3

31 9 7
                                    

UKS  ruangan yang lengkap dengan macam macam jenis obat dan tempat peristirahatan sementara untuk siswa dan siswi yang sakit. kadang tempat ini juga menjadi tempat favorit bagi siswa nakal yang suka bolos pelajaran di yayasan Terang Bangsa  ini, termasuk Eric and The Gengs. Ya Eric sering sekali bolos pelajaran bersama kedua temannya Alviano dan Reza.

“Lo duduk disini jangan kemana-mana, gue mau ambil revanol sama obat merah dulu” perintah Eric pada Grace. Grace hanya manggut-manggut menanggapi ucapan Eric barusan.

Sembari menunggu Eric mengambil revanol dan obat merah, Grace menatap ke arah luka yang ada pada lututnya ingin sekali ia menangis sejadi-jadinya karena merasakan perih, dan ngilu pada lututnya.
Tak lama kemudian Eric datang membawa revanol dan obat merah yang menuju kearahnya.

“Kalo sakit tahan bentar, jangan teriak. takut disangka orang yang enggak-enggak” ucap Eric berjongkok didepan Grace sambil membersihkan luka yang ada pada lututnya.

“Kok bisa disangka yang enggak-enggak?” tanya Grace kebingungan.

"Gausah sok polos deh lo" Ucap Eric.

"Ihh.. gue tuh beneran gatau, kalo gue tau ngapain juga gue tanya ke lo" jawab Grace sedikit kesal.

“Ckk.. dengerin ya, kalo lo nanti teriak dikiranya gue ngapa-ngapain lo disini, lagian disini gak ada siapapun selain lo sama gue” sambungnya.

Grace yang baru saja mencerna penjelasan Eric baru tersadar kalau di UKS hanya ada dirinya dan Eric saja. Ia bengong dan dengan tidak sengaja membayangkan hal-hal diluar kepala yang akan terjadi padanya jika dirinya berlama-lamaan di UKS dengan Eric.

“Gak usah mikir yang aneh-aneh deh lo, lagian lo gak masuk kriteria gue, lo kurus banget kaya triplek, ga bohay, pendek lagi” sindir Eric dengan nada mengejek menyadarkan lamunan Grace.

“Eh- app-apaan, bodo amat deh gue kurus dan siapa juga yang mikir aneh-aneh” bantah Grace dengan suara gugup.

“Masa? Suaranya kok gugup gitu” goda Eric dengan senyum evil nya.

“Iiih.. apaan sihh, serah deh kesel gue sama lo, udah ah gue mau balik dulu ke kelas” ucap Grace yang akan beranjak dari tempat duduknya tapi ditahan oleh Eric.

“Mau kemana? dasar baperan lo baru digituin aja ngambek. liat tuh darahnya keluar lagi kan.” cibir Eric menunjuk luka di lutut Grace dengan dagunya.

"Biarin, gue mau balik ke kelas aja. Mending lo minggir deh gue mau lewat" Ucap Grace sembari mendorong tubuh Eric agar tidak menghalangi jalannya. Tapi percuma saja Eric yang lebih kuat dari Grace enggan pergi dari hadapannya ia mendorong tubuh Grace kebelakang dan menghimpitnya agar tak bisa kemana-mana.

"Gak, sebelum gue selesai ngobatin luka lo" ucap Eric penuh penekanan. Grace yang mendengar ucapan Eric hanya bisa pasrah dan memutar bola matanya malas.

“Aaaahhh..... Ric pelan-pelan dong sakit tau” teriak Grace lalu menangkis tangan Eric yang sedang memberi obat merah pada luka nya.

“Anjirr lo! gausa pake teriak kali. Gue kan udah bilang dari awal, kalo sakit tahan bentar jangan teriak” ucap Eric dengan suara agak meninggi.

“Biarin! lagian gue juga gak nyuruh lo buat ngobatin luka gu-mmpfthhh” cup-- ucap Grace tidak jelas karena Eric mencium dan melumat sekilas bibir mungil nya.

“Bawel banget lo, terpaksa gue pake cara gini biar lo diem" ujar Eric setelah mencium bibir Grace yang sudah ia inginkan sejak pertama ia menubruknya di koridor sekolah. "udah gak sakit kan?” sambungnya menatap lekat wajah Grace lalu melanjutkan memberi obat merah pada lukanya.

Grace merasakan jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari sebelumnya, ia tak menyangka kalau Eric akan melakukan hal yang tak pernah ia lakukan seumur hidupnya. Batinnya mengucapkan sumpah serapah untuk laki-laki yang ada di hadapannya saat ini karena dengan lancang ia berani mencuri ciuman pertamanya.

"Mampuss..mampuss..mampuss, firstkiss gue. Kurang ajar banget tuh orang, berani-beraninya nyosor bibir  anak orang seenak jidatnya, dikira gue cewek apaan. Pengen gue cakar-cakar mukanya tapi jantung gue kenapa gini amat dah gue bego banget sih" gerutuk Grace dalam hati.

Wajah Grace tampak memucat dan badanya berkeringat dingin setelah Eric secara tiba-tiba mencium bibir nya, ia menatap tak percaya ke arah Eric atas apa yang telah dilakukan Eric kepadanya.

“Selesai, lo bisa balik ke kelas sekarang” ucap Eric.

Eric yang sadar karena sedari tadi Grace menatapnya segera berdehem menyadarkan lamunannya.
"Eheemm.. gak capek lo liatin gue sampe segitunya, gue tau kok gue ganteng” ucap Eric.

"Ehh-ma-makasi ya Ric gue balik ke kelas dulu”  jawab Grace kikuk. Saat akan beranjak keluar ke UKS langkah Grace terhenti karena Eric memanggilnya.

“Graceva!”

“Iya?” Grace mundur satu langkah dan kembali menoleh ke arah Eric.
Eric yang sebelumnya berada di dekat kursi tadi langsung melangkah menghampiri Grace, badanya sedikit membungkuk untuk mensejajarkan tingginya dengan Grace, lalu membisikan sebuah kalimat tanya yang berhasil membuat Grace terkejut.

“Gue boleh cium lo lagi gak? bibir lo enak kaya ada manis-manis nya” ucap Eric kemudian terkekeh. Pipi Grace yang mendapati  sebuah pertanyaan dari Eric seperti itu langsung memerah seperti kepiting rebus.

“Kok gak jawab sih?” tanya Eric pada Grace.

Tanpa menunggu jawaban dari Grace, Eric mendekatkan wajahnya ke wajah Grace lalu melumat bibir Grace dengan lembut Grace yang mendapat ciuman tak terduga oleh Eric otomatis memejamkan matanya.

"Hati-hati ke kelasnya, kalo jalan pake kaki terus matanya liatin jalan, biar ngga tabrakan lagi sama orang" ucap Eric lalu pergi dari hadapan Grace.

***

TBC

Secret RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang