Sewaktu aku masih menginjak bangku sekolah dasar, aku mempunyai seorang teman lelaki yang sangat mengesalkan. Jarak bangku kami sangat dekat. Aku duduk di bangku paling belakang saat itu dan dia berada di bangku depanku. Karena jarak yang berdekatan itu hamper setiap hari kami selalu bercanda, bercerita dan tentu saja berkelahi layaknya anak kecil.
Setelah tiga tahun kami selalu sekelas dan berteman meskipun setelah naik kelas empat kami jarang bercengkerama, aku baru menyadari mungkin aku menyukainya. Entah sejak kapan. Setiap pulang dari sekolaah aku berjalan sendiri dan terkadang memikirkannya. Dan mengingatnya membuatku senang.
Hingga saat kelas enam dia berkata bahwa ia menyukaiku. Karna aku menyukainya juga akhirnya kami berpacaran. Cina monyet. Itu yang terpikirkan olehku sekarang. Selama hamper tiga bulan aku menjalani kehidupan cinta monyet yang hanya bertemu saat sekolah dan mengobrol lewat sms.
Aku masih ingat bagaimana kelakuanku di sekolah saat masih berpacaran dengannya. Seperti aku pernah terpleset saat berjalan di lapangan yang berlumpur dan reflek menarik bajunya. Tentu saja kalua itu sekarang aku malu. Sangat sangat malu. Lalu, saat aku mengajaknya jalan jalan hanya karena aku merasa iri kepada kakakku yang berjalan jalan bersama pacarnya – mungkin, aku tidak tahu hubungan mereka, namun ia tolak dengan alasan ia harus pergi. Perasaanku saat itu kesal tapi karena dia memang harus pergi aku tidak bias apa-apa.
Aku juga masih ingat saat ia memberiku sebatang coklat. Sebuah coklat putih dengan merk yang sudah biasa dibeli oleh masyarakat sekitar karna memang hanya itu coklat yang terkenal saat itu. Sangat senang menerimanya. Aku masih ingat rasa manisnya meskipun sekarang ini aku tidak terlalu suka manis. Akan kukenag sebatang coklat itu.
Setelah menjalani hubungan cinta monyet selama kurang lebih 3 bulan akhirnya ia mengakhirinya. Meskipun aku sedih dan kecewa tapi saat itu memang hubungan kami sudah mulai berjarak. Kami jarang berbicara meskipun itu lewat sms maupun dunia nyata. Kalua kuingat kami jarang berbicara karena ia selalu bermain dengan temannya begitu juga aku. Dan aku ini juga bukan orang yang banyak dan pandai berbicara.
Setelah putus kami menjalani hidup seperti biasa dan mulai focus pada ujian. Sampai kelulusan, kami hanya berbicara seperlunya. Dan pada akhirnya kami bersekolah di smp yang berbeda. Meski pada awalnya aku telah mendaftar di sekolah yang sama dengannya dengan alasan aku tak perlu membeli seragam karena pernah mendapat juara sau saat tryout dai smp itu.
Namun pada akhirnya aku bersekolah di kota dan kami jadi jarang bertemu kecuali saat berpapasan di jalan saat pulang sekolah. Di smp aku tak pernah memikirkan lagi cinta. Aku hanya focus pelajaran. Meskipun saat itu temanku bilang bahwa ada seseorang yang menyukaiku. Tapi karena aku tidak yakin dan brpikir kalu dia benar enar suka harusnya bilang lanngsung jadi ku biarkan dia. Meskipun aku penasaran dengannya juga sih. Dia tipe cowook yang tidak banyak bicara sepertiku dan dia juga jarang berbicara padaku. Terus begitu sampai akhirnya aku kelas 9 dan berbeda kelas dengannya selama dua tahun.
Setelah lulus sma, aku mulai mencoba menghubungi beberapa temanku. Beberapa ada yang masih sangat kuingat. Dan kebanyakan aku lupa karena aku memang tidak banyak berinteraksi dengan mereka.
Sekilan lama aku mencoba menghubungi temnku lewat facebook dan berhasil. Mantanku juga aku hubungi. Meski lalu aku hilang kontak lagi karena poselku rusak. Aku juga menghubungi teman smp yang katanya menyukaiku karena aku juga masih penasaran. Tapi karena saat aku melihat statusnya tidak pernah diperbarui aku urungkan niatku. Saat kulihat foto katalog smp juga tidak ada keterangan karena ia tidak ikut foto bersama teman-teman sekelasnya.
Setelah lama aku tak mengingat teman-teman lamaku aku mulai lupa. Dan suatu ketika tiba tiba aku bermimpi dan di dlam mimpi itu ada sosok mantanku. Karena itu mimpi buruk aku jadi khawatir dan mencoba menghubunginya yang masih aktif di facebook meski sekarang sudah jarang yang menggunakan jejaring social itu. Dan dia membalasnya. Kami saling bertukar nomor ponsel dan mulai berbicara lewat pesan.
Sampai sekarang kami masih berhubungan lewat pesan meskipun sangat jarang karena kesibukan masing-masing. Menyenangkan berbicara dengannya meski hanya lewat pesa atau pesan suara yang dia kirim. Senyuman selalu terukir di wajahku saat dia memberiiku peasan suaran saat ia tertawa. Bahkan ia selalu mengingatkanku tentang masa lalu saat sd. Aku tak bias mengingat itu tanpa dia.
Sangat menyenagkan bias mengenalmu. Meski terkadang kamu masih menjengkelkan seperti biasanya. Aku masih ingat kamu mengerjaiku waktu itu. Terima kasih sudah menjadi bagian dari memoriku. Memori masa lalu yang kulupakan dan telah kuingat kembali sekarang. Meski aku sekarang masih belum memikirkan cinta, dan kamu telah menemukan cinta yang baru aku akan mendukungmu. Semoga kalian bisa bersama. Atau mungkin putus. Bisa karena kalian menikah atau telah beraliah ke cinta yang baru lagi. Aku tak tahu. Semoga aku bisa melihat senyummu secara lansung meski itu dari jarak yang sangat jauh.......
2018-10-22
Karena ini lapak nganggur (nganggur banget)mungkin akan ku isi dengan tulisan ngawurku. Meski aslinya malu banget aku publish karyaku karna ga pede. Aku publish karna pengen sharing lewat kata kataku. Tetap bakal ku terusin walau ga ada yang baca.

KAMU SEDANG MEMBACA
Random Of Me
RandomHanya berisi hal-hal yang tidak penting dan membuang waktu reader sekalian. Banyak gaje jadi ga usah dibaca ya..