Siang tadi

13 0 1
                                    

Sejujur nya ada rasa benci yang menjalar di tubuh ku ini.
Di dalam hati ku, seolah-oleh terdengar suara
" Pergi lah kamu, dari dunia dan hati ku "
Terdengar sendu, sayup tapi penuh amarah yang bergejolak.

Aku tak tau mulai kapan aku membenci mu, padahal aku tau benci itu tidak baik untuk hati dan fikiran ku sendiri.

Kamu tidak menyuruh ku benci, tapi semua luka lah yang membangkitkan rasa itu. Ku fikir kamu perlu menghilang dari dunia agar rasa benci ku hilang.

Bisa kah kamu pergi ke dunia lain?

Atau bisa kah kamu menghilang dari dunia ku selamanya, ah bukan maksud ku mengusir.

Namun menyimpan sesuatu yang tak seharusnya ku genggam dengan baik adalah sia- sia.

Lagi pula untuk apa aku menyimpan mu dalam hati ku?
Untuk apa ku menyimpan foto mu di ponsel?
Untuk apa ku mendengar suara mu yang tersimpan di rekaman.

Dan, ku kira lebih baik ku hapus semua.

Mulai siang tadi, yang baru saja ku hapus semua kenangan tentang mu.

Untuk apa disimpan jika kamu tak menyimpan?
Untuk apa mengingat jika kamu saja tak ingat?

Bukan, aku bukan mau nya di ingat oleh mu.

Namun seperti yang tadi ku bilang, masa iya aku menahan orang yang sedang di genggam tapi keburu ingin pergi.

Bukan nya aku ingin menghapus apa yang telah terekam oleh dunia, namun ku tau, pasti dunia cukup memahami apa isi kecil dari hati ku ini.

Saat kamu lebih senang tertawa dengan nya dibanding aku.
Saat dunia mu, lebih kau anggap berharga dengan nya.

Lalu untuk apa aku saat siang tadi harus melihat mu, atau berada di antara mu.

Hanya pengganggu kan?

R

SENJA SENDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang