tigabelas

675 111 3
                                    

Dela seminggu ini menjauhi Agus.

Karena sebab yang ia sendiri tidak tahu. Ia hanya merasa untuk tidak boleh dekat-dekat manusia pelit ekspresi itu untuk waktu dekat.

Dia mulai gelisah dengan perasaanya sendiri. Pikirannya hanya ada Agus, Agus dan Agus. Seperti asap rokok, terus mengepul dikepalanya. Dia sampai stress sendiri.

Dia mengerti perasaan apa ini. Dela tidak bodoh, dia paham bahwa perasaan gelisah yang dia rasakan sekarang adalah perasaan takut untuk jatuh hati pada sahabtnya sendiri.

Dela tidak mau perasaannya ini merusak pertemanan mereka dan membuat mereka jauh. Dia takut Agus akan menjauhinya.

Tapi ada yang lebih membuatnya stress hingga ingin ikut hilang juga. Charles hilang. Iya, motor kesayangan hadiah ulang tahunnya itu raib saat dia sedang tertidur nyenyak di siang hari. Dia merasa lebih hampa.

Sekarang dia kemana-mana harus naik ojek.

Seandainya dia tidak sedang menyelamatkan perasaannya serta persahabatannya mungkin dia sudah lama diantar jemput Agus.

Selepas kemarin Agus mengantarnya pulang dengan perasaan yang malah semakin berkembang, berharap Agus akan menghubunginya setelah itu, justru hingga pagi ini manusia batu itu tidak juga menghubunginya.

Dela heran kenapa dia bisa bersahabat dengan laki-laki itu. Bahkan jatuh hati dengannya.

Antoni Romi
Del, entar jangan pulang dulu ya. Ada yang pengen aku omongin sama kamu.

Ah, Romi. Laki-laki sampah itu seminggu ini entah mengapa sering menghubungi Dela. Semenjak tahu Agus tidak lagi kelihatan disekitar Dela, Romi jadi berani. Semoga Gea cepat tahu masalah pacarnya yang kini mencoba mendekatinya.

Adena Fredella
Ada apa?

Antoni Romi
Ntar secara langsung ku kasih tahu

Adena Fredella
Gaaaak. Disini aja. Gue mau pulang cepet.

Dela yang posisinya duduk dideretan belakang memperhatikan Punggung Romi yang sedang menunduk mengetik diatas layar diponselnya. Dela mendengus, dia ini sudah menganggap Romi sampah. Kok masih mau saja balas chat begini?

Antoni Romi
Gabisa. Nanti aku antar pulang ya? Plis mau...

Adena Fredella
Romi, paan si. Gea nanti marah. Gue gamau ya di cap aneh-aneh

Antoni Romi
Engga aku janji. Ini penting.

Adena Fredella
Hmm. Yaudah

**

Dela duduk depan Romi dengan gelisah. Mereka kini ada di kafe yang jauh dari kampus. Dela dibawah dengan pasrah oleh mantan satu-satunya ini.

Romi lama diam sambil menatap Dela. Sementara Dela tidak nyaman duduk ditempatnya. 

"Rom, ngomong ayo ih!" Dela membuyarkan lamunan Romi.

Romi tersadar lalu memperbaiki posisi duduknya. Air mukanya nampak serius, hal itu kembali mengingatkan Dela pada masa lalu. Wajah serius itu yang membuatnya tidak bisa lepas dari perhatiannya pada Romi. Romi selalu ganteng kalau sudah memasang wajah itu. Wajah itu yang dapat menaklukan Dela saat itu.

"Kamu..." Romi berdehem sebentar. "apa kabar?"

Dela menyerngit dalam-dalam. Tidak mengerti apa maksud dari pertanyaan Romi.

I'm A Women TooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang