✨4✨

166 37 6
                                    

°Irene POV°

         Sesampainya gue di rumah, gue langsung melepas seatbelt. Namun, saat gue akan keluar, Sehun menahan tanganku.

"Nanti malam jangan lupa mimpiin aku ya" ucapnya sambil tersenyum.

"Mmmm... Insyaallah deh. Hehehe, lagian buat apa coba ngimpiin kamu?" ucapku sambil menahan gugup. Sumpah, ini gue gugup banget. Mana jaraknya deket banget lagi.

"Ya gak kenapa-kenapa sih. Udah sono, masuk gih. Entar dimarahin abang kamu" -Sehun.

"Nee oppa... and Gomawo" -gue.

"Hmmm" -Sehun.

            Gue membuka pintu mobil lalu keluar. Gue melambaikan tangan saat mobil Sehun sudah menjauh. Gue pun melangkahkan kaki menuju teras rumah dan melepas sepatu. Eh... bang Kai ngagetin gue.

"IRENE...." -Kai.

"Aaaaaaa... Njirr, abang ngagetin aja iiiih" -gue.

           Sumpah ini jantung udah mau copot gegara abang gue yang satu ini. Kalo entar gue jantungan terus mati gimana? Kan ga lucu :"(

"Tadi pulangya sama siapa hayoo?... Katanya udah ga mau pacaran" ucap bang Kai sambil tersenyum jail.

"Dia temen aku bang, gak lebih. Suer" ucapku sambil membentuk tangan menjadi peace.

"Temen apa demen?" ucap bang Kai masih dengan nada menggoda.

"Temen" gue males nanggepin orang kaya dia. Mendingan gue ke kamar aja.

           Sesampainya di kamar, gue mengunci pintu kamar. Gue mengambil handuk dan mandi. Saat gue membuka kancing baju yang ke tiga, dari luar bang Kai tereak-tereak.

"Ooooe!! Dek di luar ada temen kamu tuh" -Kai.

"Lagi mandi bang! Suruh tungguin bentar" -gue.

          Gue langsung mandi dengan kecepatan yang super duper kilat. Karena gue ga mau temen gue nunggu, nunggu itu ga enak banget coy :(

Eeea curhat🤣 -Author.

           Setelah mandi gue langsung berlari keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju almari. Gue mengambil baju berwarna putih dengan celana jeans berwarna ungu.

           Gue membuka kunci pintu dan menuruni anak tangga menuju lantai 1. Masih ingatkan kalau kamarku di lantai 2 ?

           Sesampainya gue di ruang tamu, gue kaget dan senenggggggggg banget. Lihatlah, di sofa ruang tamu ada teman SMP gue.

"Seulgi... Aaaa gue kangen sama lo. Kenapa baru sekarang sih kesininya?" gue menghampiri Seulgi, kemudian duduk di sampingnya dan memeluknya erat.

"Gue juga kangen sama lo. Mian baru datang, soalnya tugas gue menumpuk. Apalagi bentar lagi UKK, try out, praktek, dan lain lain. Duuuuh mau meledak kepala gue" -Seulgi.

"Hahaha bisa aja lo. Oh iya lo se-" ucapanku terpotong oleh bang Kai.

"Boleh ikut nimbrung?" -Kai.

"Gak, ayo Seulgi kita ke kamar" -gue.

          Gue menarik tangan Seulgi menuju ke atas. Sedangkan Seulgi hanya bisa menurut saja.

         Kalian tahu gimana reaksinya bang Kai? Dia udah mengumpat berkali-kali. Dia mengabsen nama hewan di kebun binatang >∆<

         Sesampainya di kamar, gue mengunci pintunya. Biar bang Kai ga ganggu kita lagi.

"Gue tadi belum selesai ngomong, lo sekarang masih jadi psikopat?" -gue.

"Ya iyalah. Mau bukti?" -Seulgi.

"Nanti aja buktinya. Gue cuma mau bilang kalo gue juga kaya lo" -gue.

"Jin-jja!! Gue ingin lo ngebuktiin omongan lo barusan" -Seulgi.

"Okey... Gue ambil cutter dulu" -gue.

         Gue mencari keberadaan cutter. Gue mengacak-acak meja belajar, tas, dan ternyata cutter itu berada di dalam almari. Gue pun menghampiri Seulgi.

          Tanpa ba-bi-bu gue langsung menyayat tangan dan leherku. Hingga darah segar mengalir dengan deras. Namun anehnya, gue ga ngerasain perih.

          Gue menjilat darah yang ada di cutter. Rasanya tuh lezat,nikmat, manis, amis, pokoknya enak lah intinya. Gue aja mau nambah lagi kalo ada. Muehehehe...

"Waaah sahabatku seorang psikopat ternyata. I like it" ucap Seulgi sambil mengambil cutter dariku.

          Dia juga menyayat tangannya, kemudian beralih ke paha karena dia memakai rok. Saat darah mengalir, dia meminum darahnya sendiri.

           Hingga akhirnya kami tertawa bersama. Gila? Emang iya, kami gila jika tidak melukai seseorang. Hahahaha...

            Tak terasa sekarang sudah magrib aja. Gue mengambil hansaplast di meja belajar dan menempelkan pada luka di tubuh kami.

           Selepas itu kami turun ke bawah untuk makan malam. Namun, gue heran. Mengapa ga ada makanan? Biasanya kan udah dimasakin sama eomma.

"Bang... Eomma kemana? Kok ga masak?" -gue.

"Mola, eomma juga belum pulang dari tadi" ucap bang Kai khawatir.

' firasatku kok gak enak ya? ' -batinku.

"Ayo kita cari eomma bang" pintaku pada bang Kai.

"Ayok. Pakai mobil kamu aja ya" -Kai.

"Iya bang" -gue.

"Gue ikut ya? Please..." -Seulgi.

"Terserah. Ayo palli" -Kai.

Seulgi

To be continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continue...

Psikopat of Irene(slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang