"Itu dia" kataku dalam hati. Ya benar itu dia, tak mungkin aku salah. Mataku langsung tertuju pada Angelina si gadis cantik yang ku kenal waktu itu. Di tempat yang sama ia duduk menunggu. Aku menghampirinya sambil berlari. Dari kejauhan ku lambaikan tanganku ke arahnya. Rupanya ia sendiri duduk di kasir sambil meneguk segelas minuman.
####
Lekukan tubuh mungilnya serta elok parasnya tak mungkin membohongi mataku tuk mengenalnya. Ia pun tersenyum ketika melihatku, lalu balas melambaikan tangannya ke arahku. Dengan segelas sampanye dan sebatang rokok di tangannya, ia menyapaku dengan ramah.
''Hay dit'' sapa angelia.
Ma'af, hampir lupa...hehehehe..
Namaku Aditia, teman-teman sering memanggilku Adit. Hanya dia (Angelia) yang selalu menyapaku dengan sebutan Dit.
Aku juga senang, mau panggil aku apa yang penti itu baik.
####
"Hay Ngel" aku membalas sapaannya.
Bibirnya yang tipis sangat lihai melumat dan menghembus asap rokok dari mulutnya.
Uuuuffff...sungguh sangat sempurna.
####
Seteguk demi seteguk dia menghabiskan minuman dari botol sampanye yang ia pesan.
Sudah...sudah...kamu jangan terlalu banyak minum, kasihan diri kamu Ngel!!! kataku mencoba menegur Angelia untuk berhenti minum.
Rupanya usahaku sia-sia. Angelia justru semakin menjadi-jadi. Malahan dia mengajakku tuk berdansa. Sebenarnya aku sebal sih, karena aku gak suka dansa. hehehehe.
Mau bagaimana lagi keadaan sudah mendesak...
####
Sambil merangkul tangannya pada leherku, ia meliuk-liukan badannya bergoyang sambil mengikuti irama musik. uuufff dia benar-benar sempurna. Namun, dalam kesempurnaannya itu aku sadar kalau aku tak mungkin bisa memilikinya, karena dia milik banyak orang.
#######
KAMU SEDANG MEMBACA
Malam Minggu
Poetrymalam, kau terlalu sepih tuk ku lalui tak tau semua di mana mungkin di sudut kota, di tengah kota mungkin juga di taman kota atau, kau di rumah saja hanya berkeluh pada sunyinya malam akankah dia mendengar keluhmu yang samar itu? Hans T