TAKE OFF

61 26 28
                                    

Park Ahra Pov

"Semua sudah siap kan ? Tidak ada yang ketinggalan ? ?" Tanya eomma yang sedang memperhatikanku membereskan koper unguku untuk kubawa menuju study tour ke Jepang. Ia menatapku dengan pandangan sayu.

"Hmm... Semua sesuai list yang eomma berikan," aku tersenyum manis kearah eomma.

Ini trip pertamaku menuju luar negri. Semenjak ekonomi appa membaik, kedua orangtuaku memindahkanku dan adik adikku ke sekolah yang lebih berkelas dibanding sebelumnya. Tidak heran aku bisa mengikuti study tour keluar Korea.

"Ahh... rasanya eomma tidak tega membiarkanmu pergi sendiri. Apalagi ke luar negara," tatapan eomma berubah menjadi lebih sendu dari sebelumnya. Aku hanya bisa tersenyum sedih.

"Eomma... Jangan khawatir. Aku akan baik baik saja,"

Aku tersenyum tulus. Menatap eomma dengan tatapan sayang.

Eomma benar, ini pertama kalinya aku melakukan trip ke negara asing tanpa eomma dan appa. Aku yang dulunya hanyalah anak manja kini berubah menjadi anak mandiri yang berlibur bersama teman teman yang lain ke luar negara. Meski negara itu masih dekat dengan negaraku sendiri.

"Putri appa sudah besar sekarang. Lihat ! Dia bahkan memegang pasportnya dan tiket pesawatnya sendiri," kata appa bangga padaku. Padahal ini hanyalah trip biasa.

Wajar juga sih andai mereka khawatir. Karena aku hanya melaksanakan study tour di Korea.

"Appa...," gumamku malu.

Aku menarik resleting koper dan meminta bantuan appa untuk membawanya ke lantai bawah. Aku berpamitan kepada eomma. Eomma memelukku haru dan mencium pucuk kepalaku.

"Jaga diri baik baik ya ! Turuti perkataan gurumu. Jangan nakal dinegara orang. Bersikap sopan seperti biasanya. Jangan-"

"Arra... arra eomma. Aku akan baik baik saja disana," sela-ku. Aku mengambil tas selempangku yang berukuran lumayan kecil layaknya dompet dan berjalan menuju pintu kamar.

Eomma menyaksikan kepergianku dengan perasaan tidak rela. Aku dapat melihat dari mimik wajah dan tatapannya yang seakan menyuruhku untuk tidak pergi.

Aku tersenyum padanya. Kemudian melambaikan tanganku. Eomma membalas lambaianku dan membiarkan pintu kamarku tetap terbuka seperti sebelumnya.

"EONNIE !"

"NOONA !"

"AHRA !"

Teriakan saudara saudaraku membuatku menoleh. Jinri, Jino dan kakak laki lakiku, Minho.

Si kembar, Jinri dan Jino yang berumur lima tahun memelukku dengan erat lalu menangis. Mereka terlihat tidak rela aku meninggalkan mereka. Aku menunduk dan mengelus pundak mereka dengan sayang. Sedangkan Minho oppa hanya melihat interaksi kita.

"Jinli cayang eonnie. Eonnie cepat balik ya ! Nanti kita main baleng baleng lagi," kata Jinri dengan lidah cadelnya. Maklum, dia dan Jino memang masih kecil.

"Noona ! Bawakan Jino mainan yang banyak ya ! Lalu aku tidak perlu berebut dengan Jinri," kata si bungsu.

"Arraseo ! Nanti eonnie bawakan mainan yang banyak ya ! Jangan bertengkar sampai eonnie balik ! Arra ?!"

Mereka menganggukkan kepala mereka lucu sambil berkaca kaca. Aku mencubit pipi mereka gemas. Mereka benar benar lucu. Aku jadi tidak tega meninggalkan mereka.

Hard Choice [Bts Fanfiction] • vminkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang