~Biarkan rasa ini berkelana~
■■■
Binar mata Gwen tak bisa dikendalikan. Mood-nya membaik saat melihat deretan novel teen fiction yang terpajang rapi di rak buku tersebut.
Sudah setengah jam--sejak dirinya tiba di toko buku. Namun, ia sama sekali belum menemukan buku yang ia incar. Lelaki yang sedari tadi membuntutinya pun semakin kesal dibuatnya. Waktu berharganya untuk belajar sudah terbuang percuma. Ya, hanya demi Gwen Himeka, Gahem Ganendra mau seperti ini.
Sebenarnya, ia masih sangat kesal dengan tingkah kekanak-kanakan Gwen tadi siang yang dengan sengaja memanfaatkan Tomy untuk membuat dirinya cemburu. Hah? Cemburu? Apa benar Gahem Ganendra bisa cemburu?
"Gahem, bantuin dong cari novelnya." Gwen tidak menoleh ke arah Gahem. Kedua matanya masih sibuk mencari keberadaan novel 'Kupu-kupu di bulan Juni' karya Arisa Meitha, penulis yang mengawali kiprahnya di wattpad.
"Gahem."
Tidak ada sahutan.
"Gahem," panggilnya lagi, kali ini Gwen menengok ke belakang dan tidak menemukan Gahem disana. Cewek itu mencari-cari keberadaan Gahem yang entah hilang kemana. Ataukah Gahem tadi sempat membaca buku fantasi? Sehingga dia masuk kedalam buku itu melalui pintu rahasia yang tersembunyi berabad-abad yang lalu? Ya kali, sepertinya Gwen terlalu banyak membaca cerita fantasi.
"Gahem ... where are ... you?" Gwen mulai mengelilingi jajaran rak buku. Tak jarang, ia juga memilah deretan buku itu satu-satu. Barangkali Gahem ada disana.
Oke. Gwen belum berhasil menemukan Gahem. Ia sudah cukup kesal dibuatnya. "Awas aja kalau sampai dia ninggalin gue dan pulang duluan," ocehnya selagi masih memutari rak-rak buku disana.
Saat Gwen hampir marah dibuatnya. Barulah Gwen menemukan cowok dengan kulit kecoklatan tengah berbincang dengan dua karyawan cewek. Mereka terlihat sangat akrab. Gwen tak menyukai hal itu. Dihampirinya mereka dengan langkah panjang.
"Oh, jadi gitu." Gwen cemburu? Entahlah. Dia hanya tidak suka saat Gahem dekat dengan cewek lain selain dirinya. Tentu saja itu aneh. Saat keduanya hanyalah sebatas teman. Atau bisa dibilang--mereka cuma bersahabat.
Gahem dan kedua cewek yang sedang asik berbincang itu dengan kompak menoleh ke arah Gwen.
"Iya, Mbak? Ada yang bisa saya bantu?" tanya karyawan cewek itu ramah.
Gwen melotot. "Apa? Mbak? Emang muka gue keliatan kayak mbak-mbak?"
"Biasa aja dong, gak pake ngegas juga," timpal pegawai yang satunya.
"Iih, kok jadi situ yang nyolot?" Gwen mulai terpancing emosinya. Entah kenapa hari ini, emosi Gwen naik turun.
"Mbak duluan yang ngegas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Voir : Féminine
Teen FictionGwen Himeka, cewek cantik nan energik yang menjadikannya punya banyak teman. Sifatnya yang ramah serta tingkah lakunya yang begitu polos seringkali dimanfaatkan oleh teman-temannya yang bermuka dua. Ia hanya membutuhkan coklat untuk melengkapi hari...