Perjalan mengitari waktu, tentang usia bukanlah menjadi soal utama.
Dia mungkin melihat gubuk-gubuk yang mulai bermetamorfosa menjadi gedung-gedung pencakar langit yang begitu magahnya.
Matanya, matanya telah banyak melihat perubahan waktu. Dia menyadari, waktu adalah pustaka yang sangatlah besar! Waktu telah menjemput banyak kisah. Kisahmu, kisahku dan deretan kisah pahit di masa lalu dan masa sekarang.
Kisah yang terparangkap oleh peradaban, ruang dan tentu waktu.
Aku dan dia tertinggal disini, bersama kisah pahit yang begitu emosional ditengah-tengah sekat zaman.
Pelajaran waktu yang sukar adalah bersiap kehilangan kesederhanaan juga kehilangan masa-masa terbaik yang tidak menjanjikan apapun.
Dia selalu berpikir tentang alam semesta, dan bagaimana akhir dari dunianya juga tempat yang akan dia tuju setelahnya. Berbeda denganku, aku hanya berpikir tentang menjadi bagian penting dari dunia ini meski sekali saja atau setidaknya dalam circleku sekarang ini.
Dari sudut matanya aku melihat dendam yang entah apa ia menyebutnya. Sekali saja aku ingin bertanya padanya, apakah waktu dan peradaban ini begitu menekanmu juga memorimu?
Menjadi bagian dari waktu yang fana, aku hanya akan terus menikmati hari-hari ini walau semua ini merupakan bagian dari cacatan kelam yang penuh emosi dan dendam.
Entah kenapa atmosfer dilangit-langit kamarku berubah kelabu. Tiba-tiba aku meneteskan air mata, tapi kesedihan itu bukan sepenuhnya milikku.
Dia masih disana, menatap nanar pada bulan sabit yang mulai temaram. hhhaaaahh apa yang dia pikirkan??
Dari balik jendela kamarku, bilik kecil yang selalu kusukai ini, darisini kucaritakan kekesalanku pada Pencipta. Kenapa? Tolong beritahu aku, aku sedang kesal!
Pelajaran menuju hari tua sungguh berat, tapi aku belum menyerah dan tolong, jangan buat aku menyerah.
Aku bingung dengan apa yang kutulis, dan kalian heran dengan apa yang kalian baca.
Benar bukan!?
Inilah pelajaran kesabaran yang waktu ciptakan, siapa saja bisa menerka-nerka. Cerita kali ini tentang manusia yang ada diseberang sana yang kita lihat, aku mulai menerawang jauh dan berusaha mengelana dari sudut matanya. Tentang perubahan, tentang kesederhanaan, tentang kesabaran, tentang melupakan dan peihal memaafkan segala dendam.Aku dua puluh lima tahun, dia telah berada diseberang sana dua puluh lima tahun dan juga lima puluh tahun sebelumnya yang tidak kuketahui.
****
Terima kasih telah membaca hingga sejauh ini, saya harap tulisan saya bisa menemani sore atau malam kalian dan akan lebih menenangkan bila ditemani segelas coklat hangat atau cappuccino ☕️See you very soon!!
Hope you enjoyedSaya akan sangat senang jika kalian meninggalkan jejak! VOMENT!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa, Karsa & Angan
SpiritualSemua orang punya mimpi. Tentu! Dalam hal ini semua orang bisa memilih, apakah dia akan terus membiarkan mimpinya mengawang-ngawang dilangit-langit kamar? Atau membiarkan mimpinya pergi dan bertemu perwujudannya. I have a lot of dream in my crowded...