Alarmku kembali berbunyi untuk kesekian kalinya di pagi ini. Dengan mata terpejam aku mulai mencari sumber pengganggu pagi yang suram ini. Setelah terduduk selama beberapa menit, akhirnya kesadaranku muncul. Aku melihat sekeliling kamar. Mencoba mengenali dimana tempatku terbangun sekarang.
"huft..." Ku hembuskan nafas kasar. Sekedar informasi-setelah kurang-lebih dua puluh menit merenung- sekarang aku berada di studio apartemenku. Dengan malas aku langkahkan kakiku menuju kamar mandi. Hidup di negeri orang tanpa orang tua dan bibik yang biasa menyiapkan segala kebutuhan membuatku harus bangun lebih pagi kalau tidak mau kelaparan di tengah pelajaran.
Setelah mandi diikuti dengan tetek bengeknya, aku berjalan menuju dapur. Membuka kulkas dan hanya menemukan wortel, jamur kacing, dan beberapa lembar sawi putih. Menjadi anak rantau membuatmu harus bisa berfikir kreatif kapanpun dan dimanapun. Dan setelah berfikir keras, akhirnya aku memutuskan untuk menumis semua bahan yang ada di kulkas.
Selagi menumis dan menunggu nasi yang sebelumnya aku tanak di rice cooker matang, aku melihat ke jendela. Butiran-butiran kecil dan dingin itu berjatuhan , disertai dengan angin yang lumayan kuat.
"Hhh.. Sepertinya salju turun lebih awal"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Go
Short StoryKisah perjalanan seorang anak perempuan yang mencoba melupakan sakit hatinya untuk pergi merantau ke negeri yang berjarak ribuan kilometer dari tanah kelahirannya. "Kamu bilang mau kemana?" "Rusia" "HAH?" •short part•