Epilogue : The End of the Beginning

439 56 2
                                    

The Fallen : Forbidden Love

.

.

.

Disclaimer: They belong to themselves & this story belongs to us.

Written By : KueUltahDot

A Vkook Fanfiction

Top!Tae Bott!Jk

Don't Like. Don't Read.

.

Jeon Jungkook berjalan dalam kelengangan koridor rumah sakit. Sepatu kets yang ia kenakan mengeluarkan bunyi pijakan yang ketara. Ia menggumamkan nada-nada dari beberapa lagu ciptaan manusia. Wonwoo pernah bilang padanya jika hal itu ampuh untuk membunuh rasa kesepian dan Jungkook setuju.

Langkah kakinya berhenti pada pintu berplatkan angka dua kosong satu. Jungkook menggeser pintu. Arah pandangnya segera tertuju pada sesosok pria yang tengah duduk bersandar di ranjang rumah sakit, tengah serius membaca buku di pangkuan. Ketika tatapan mereka berserobok, keduanya saling melempar senyum.

Sang pria menutup buku dan menaruhnya pada meja nakas. Tangan yang terbebas dari selang infus terjulur—cukup untuk membuat Jungkook mengerti akan sambutannya.

Setelah pintu tertutup, Jungkook sontak berlari kecil, masuk ke dalam rengkuhan hangat sang pria.

"Kau sudah merasa lebih baik, Taehyung?" Jungkook bertanya. Jemari lentiknya merabai pipi sang pria yang sedikit lebih tirus dari biasanya.

"Jauh lebih baik saat kau datang."

Jungkook tersipu. Semburat merah tipis menghiasi kedua pipinya. Ia berpaling, memandang apapun selain kedua manik hazel Taehyung yang menawan.

"Kau ingin makan buah?" tanya Jungkook mengalihkan pembicaraan.

Taehyung mengangguk singkat dan seketika itu pula Jungkook dengan senang hati mengupaskan kulit apel untuknya. Senyumnya tak luntur jua. Bahkan saat Jungkook menyuapkan potongan apel—Taehyung mengunyah sambil mengulum senyum.

"Ada sesuatu yang ingin ku katakan padamu."

"Apa itu, hm?" tanya Taehyung setelah menelan kunyahan potongan apel dalam mulutnya.

Jungkook menunduk. Lagi-lagi mengalihkan pandang. Ia terdiam cukup lama dalam keraguannya sendiri sampai-sampai Taehyung harus memanggil namanya sekali.

"Taehyung, aku—!" ucapan Jungkook tertahan. Ia mengangkat wajah dan menatap Kim Taehyung—cintanya yang tak terduga.

Pipinya perlahan memanas sebab malu. "Aku mencintaimu," ujarnya lantang. Tidak ada lagi keraguan. Meski, mungkin wajahnya kini tengah memerah padam.

Bukannya terkejut atas pernyataan cinta Jungkook yang tiba-tiba, Taehyung justru tertawa. Menurutnya, ekspresi malu Jungkook benar-benar lucu.

"Hei!" Jungkook berseru. Tidak terima jika ucapan cintanya ditertawakan. Bibir bawahnya digigit kuat saat rasa malunya memuncak di ubun-ubun.

Taehyung tersenyum lembut setelahnya. "Aku juga mencintaimu, Jeon Jungkook," balasnya dengan kesungguhan. Tangan yang tak terinfus menjulur ke arah Jungkook, memberi tanda agar malaikatnya segera menghambur dalam pelukannya, namun Jeon Jungkook masih terpaku di tempat. Ah, kalau saja Taehyung dalam kondisi normal—mungkin ia sudah menerjang Jungkook sedari tadi.

"Kemarilah. Aku tidak bisa menggapaimu."

Jungkook seakan tersentak kembali pada kenyataan. Ditatapnya Taehyung dengan mata berbinar bahagia, kemudian melompat ke dalam dekapan Taehyung. Dipeluknya leher sang pria, sambil ia tertawa kecil pada bahu tegap Taehyung. "Terimakasih," bisik Jungkook.

"Aku yang seharusnya berterimakasih padamu, my angel."

Taehyung tak dapat menahan senyumnya. Lengannya melingkar erat pada pinggang ramping Jungkook. Satu kecupan ringan berani ia jatuhkan pada pelipis Jungkook, membuat sang malaikat menatapnya.

Mereka saling menatap satu sama lain dengan kebahagian di masing-masing manik mata mereka. Kim Taehyung mendongak ke atas untuk dapat mengecup malaikatnya dan Jeon Jungkook pun dengan senang hati menerimanya.

.

Kurungan dalam pelataran terang para malaikat sedikit berguncang. Bunyi bising rantai yang ditarik memenuhi kurungan. Ada sekitar ratusan malaikat mengacungkan senjata mereka. Komando-komando dalam bahasa langit diserukan. Suara udara yang dicambuki oleh kepakan sayap-sayap putih ikut meramaikan kegemparan.

V menyeringai kecil. Tanpa peduli pada ujung-ujung senjata yang tertuju padanya, ia terus menggerakkan rantai yang mengunci kedua tangan. Rapalan mantera belenggu mengakibatkan sengatan pada dadanya semakin menjadi-jadi. Namun, ia tidak peduli. Sudah cukup ia membuang waktu dalam kurungan sampah ini.

V merindukan Jeon Jungkook, dan ia menginginkan malaikatnya kembali.

Dalam satu hentakan kuat, V menarik rantai-rantai yang menjerat. Baja-baja kuat tersebut hancur menjadi serpihan yang menghambur pada lantai tahanan. Begitu tangannya bebas, V menarik pedang belenggu di dadanya.

Rasa sakit yang mengerikan mendera. V menggeram. Hampir menyerah dengan rasa sakit, namun pada akhirnya belenggu tersebut terlepas. Luka menganga besar tampak pada dadanya. Darah merembes deras.

V menyeringai kian lebar saat merasakan ketakutan para malaikat menyeruak dalam nadinya. V menyerapnya, memberikan energi lebih untuk proses penyembuhan diri.

Pedang belenggu itu tak lagi bercahaya saat V menjatuhkannya ke lantai. Ketika V menginjaknya, pedang tersebut berubah menjadi abu.

Beberapa malaikat kekuatan datang mengelilinginya dengan tali-tali surgawi di tangan mereka. Teriakan komando kembali terdengar dan sebelum para malaikat kekuatan menjeratnya—V lebih dulu membentangkan sepasang sayapnya.

Gemuruh bersahutan dalam pelataran suci tersebut. V mengepakkan sayapnya sekali dan seluruh malaikat kekuatan terdorong mundur. Saat melihat celah, V kembali menggerakkan sayapnya, membawa dirinya naik ke atas, menerobos tiap lantai serta atap hingga keluar dari pelataran.

"Terang sekali," ujar V. Di tangannya kepulan asap hitam terkumpul kemudian dengan sengaja melemparkannya ke arah pelataran malaikat. Dalam sekejap tempat suci tersebut hancur dalam ledakan besar.

Senyum puas terulas sejenak, sebelum ia melirik ke bawah dengan tatapan merendahkan. Gelegak amarah dalam dadanya menyebar. Dalam setiap kepakan sayapnya, langit berubah kian gelap.

"Oh, Jungkook," panggil V. Suaranya begitu rendah. Lebih terdengar seperti geraman. "Apa kini kau mengkhianatiku, my angel?" sambungnya.

V terbang turun menuju tempat kekuasaannya semula, membawa serta gemuruh kemurkaan dalam nerakanya.

.

.

.

END

The Fallen : Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang