Kebimbangan

18 2 3
                                    

Aku bergegas keluar rumah untuk pergi keacara ulang tahun temanku. Wiwid, temanku malam ini mengadakan pesta ulang tahun dirumahnya, dan Aku berangkat menggunakan sepeda motorku bersama Gilang dan Julian yang sudah menungguku digerbang depan.

"Sorry ya nunggu lama." Kataku saat Aku sampai disamping mereka.

"selow kita mah." sahut Gilang. "Eh Ki, loe bareng Julian ya. gue mau jemput temen soalnya."

"Oh yaudah." ucapku sambil mematikan mesin motor dan turun, lalu mempersilahkan Julian untuk mengendarai motorku.

"Nanti kita ketemu dilokasi aja ya." teriak Gilang diantara suara bisingnya motor Dia.

"Oke." Julian menyahuti sambil melaju menuju rumah Wiwid.

Sesampainya dirumah Wiwid, ternyata disana sudah ramai tapi Aku dan Julian masih belum terlambat, karena acara belum dimulai.

Aku pun langsung menemui Wiwid yang sedang asyik mengobrol dengan teman-temannya yang lain. "Selamat ulang tahun ya Wid." Ucapku seraya memberikan sebuah bungkusan kado untuknya.

"Iya Ki, makasih ya." katanya membalas ucapan selamatku.

"Wid gue gabung sama mereka ya." ucapku sambil menunjuk kerumunan dimana teman-teman kerjaku sedang mengobrol.

"Oke, nanti gue nyusul." sahut Wiwid

Aku pun menghampiri teman-temanku dan ikut mengobrol bersama mereka.

"Cie yang kesini bareng Julian." celetuk salah satu temanku saat Aku sampai ditengah-tengah mereka. Well, sekarang Aku yang menjadi topik pembicaraan mereka.

"Udah si jadian aja." sambung temanku yang lain.

Aku hanya menghela nafas seraya menyangkal ucapan mereka. "Apaan sih kalian."

"Kayaknya udah jadian ya." celetuk temanku lagi

Aku hanya terdiam karena saat itu Julian berada diantara Kami semua.

"Minta do'anya aja biar jadi." sahut Julian menanggapi celetukan temanku itu.

Aku hanya memutarkan bola mata sambil tersenyum malu. Jika saat ini Aku berada ditempat yang terang benderang pasti wajahku terlihat memerah. Yaa, Julian memang pernah mengungkapkan perasaannya padaku lewat chat, tapi Aku belum siap untuk kembali menjalin sebuah hubungan. Karena saat dia mengutarakan perasaannya itu adalah saat Aku baru saja putus dengan Oji.

Oji adalah Laki-laki yang sangat sangat tidak bertanggung jawab, bagiku. Karena Dia menggantungkan hubungan Kita tanpa memberikan Aku kepastian sama sekali. Yaa, mungkin salahku juga yang menyukainya karena Dia mirip dengan teman smpku yang dulu pernah Aku kagumi dan menerimanya sebagai pacar hanya karena Aku merasa sepi saat pacar pertamaku memutuskan hubungan Kami.

Dan Aku pun memutuskan hubunganku dengan Oji saat Dia bisa dihubungi kembali. Aku benar-benar menumpahkan kekesalanku padanya. Aku benar-benar tidak menyangka dengan sikapnya, padahal Aku sangat yakin Dia orang yang dewasa dan tidak suka menyakiti hati wanita. tapi ternyata Aku salah. Dia jauh dari Kata dewasa.

Tidak lama setelah Aku memutuskan hubunganku dengannya, Well, Apa kalian tahu apa yang Aku temukan?. Aku menemukan facebooknya memposting foto-foto kemesraannya bersama dengan wanita lain. Jika Aku memerankan sebuah film kartun saat itu wajahku pasti sedang memerah menahan amarah yang menggebu. Tapi Aku tetap sadar diri, mungkin Dia memang bukan Jodohku. Setelah itu Aku tidak pernah melihat atau berhubungan dengan Dia lagi. Yaa mungkin itu lebih baik.

Kembali kepesta Wiwid, pesta pun dimulai dan berlangsung dengan khidmat. seperti dipesta-pesta pada umumnya Aku dan teman-temanku berfoto bersama sambil bersenda gurau. Tak terasa hari semakin larut, Aku dan teman-temanku pamit untuk meninggalkan pesta yang sudah usai.

Akupun pamit ke Wiwid dan pulang bersama Julian. Yaa karna kami berangkat berdua jadi Kami pun pulang berdua.
"Cie cepet jadian Julian, Rizki." celetuk temanku yang melihat Aku dan Julian keluar menuju jalan raya.

Aku hanya tersenyum, Aku mencoba melihat wajah Julian lewat kaca sepion, tapi sayang tidak kelihatan. Kami pun menyusuri jalan pulang dalam kesunyian malamnya Ibu kota. Aku mau buka percakapan tapi Aku merasa canggung, entah kenapa tidak biasanya Aku seperti ini.

Aku merasa Julian akan mengungkapkan perasaannya langsung padaku, karena saat Aku menolaknya lewat chat Aku menantangnya untuk mengungkapkannya langsung padaku. sepanjang jalan Aku memikirkan apa yang harus Aku katakan padanya Jika dia benar-benar mengungkapkan perasaannya malam ini juga.

Karena terlalu asyik dengan isi kepalaku Aku sampai tidak sadar kalau Kami sudah sampai dikontrakan Julian. Dia pun turun dari motorku dan Aku bergeser untuk mengendalikan motorku.

"Makasih ya Ki."katanya.

"Iya sama-sama."Jawabku.

"Eh iya Ki, gimana buat jawaban yang kemaren?." Lanjutnya bertanya padaku. Saat itu juga rasanya jantungku mau copot, benar saja dugaanku.

"E.... nanti deh ya Jul, gue belum bisa jawab sekarang." ucapku. Kemudian Aku pun pamit untuk pulang kerumah. Diperjalanan Aku merasa galau sekali Aku merasa menyesal, dan tidak enak dengannya. Aku benar-benar bingung, didalam hati Aku ingin menerimanya menjadi pacarku tapi disisi lain Aku takut. Aku takut Dia sama seperti pacar-pacarku yang dulu.

*CERITA INI SUDAH DILANJUT DI ACCOUNT rizeel silakan follow.
Ceritanya diganti judul menjadi Cinta Beda Kota (OTW NOVEL)

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang