Chapter 5 : See You

936 163 47
                                    

Kata orang, bahagia bukanlah sebuah pemberian atau anugerah. Bahagia adalah hal yang dicari dan di saat bersamaan diperjuangkan. Sebenarnya, ada ribuan konsepsi bahagia yang pernah tertulis di muka bumi. Tapi, konsepsi bahagia milik Taehyung sudah lama memudar.

Bukan, bukannya tak bahagia dengan hidupnya sekarang. Taehyung sudah menjadi manusia, ibunya bilang begitu. Sudah punya pekerjaan, rumah, bahkan kendaraan meski masih kredit. Taehyung bahagia dengan hasil jerih payah membuat skripsi dan lukisannya. Kini ia bisa membeli tumpukan pakaian untuk orangtua dan adiknya, bisa menyalurkan hobinya di pekerjaan, dan mengeluarkan uangnya tanpa harus berpikir soal apapun.

Tapi warna rambutnya sendiri akan selalu menariknya ke masa lalu, maka Taehyung pergi ke salon untuk mengubahnya menjadi warna cokelat. Bahkan kopi latte rasa stroberi akan mengingatkannya pada rasa yang tak ingin ia ingat. Taehyung berhenti meminum latte stroberi dan beralih pada teh hijau yang sudah diberi perisa manis.

Taehyung akan berpura-pura batuk dan bilang punya penyakit paru-paru yang cukup berat jika salah satu rekan kerjanya merokok di hadapannya. Tidak, Taehyung tidak terkena asma atau pneumonia yang parah. Karena tentu saja, asap itu akan mengingatkannya pada seseorang.

"Jungkook-ah, kenapa aku harus selalu bersamamu sampai ke tempat kerja begini?" Taehyung memeluk Jungkook dari belakang dan dengan jahil menggeliti pundaknya dengan dagu runcingnya.

Jungkook menggeliat pelan, geli. Seluruh rekan kerja mereka sudah berasumsi bahkan menginterogasi Jungkook maupun Taehyung karena mereka terlampau akrab dan suka saling menyentuh untuk ukuran teman. Bukan menyentuh dalam konteks sensual, tentu saja. Tapi seperti yang dapat dilihat, Taehyung memeluk Jungkook atau mencium pipinya tiba-tiba bahkan Jungkook yang dengan santai akan duduk di atas pangkuan Taehyung kini sudah menjadi pemandangan biasa bagi rekan kerja satu tim mereka.

"Jika kau bosan melihatku kau bisa keluar dari tempat ini sekarang juga dan berhenti menggangguku di saat aku sedang konsentrasi," Jungkook masih menggerakan kuasnya. Mereka bersama tiga orang rekan lainnya sedang mengerjakan sebuah projek untuk dekorasi sebuah bangunan. Membuat mural adalah hal baru bagi Taehyung tapi ia tampak menikmati karya seni barunya.

"Ey, galak sekali. Ada apa hmm?" Taehyung melepaskan pelukannya dan beralih mengambil kuas juga kaleng cat di bawahnya, membantu Jungkook untuk mewarnai bagian yang belum selesai. "Jika kau marah-marah begini kepadaku hanya ada dua alasan, kau kalah taruhan pertandingan sepak bola semalam atau kau kepergok ibumu mabuk-mabukan sampai tewas."

"Bukan begitu, Perancis menang semalam," Jungkook menghela napasnya. Kuas dan kaleng cat yang sedari tadi ia genggam ia taruh di atas lantai yang hanya dilapisi semen dan plastik. Ia berjalan sambil melepas sarung tangannya diikuti oleh Taehyung di belakangnya yang mengekor seperti anak ayam.

Tiba-tiba, Jungkook mengeluarkan sebuah kertas padat dengan namanya tertera di bagian depan. Taehyung menerimanya setelah membuka sarung tangan, lalu membuka sesuai lipatan yang tersedia dan menatap ke arah jungkook dengan mata yang bulat.

"Kim Namjoon dan.... Kim Sohee?"

Jungkook hanya mengangguk, kepalanya ia tundukan dalam-dalam dan ditumpu oleh kedua telapak tangannya sendiri. Taehyung mengembus napasnya panjang, lalu duduk di samping Jungkook yang terlihat seperti orang habis di PHK dan tak mampu menafkahi keluarganya lagi.

"Dia perempuan yang cantik, sudah lulus magister jurusan managemen bisnis, dari keluarga berada, baik hati, dan memperhatikan Namjoon hyung dengan baik. Aku jadi menyesal sempat menentang keduanya untuk bersama meski hanya sebuah perjodohan bodoh oleh orangtua mereka."

"Kau lebih baik daripada calon pengantinnya Namjoon kok, menurutku." Taehyung mengalungkan lengnnya pada bahu Jungkook, menepuk-nepuknya pelan menenangkan sahabatnya yang sepertinya saat ini tengah berada di puncak patah hati. Mungkin ini yang Jungkook rasakan saat Taehyung uring-uringan tak jelas dulu saat baru saja putus dan mengetahui fakta baru soal hubungannya.

Strawberries and Cigarettes [BTS Fanfiction - VMIN] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang