Bagian tiga : Daun gugur dan segelas cokelat hangat.

3.6K 474 33
                                    

"Aku Park Jimin,  orang yang sama,  yang mencintai sesosok yang sama. Begitu kan? "

Bulan kesepuluh,  lagi aku masih sendiri. Duduk berdiam di bangku taman yang sarat akan romansa keromantisan.  Tapi aku tetap sendirian,  menikmati sore sendu dengan guguran daun yang kubiarkan jatuh diatas kepalaku. Matahari sudah mulai jatuh. Warnanya mirip dengan daun yang terinjak oleh sekelompok orang yang berlarian disana.

Dan aku hanya duduk,  menikmati lagi daun yang jatuh diatas kepala.

Getaran perih kembali aku rasa saat aku ingat ini hari apa. Tanganku kembali mengerat,  dengan gelas karton hangat yang lupa ku nikmati. Lebih indah mengingat tentang kue ulang tahun dengan lilin yang kau siapkan,  daripada segelas cokelat hangat ini kan,  Jungkook?


🐾

Biarkan aku duduk diam disini lebih lama,  tuhan. Menghabiskan hari ini dengan segelas cokelat yang tak hangat lagi. Daripada aku kembali ke rumah besar kosong namun terisi kenangan menyakitkan tentang hari ulang tahunku. Aku takut, teramat takut kalau tak bisa melepasnya lagi.

"Hyung..... " aku bergumam lirih,  menunduk. Membiarkan daun itu menghilang dari kepalaku. "Bagaimana dirimu sekarang? "

Aku bermonolog.

Membayangkan bagaimana rupa kekasihku jika dia masih ada.

Masih tampankah?  Gagahkah? Berjenggot?  Atau bertato?

Apakah senyumnya masih semanis yang dulu dengan gigi kelinci yang menyembul,  meski usianya sudah diangka empat puluh,  jika masih.

Apakah rahangnya masih setajam saat dia mengeram marah,  ketika dia melihatku bergelayut manja dengan temanku yang lain,  jika lihat.

Aku tersenyum. Melihat bayangan itu muncul di depan mataku.  Sosok yang tinggi,  tampan,  dengan rambut selegam arang. Senyumnya semanis kelinci dengan sedikit kerut disudut matanya. Jalannya tegap dan tujuannya hanya kearahku.

Kearahku?



"Hai..... "





Bermimpikah aku?

Atau aku sudah menyusulmu sejauh itu?



"Hyung? "




Bayangan itu terkekeh.  Bukan. Itu bukan bayangan.  Sosok itu nyata,  berdiri didepanku.
"Aku masih dua puluh tahun kalau kau mau tau. "

Aku berusaha menelan ludah. Tapi ini sangat sulit. Kerongkonganku perih,  rasanya banyak duri tertancap disana,  selain dihatiku. Mataku memanas.  Mendengar kata dua puluh tahun. Apalagi sosok itu duduk disebelahku.  Merebut cokelatku yang tinggal separuh. 

"Aku menggantinya dengan yang hangat." katanya..

Suaranya sama. Wajahnya sama. Memang begitukah?  Atau hanya aku yang berhalusinasi?

"T-te-rima kasih. " lirihku.

Dia,  sosok itu kembali tersenyum. Mengingatkan betapa aku sangat mencintai senyum seorang Park Jungkook.

Apa takdir mempermainkan ku lagi? Atau otakku sudah mati sehingga hanya ada bayangan hyung dimataku?

"Kau duduk disini sangat lama. "

Aku hanya mengangguk.

"Ah,  maaf.  Aneh kan aku tiba - tiba datang dan mengganti minumanmu? "

"Tak apa.  Aku hanya kaget. Kau... sangat mirip ..

.... dengan kekasihku.... "

"Kekasihmu? Kau sudah punya kekasih? "

Aku tersenyum,  lalu menggeleng. "Tidak lagi. Dia... sudah tiada..."

"Ah,  maaf. "

Ini percakapan terpanjangku dengan seseorang. Aku suka. Rasanya,  rinduku pada hyung terbayar.

Hyung?  Tidak apa kan kalau aku menganggap orang ini dirimu?

"Aku pikir kita sebaya. Jadi,  aku mendekatimu, ingin berteman. Maaf kalau aku malah membuatmu ingat dengan kekasihm— mantan kekasihmu. "

Secara alami aku mengangguk. Meskipun aku ingin sekali tersenyum.

Aku ingin tersenyum? 

"Namamu siapa? "

Aku menoleh. Matanya bening,  sangat sama. Ini semua sama. Atau aku dikuasai oleh rindu yang membutakan?

"Jimin. Park Jimin. "

Dia mengulur tangan. "Aku Jungkook. Jeon Jungkook. Senang berkenalan denganmu,  Jimin."

Kepalaku masih dipenuhi berbagai pertanyaan. Dan kegelisahan. Dadaku sesak. Nama itu sama. Dengan aura hangat yang sama. Senyum yang sama. Seperti sosok yang sama.

Aku hanya rindu pada hyung. Tapi apakah ini janjimu?  Hyung?  Jawab aku.

Kami hanya terdiam sepanjang sore. Dia ikut menginjak daun gugur di dekat kakinya.  Bahkan tanpa percakapan, bagiku ini semua sudah cukup untukku. Senja oranye,  cokelat hangat.

Dan Jungkook.

Setidaknya itu cukup untuk hari ini,  kan?

tbc

Hey you !  ↭ Kookmin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang