01. Prolog

75 24 40
                                    

Dia berada di sebuah hamparan luas dengan dikelilingi oleh pohon- pohon yang menjulang tinggi. matanya secara perlahan terbuka, dia mengerjap beberapa kali. setelah kesadarannya terkumpul dia segera membangunkan tubuhnya dari posisinya yang terbaring di atas tanah yang dipenuhi oleh dedaunan kering yang gugur. Matahari yang bersinar kelewat terik, membuat dia menggerakkan tangannya tepat di atas alis berusaha menghalau silau. Kepalanya lalu merunduk melihat gaun putih panjang yang indah melekat di tubuhnya.

"Apaan nih kok gua pake kaya ginian?" Ucapnya sembari mengangkat sisi rok gaunnya.

Tangannya bergerak meraba rambutnya yg tergulung rapi serta mahkota di atas kepalanya.

'ini mimpi? anjir kekanak- kanakan banget mimpi gue'
Gadis itu menahan tawanya.

'Haduhh mimpi jadi princess'
dia mencubit pipinya "Aww.. shhh" dia meringis.

"Gila!! mimpi tapi kok beneran sakit?!"

sebenarnya gue dimana? kenapa gua bisa ada di tempat ini? ini beneran nyata?!

Pikirannya mulai kalut, bingung dan panik. lalu pandangannya menyusuri setiap arah. Dia mengernyit sesaat, tempat ini sepi benar- benar sepi. Bisa dibilang dia sedang berada di tengah hutan saat ini karna hanya ada pohon-pohon, rumput yg sudah tumbuh lebat serta kabut mengaburkan penglihatannya.

Dia mencoba berjalan meninggalkan tempatnya berpijak siapa tau akan ada jalan keluar dari tempat ini pikirnya.
apa salahnya berpikir positif kan?

Sembari menggigit kuku jari jempolnya. Dia melangkah dengan wajah waswas dan sedikit takut mungkin, karena sebenarnya dia takut sendirian. Ditempat ini dia benar- benar sendirian.

SREK SREK!!

Suara semak- semak yang tergesek sesuatu nyaris membuat tubuhnya semakim bergetar.

Jangan sampai suara itu dari binatang buas! bisa mati gue

karna terlalu fokus dengan ketakutannya, kakinya tanpa sadar tersandung batu yang berhasil membuatnya terjatuh.

DUKK!!

"agghhh..." jeritnya saat tubuhnya terhuyung ke depan hingga kedua telapak tangannya mencium tanah sedangkan lututnya terasa sakit akibat terbentur batu meskipun tidak berdarah.

"Aiisshhh... Enggak dimimpi nggak di nyata sama aja sial!!"

"Aahhh tangan gue.." lirihnya menunduk sembari membersihkan tangannya yang kotor. Tak berselang waktu lama tiba- tiba sebuah tangan terulur di depan wajahnya membuat mata gadis itu melebar.

"Clariska.."

Clariska Chae tersentak dalam posisi kepalanya yang masih tertunduk. Pikirannya pun mulai mengkhayal. 'gue berharap semoga dia pangeran ganteng' doanya dalam hati.

Dengan keyakinan yang kuat, detik berikutnya gadis itu mendongak menatap siapa pemilik tangan tersebut. Matanya membulat mendapati sesosok laki- laki berkulit putih pucat, yang memakai kemeja putih kebesaran dengan rambut hitam dan wajah tanpan serta imut menjadi satu. cowok itu tersenyum ke arahnya. 'OMG... he is bunny boy' dengan susah payah Chae menelan ludahnya.

"Kamu gak papa, Clariska?" tanya laki- laki itu lembut.

"Gu..gue enggak papa."

"Lo si..siapa?." dengan nada hati-hati Chae melanjutkan.

"Lo... tau nama gue?"

Cowo itu tidak menjawab, kedua tangannya menyentuh bahu Chae dan membantunya berdiri.

Begins With A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang