka masih layak di sebut manusia? Mungkin saja sebelum jiwa manusia mereka lenyap. Diberkati? Menurutku itu...