The Fallen : Forbidden Love

4. Beneath the Autumn

The Fallen : Forbidden Love

.

.

.

Disclaimer: They belong to themselves & this story belongs to us.

Written By : KueUltahDot

A Vkook Fanfiction

Top!Tae Bott!Jk

Don't Like. Don't Read.

.

Hampir di sepenjuru kota berselimutkan pendar kuning keemasan dari arah barat, pertanda senja akan datang. Hembusan angin Oktober menerbangkan dedaunan mati ke jalanan. Audi RS5 Coupe melintas dalam kecepatan standar pada jalan arteri kota. Kim Taehyung—sang pengemudi berdecak kesal saat tiba-tiba getaran ponsel mengganggu atmosfer tenang dalam mobilnya. Lengan kekarnya terjulur ke atas dashboard demi meraih benda persegi panjang berwarna hitam yang getarannya semakin terdengar meraung-raung di telinga Taehyung. Hazel nya melirik sekilas nama pemanggil yang tertera pada layar kemudian mencampakkan ponselnya kembali di atas dashboard.

Tidak butuh alasan kuat bagi Taehyung untuk membanting ponsel seharga ratusan juta dollar itu. Ia hanya kesal dan muak ketika membaca nama Irene pada layar pemanggil. Sedikit menyesal rasanya ketika ia membiarkan wanita itu memiliki nomornya.

Tidak perlu heran jika Taehyung sudah merasa bosan dengan Irene. Pria itu memang tak pernah bertahan dengan satu wanita yang sama.

Sekali lagi Taehyung berdecak kesal ketika lampu lalu lintas yang semula hijau tiba-tiba berganti merah menyala saat mobilnya akan melintas. Ia menghantam roda kemudinya. Entah mengapa hari ini terasa buruk sekali baginya. Jika ditilik lebih lanjut, tidak ada yang salah dalam jadwalnya hari ini. Semuanya berjalan dengan baik seperti biasanya. Hanya saja suasana hati Taehyung sedang kurang baik.

Taehyung mendesah berat. Pandangannya dialihkan keluar jendela, tepat di sebelahnya. Taman kota terlihat bersinar ketika daun-daun oranye kecokelatan itu terpapar sinar matahari. Sangat bercahaya, namun tidak membutakan mata. Hal ini sedikit mengingatkan Taehyung pada gambaran taman firdaus yang pernah diceritakan seseorang kepadanya di sekolah minggu. Taehyung terkekeh kecil—ketika mengingat dirinya yang masih berupa seorang bocah gendut berusia lima tahun yang selalu antusias dan mudah terpukau dengan segala hal.

Mata Taehyung menyipit saat pandangannya menangkap sesosok siluet familiar di sana. Seorang pria tengah merekahkan senyum lima jari sembari memberikan balon-balon berwarna kepada setiap anak yang mengerubunginya. Sungguh, Taehyung bersumpah ia pernah melihat pria itu di suatu tempat. Iris hazel Taehyung mengamati pria itu dengan seksama, kemudian sepercik ingatan kembali dalam kepalanya saat ia menatap sepasang bola mata bulat itu lamat-lamat.

Ya, Taehyung mengingatnya sekarang. Pria itu Jeon Jungkook, pekerja kafe yang tiba-tiba menangis begitu melihatnya—entah karena alasan apa—lalu menyebutnya sebagai 'V'.

Tak berapa lama lampu lalu lintas berganti hijau. Bunyi klakson dari arah belakang menyadarkan Taehyung dari pikirannya sendiri. Segera saja ia melajukan mobilnya, berbelok ke arah kiri—menuju parkiran taman kota lalu berhenti. Ia keluar dari Audi nya dan lantas berjalan mendekati Jeon Jungkook.

Sedikit berlebihan memang ketika Taehyung mengira telinganya akan tuli begitu pendengarannya menangkap lengkingan suara khas anak-anak di sekitarnya, tapi memang itulah yang dirasa Taehyung sekarang. Ia tidak terlalu senang pada anak kecil. Kontras sekali dengan si pekerja kafe yang tampak sangat bahagia dikelilingi bocah-bocah berisik tersebut.