Ardian Fairuz Cristian
***
Alana terbangun dari tidurnya ketika ia mendengar bunyi alaram dari jam di atas nakas. Ia meraba pipi sebelah kanan walaupun sudah di obati,rasa perihnya masih ada. Alana beranjak dari tempat tidurnya menuju ke dalam kamar mandi.
Setelah selesai dengan penampilan nya Alan bergegas keluar dari dalam apartemen.
Semoga belum telat.
Alana sampai di depan kelas nya. Ia membuka pintu membuat dirinya menjadi bahan sorotan. Dosen nya menatap Alana dengan garang.
" Telat 10 menit." Ucap dosen nya tegas.
" Kamu tahu kan kalau saya tidak suka melihat siswa saya telat? Walaupun hanya 1 menit." Sambung dosen itu.
Alana menunduk tidak berani menatap dosen nya.
" Maaf Mr. saya tidak akan mengulanginya lagi." Balas Alana. Jantung nya berdetak cepat.
" Kali ini saya maaf kan. Masuk!."
Alana melangkah menuju tempat duduknya.
Sudah berapa jam ia hanya duduk di bangkunya dan sesekali memainkan ponsel miliknya. Alana melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
" Al. Ada apa dengan tangan mu?." Violet duduk di bangku sebelah Alana. Ia memperhatikan tangan sahabatnya yang dipenuhi dengan perban.
" Anu---Aku ke toilet dulu," Alana bergegas membereskan buku dan melenggang pergi.
" Tunggu." Violet mengejar Alana yang berjalan dengan tergesa - gesa.
" Ikut aku sekarang." Laki - laki itu mencekal pergelangan tangan Alana begitu kuat.
" Heyy, kau mau bawa Alana kemana?." Sosor Violet dan menghempaskan tangan laki - laki itu dari tangan Alana.
Ardian membisikan sesuatu di telinga Alana," Suruh teman mu yang cerewet ini untuk tidak ikut campur atau dia aku bunuh." Mata Alana melotot.
" Hmm. Vi, aku pergi dulu ya."
" Kemana?." Tanya Violet.
Alana melirik ke arah Ardian yang nampak santai. Aku harus menjawab apa?
Ardian yang tidak bisa sabaran lantas menarik tangan Alana untuk mengikuti dirinya.
" Kenapa sikap Alana begitu aneh? Dan kenapa Alana bisa dekat dengan Ardian." Gumam Violet sambil mengedipkan bahu.
" Tidak kasar bisa kan?." Bentak Alana setelah masuk kedalam mobil milik Ardian.
" Diam! Kau ini cerewet sekali sama seperti teman mu." Ardian balik membentak Alana.
" Tenang saja aku tidak akan membunuhmu disini."
Alana bingung saat Ardian belok ke arah kanan bukan ke arah kiri. Setahu Alana rumah Ardian belok ke kiri.
" Sebenar nya kita mau kemana?." Tanya Alana hati - hati. Keringat nya sudah bercucuran.
" Ketempat aku akan membunuhmu." Ardian melirik Alana yang mulai ketakutan dan badan nya gemetaran.
" Aku bercanda, Al." Ardian tertawa membuat Alana menoleh.
" Ternyata kau bisa tertawa juga?." Entah apa yang membuat nya biasa saja saat di dekat Ardian.
Ardian menghentikan mobilnya di parkiran. Ia menggandeng tangan Alana seraya mengajak nya turun.
Dahi alana mengernyit," Untuk apa kita kemari?." Alana memperhatikan orang - orang yang berpakaian minim. Ardian membawa Alana ke tempat dunia malam. Tempat yang sangat Alana hindari.
" Untuk bersenang - senang."
Alan membalik kan badan ingin pergi dari tempat ini. Ardian mencekal tangan Alana dan menekan kan luka yang dibuatnya kemarin. Membuat Alana merintih ke sakitan.
" Sakit, Ar." Air mata Alana tumpah. Ia berusaha melepaskan pegangan tangan Ardian membuat Ardian semakin gencar untuk melukai Alana.
Ia menyeret Alana untuk kembali masuk kedalam mobil. Ardian melajukan mobil dengan kecepatan di atas rata - rata. Alana hanya menutup mata dan merapalkan doa.
***
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath Boyfriend [ DREAME & END]
Mystery / Thriller(Revisi ketika sudah tamat ) Silahkan dibaca! Maaf jika kata dan bahasanya masih amburadul. Not : Jika mau baca chapter lengkapnya silahkan ke Dreame☺ *** "Aku tidak menyangka kalau aku harus menjadi kekasih dari seorang manusia kejam, tidak punya h...