Atha Hafidz Al Farezi Irawan
"Bagaimana tadi ngajar di kelas?
Sukses kah untuk hari pertama? ?
Atau diam membisu? Rasanya nggak mungkin sosok Hafidz diam membisu. Hahaha " ledek Adam sembari membuka buka kitab yang akan di ajarkan nanti di madrasah nya.Iya, Hafidz alumni dari pondok pesantren Nurul Amin. Jadi selama Hafidz mengajar di sini Hafidz tinggal di kamar pusat. Kamar yang di tempati oleh guru guru atau ustadz ustadz di pondok.
"ya seperti itulah, cuma gerogi gimana gitu ? Haha"
"gerogi kenapa? Santri sini cantik cantik kan? Atau apa nih yang bikin gerogi? "
"jangankan tau mana yang cantik mana yang enggak. Mukanya bersinar semua. Bikin sejuk semua. Beda sama di luar sana cantik tpi tak menarik"
"hahahaha" tawa mereka berdua setelah lama berbincang.
Menunjukan jam 2 siang. Padahal baru sebentar Hafidz duduk, sekarang kamar mulai berantakan dan ramai karena mereka yang mengajar di madrasahakan bersiap siap untuk berangkat.
Malas emang malas tpi untuk memcari ridho sang kyai. Apapun akan santri lakukan. Panas, terik, ngantuk, capek, tak pernah di pedulikan. Yang mereka tau mencari ilmu ilmu dan ilmu. Dan berkah berkah lalu berkah. Agar kelak nanti ilmunya akan berguna untuk sendiri dan orang lain.
*Aina Fathiaturrahma
"uhg.. Ngantukk.. Tpi harus berangkat.. Rasanya pengin istirahat sekali" ucap Aina sembari membereskan buku pelajaran pada sore ini.
"ayoo lah nggak usah mikir macam macam.. Kita disini bukan untuk males malesan. Males sekali dua kali boleh. Tpi kamu tiap hari Aina" sahut Kaniya yang melihat wajah Aina yang lesu.
"lahh tiap hari gimana? Aku kan tiap hari rajin? "
"rajin dari hongkong. "
"ihh Kaniya mah suka ngilang ngilangin tau, awas aja "
"dah ayoo cepet pake sepatu. Aku tunggu di depan gerbang okeh"
"hemmmm.. Iya deh"
***
Madrasah Tarbiyatul Mubtadiaat, madrasah yang bisa dikatakan luas bagi pesantren pesantren terkenal. Hampir seluruh muridnya ada 3 ribu lebih disini.
Semua mengaji, mendalami ilmu agama dari dasar sampai kitab kitab yang mulai menjulang ilmunya.
Mereka tak pernah memikirkan akan jadi apa nantinya. Yang mereka lakukan belajar belajar dan belajar agar kelak nanti bisa menjadi apa apa yang mereka inginkan.
Pesantren, bagi mereka yang belum bahkan tak pernah masuk pesantren semua terasa menakutkan, sehari hari kegiatan itu itu saja. Buku dan pulpen saja yang di pegang. Tidak ada istilah internet, televisi, radio, atau apa pun yg berbau tekhnologi.
Bukan buta tekhnologi tpi di pesantren diajarkan bagaimana hidup apa adanya. Hidup menerima keadaan. Hidup tanpa mengenal dunia luar yang keras. Seperti yang dikatakan KH. AHSIN SYIFA AQIEL SIROJ "Ketidak bebasan lah yang akan membuat kita bebas, dan kebebasanlah yang membuat kita tidak bebas"
Mengapa seperti itu? Pesantren. Mengajarkan mereka artinya ketidakbebasan. Ingin itu dilarang. Ingin ini tidak boleh. Tapi karena ketidakbebasan inilah kelak mereka bebas akan menjadi apa saja. Akan pergi kemana saja semau mereka. Asalkan ada ilmu agama yang mendampingi insya Alloh bebas dalam bertindak. Dihormati kesana kesini.
Tapi yang terbiasa dengan kebebasan. Mau keluar kemana pun bebas. Bermain apapun bebas. Semau mereka yang berbuat silahkan berbuatlah sebebas mungkin. Tpi karena kebebasan itulah mereka mencoba akan kehidupan luar yang liar. Yang keras. Yang kejam.
Mereka mencoba menyentuh hal hal yang tidak selayaknya disentuh. Seperti narkoba mereka bebas semau mereka menyentuh nya. Tpi lihatlah beberapa tahun kedepan .
Mereka sakit, mereka over dosis, mereka di tangkap polisi, dimasukan ke dalam sel sel besi yang menakutkan. Bukan kah itu awal dari kebebasan yang menjadi ketidakbebasan.
***
"kaniya, kaniya ayoooo kita simakan lagi, kamu yang baca apa aku yang baca? " ucap Aina memecah keheningan antara mereka berdua. Kaniya yang terlalu menikmati lautan lamunan pun kembali membuka kitabnya.
"ya udah kamu aja Aina yang baca. Entar aku yang murodnya (artinya) okeh"
"heyyy kalian berdua mau dirosahan yya(mengulang pelajaran)??" sambung Aulia dan Nita di belakang Aulia
"iya, mau ikut ayoo cepetan nnti keburu ustadz nya masuk"
"ayuuhh mulai Bismillahirrohmanirrohim.................... "
"Assalamualaikum"
Baru saja ingin memulai dirosahan ustadz pengisi pelajaran sudah masuk"baru aja mau mulai" gerutu Aina dalam hati
"Jika masih ada urusan yang belun diselesaikan, selesaikan dulu, saya tidak akan memulai kalau masih ada anak yang menggngu konsentrasi saya" sahut ustadz Basith yang tiba tiba berbicara seperti itu. Memang ustadz Basith terkenal dengan ilmu lebih yang jarang dimiliki oleh manusia lain. Ustadz Basith juga terbiasa membaca fikiran dri tatapan matanya saja.
Semua lillahi ta'ala kembali ke diri masing masing percaya atau tidaknya. Tapi kuasa Alloh semua wajib untuk mempercayainya bukan?
Aina yang tadi menggerutu sebisa mungkin mencoba menetralkan hati dan fikiran Aina bahwa sindiran tadi kembali pada Aina.
"kalau sudah konsentrasi semua. Silahkan berdo'a dulu"
Setelah mendengar aba aba untuk berdoa serentak santri di kelas 2 wustho itu memulai doanya.
***
Mohon tinggalkan komentar yya.. Maaf kalau masih banyak salah.. Namanya juga abal"😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencari Wajah Kekasih
RomanceMencintai seorang wanita yang entah sekarang ada dimana. Sekarang seperti apa. Dan bagaimana keadaan nya. Hanya bersama sepertiga malam dia ceritakan semuanya