Namaku

1.2K 111 41
                                    

Aku membawa senjata di sebelah kiri ku dan secangkir kopi di sebelah kananku. Otakku mulai berpikir beberapa strategi untuk menghabiskan nyawa seorang gadis malang yang telah dengan kejamnya mempermainkan perasaan adikku.

Nama anak itu adalah Nana.

Adikku sangat menyukai Nana, hingga ternyata Nana bukan lah makhluk lurus atau bisa di sebut juga normal.

Nana adalah sosok lesbian! Betapa malangnya gadis polos yang jatuh ke dalam kubangan dosa besar itu!

Tapi-Aku tak akan mengasihi nya. Aku akan membunuhnya malam ini. Dengan perlahan tapi pasti. Membiarkan timah panas bersarang di tubuhnya berkali kali. Sebelum akhirnya gadis itu mati.

Jahat ? Kejam ?

Ah, itu dua nama yang aku sandang sekarang. Aku tak perduli.

Asal nyawa di balas nyawa. Itu adalah hal yang patut aku tegakan sekarang. Memang benar, Adikku, Mati gara gara putus asa atas nama cinta itu terdengar sangat menjijikkan.

"Seharusnya dulu, kau mengizinkan dia bersama Cyclops." Celetuk Gusion. Teman satu kerjaku. Dia tidak dingin, hanya berbicara seadanya. Ah, aku juga tak perduli kalau dia akan mencuekkanku dalam waktu lama.

"Jangan sok tahu." Dengusku sambil menghela nafas panjang.

"Lagian itu juga murni bukan kesalahan gadis malang yang akan kau rengut nyawanya."

Aku meletakkan kopiku dengan santai. Lalu menatapnya tajam.

"Sudah ku bilang jangan sok tahu!!" Aku memukul meja kayu di sebelahku dengan sedikit keras membuat Gusion tersentak dan hampir terjengkal ke belakang.

"Aku akan membunuhnya malam ini."

Lagipula keputusanku sudah bulat.
Prinsip hidupku ada 3
Nyawa di bayar nyawa.
Dibunuh atau membunuh.
Born to be a monster.

Aku melangkah keluar dari ruangan tanpa di cegat dengan kata kata sok munafik dari Gusion. Kenapa munafik ?? Dia juga menyukai Harley. Pedofil memang. Tapi aku tak menyangka kalau di matanya tergambar jelas how much he love him.

aku segera mengambil taxi paling larut. Aku mengeluarkan kertas kecil hasil pemantauan hampir seminggu ini.

Kebiasaan gadis itu tak berubah, pukul 6 pagi di bangun berangkat sekolah sekitar jam 5 sore dia sudah pulanh kerumah. Jam 8 keluar sekedar membeli cemilan dan masuk lagi jam 11 malam. Aku juga heran, kenapa gadis belia seperti nya keluar malam malam ? Apa dia tak takut ?

Ah, aku malah mencemaskan seseorang yang bakalan jadi korban ku berikutnya. Itu percuma. Itu pun juga sia sia.

Aku segera mengukur angin, suhu, dan jarak yang tepat. Aku segera menarik pelatuk dan siap melepaskannya sembari mengeker dada sebelah kiri nya.

"Sampai jumpa,"

Jariku melepaskan pelatuk.

1

2

Apa-???

Aku membulatkan mataku ketika ada seseorang mendorong tubuh targetku. Hingga dirinya lah yang tertembak.

Sial!

Apa dia mengetahui rencanaku ?

Padahal, aku sudah berdiri jauh dari keramaian. Dan sudah berada di atas gedung pecakar langit. Kok dia mengetahui arah tembakanku ? Padahal di sekelilingku hanya gedung pecakar langit yang sama tinggi bahkan lebih tinggi.

Apa dia tau aku dari awal ?

Sial. Gadis pirang itu harus ku lenyapkan sebelum dia berhasil membuka kedokku. Terkutuklah malam ini!

Seharusnya aku mengikuti kata Gusion sedari awal, seharusnya aku menjalani misi. My bad!

"Aku akan membunuhnya setelah membunuh Nana. Lihat saja kau hama pengganggu." Aku segera merapikan peralatan sniperku dan menyimpannya dalam sebuah kotak berbentuk gitar sebagai kamuflase.

"Malam ini aku mengalami kegagalan untuk pertama kali. Tapi lain kali aku tak akan gagal dalam membunuh," Janjiku ke pada bulan yang menjadi saksi bisu melihat kegiatan kejiku selama ini.

TBC
Keren kan ? Lesmiya loooh 😂 Ini Lesley POV Flashdisk25 TehGelas29 El-El-3L

Black RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang