03

665 63 11
                                    

    Jeno makin mempercepat langkahnya kala rasa khawatir semakin menggerogoti hatinya tanpa peduli dengan peluh yang mulai mengaliri tubuhnya pertanda ia benar-benar kepayahan, jarak antara kantin menuju uks cukup jauh juga mengingat sekolahnya ini sangat luas.
Bukan tanpa alasan ia repot-repot berlari seperti ini tapi karena sesosok yang berada di uks lah yang telah membuatnya kalang kabut seperti ini dan dengan refleks langsung memacu tungkainya dengan cepat.

Setelah berlari beberapa menit akhirnya tampaklah sebuah ruangan yang dipintunya terdapat papan bertuliskan uks segera saja ia menambah kecepatan langkahnya hingga tiba didepan pintu uks itu ia langsung membuka pintu itu dengan tak sabaran tak peduli suara berisik yang ditimbulkan oleh pintu itu yang membangunkan sesosok yang terbaring lemah diatas salah satu ranjang uks itu, ia menumpukan tangan pada kedua lututnya sambil berusaha mengatur nafasnya. Setelah dirasanya nafasnya mulai teratur iapun mengangkat wajahnya lalu menelisik keseluruh ruangan hingga netranya menangkap sosok pemuda yang telah terbaring lemah disalah satu ranjang uks tengah menatapnya tak percaya, untuk beberapa detik mereka bertatapan dengan pandangan yang masing-masing tak bisa diartikan hingga sosok itu menundukkan kepalanya menghindari berlama-lama bertatapan dengannya.

Jeno menghampiri sosok yang masih menunduk itu dengan perasaan ragu,takut sosok itu akan merasa tak nyaman hingga tiba dedepannya pun ia masih terdiam beberapa detik sebelum mengeluarkan suaranya
"Kau...tak apa?"lama menunggu hingga dilihatnya sosok itu mengangguk lemah tanpa berniat mengangkat kepalanya sedikitpun

"Kenapa bisa seperti ini? Apa yang terjadi?" Tanyanya lagi

Setelah menunggu beberapa saat sosok itupun mulai menjawab lirih
"Aku tak apa,tak perlu khawatirkan aku"

"Bagaimana kau bisa mengatakan kau tak apa, sedangkan tadi kau pingsan ditengah lapangan!" ucapnya dengan sedikit bentakan lantaran menahan emosinya

Karena tak mendapat jawaban dari sosok itu iapun kembali bersuara dengan nada dingin
"Ck..kalau ada orang yang mengajakmu bicara tataplah orang itu Lee Haechan"

Karena merasa terganggu dengan nada suara jeno yang dingin Haechan pun meberanikan dirinya mendongak dan menatap tepat dimata jeno lalu mengucapkan sesuatu yang dapat membungkam jeno

"Kurasa kau tak lagi berhak mengkhawatirkan aku karena kau bukan siapa-siapa" percayalah seiring kata-kata itu keluar dari mulutnya rasa sesak itu semakin menghunus tepat dihatinya, sangat perih dan sesak.
Keheningan seketika menguasai ruangan itu,jeno yang masih dengan keterkejutannya dan haechan yang hanya memilih untuk diam

"A-ah maafkan aku,aku akan pergi jika mengganggu"tanpa menunggu jawaban,  jeno segera membalikkan tubuhnya dan pergi dari ruangan itu

"Apa aku keterlaluan?, Tapi tapi aku hanya tak ingin semakin berharap, tolong jangan datang lagi jeno-ya" gumam haechan lirih

   "njunnie,apa tak apa kita tinggalkan haechan diuks sendiri?" Bisik jaemin pelan pada renjun yang tepat berada didepan bangkunya takut ketahuan oleh guru mereka yang tengah mengajar

"Entahlah na,tak usah bahas itu dulu lebih baik perhatikan didepan nanati ketahuan kita bisa dihukum"

"Um"angguk jaemin lalu kembali memperhatikan pelajaran

Kriingg.....
Bell pulang sudah berbunyi membuat haechan terbangun dari tidurnya, setelah kepergian jeno tadi ia memutuskan kembali tidur karena kepalanya yang masih terasa pusing.
Ia mendudukkan dirinya sambil mengucek matanya berusaha mengumpulkan kesadarannya

"Channieeee!" Teriak jaemin dengan masuk tergesa-gesa keuks diikuti oleh renjun dibelakangnya

"Nana berhenti hahh berteriak hahh sepertih itu" ucap renjun susah payah setelah mengikuti jaemin berlari kesini
Haechan yg melihat kedatangan kedua sahabatnya itu hanya terdiam bingung

"Ada apa dengan kalian kenapa berlari?" Tanya haechan menepuk sisi ranjangnya yang kosong menyuruh mereka untuk duduk

"Kami mengkhawatirkanmu,apa kau sudah baikan? Perlu ke rumah sakit? Atau mau kubelikan obat?" Tanya beruntun jaemin setelah mendudukkan dirinya disamping haechan

"Tidak na aku tak apa tak perlu kerumah sakit aku hanya ingin pulang"

"Kami akan mengantarmu" ujar renjun

"Tidak, tidak usah aku bisa sendiri lagipula rumah kita tak searah, aku sudah tak apa"

"Tapi kau harus janji jika ada apa-apa langsung hubungi kami oke?"

"Ndee pasti"

"Ayo kubantu" jaemin membantu haechan berdiri lalu membawakan tasnya

"Tak apa na aku bisa jalan sendiri" tolak haechan halus lalu segera pergi dari sana diikuti oleh jaemin dan renjun dibelakangnya

"Aku pulang dulu, kalian juga hati-hati pulangnya, byee" ucap haechan masuk kebus yang ditumpanginya dan melambaikan tangannya pada kedua sahabatnya

Haechan memasuki rumahnya tapi terhenti kala netranya menangkap sebuah mobil yang tampak familiar terparkir manis di halaman rumahnya, tanpa berfikir lebih lama ia berlari memasuki rumah sambil terus berdo'a semoga dugaannya salah
Brakk
Suara dobarakan yang begitu keras kala haechan memasuki rumahnya dan mengejutkan tiga orang yang berada disana yang terlihat tampak membicarakan hal yang serius dan mengalihkan perhatian mereka pada haechan

Seakan tersadar sesuatu salah seorang disana dengan postur tubuh tinggi yang kelihatan masih muda diumurnya yang sudah menginjak setengah abad segera beranjak menghampiri haechan dan tanpa aba-aba memeluk haechan erat melampiaskan kerinduannya pada sosok haechan
Haechan yang mendapat perlakuan seperti itu berusaha memberontak melepaskan diri dari pelukan pria itu menyebabkan pria itu melepaskan pelukannya dan melayangkan tatapan kecewa dan sedih mendapat penolakan dari haechan. Tapi tak berselang lama pria itu segera tersenyum hangat dan menggenggam tangan haechan

"Haechannie ikut ya kita temui kaa-chan" msh dengan senyum hangatnya pria itu berusaha membujuk haechan

"Tidak.aku takkan kemana-mana" tolak haechan tegas

"Tapi sayang kaa-chan membutuhkanmu,tolong temui dia sekali saja ya" berusaha mempertahankan senyumnya pria itu terus membujuk haechan agar ikut dengannya

"Apa kalian pernah peduli padaku? Tidak. Jadi mengapa aku harus peduli" ujar haechan acuh lalu melepaskan genggaman tangan pria itu dan menghampiri eommanya yang sedari memperhatikan dengan tatapan sedih dan memeluknya erat

"Eomma tolong suruh dia pulang channie mau tidur"

"Tidak sayang, setidaknya temuilah sekali saja" bujuk ten eomma haechan dengan wajah sedih

"Aniyo. Channie tidak mau eomma" ujar haechan lalu melangkahkan kakinya meninggalkan ketiga orang disana dengan perasaan kesal

Salah seorang disana menghampiri pria itu yang masih pada posisinya dan menepuk bahunya pelan
"Aku akan berusaha membujuknya hyung, kau pulanglah dulu" bujuk taeyong selaku appa haechan menyadarkan pria itu lalu segera berpamitan dan pulang.








Tbc~

Mian lambat:v
Aku buat disini couple taeten jd orang tuanya haechan yang g suka couplenya mianhae^^

Voment juceyoo~^^

Forever Love You[Nohyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang