Chapter 1-A text(s).

110 12 5
                                    

Aku terperanjat dari tempat tidurku.

Sinar matahari adalah penyebabnya.
Menyelisik-memaksa jendela memberinya celah untuk menyinari kamarkku dan merecoki tidur nyenyakku. Matahari bangun terlalu pagi, rasanya aku baru tidur satu menit yang lalu.

Aku duduk diatas kasur, mencoba mengumpulkan kesadaraan. Mengedarkan pandanganku ke sudut ruangan hingga mataku tertuju pada satu objek yang membuatku tersadar sepenuhnya dari rasa kantuk.

08:45

"Sial! Kenapa aku bisa kesiangan?" rutukku.

Ponselku mengeluarkan bunyi nyaring saat aku sedang melepas piyamaku. Sehingga aku tidak mempedulikan siapa si penelpon, tapi aku yakin itu dari Namjoon hyung.

Aku lebih memilih bergegas menuju kamar mandi daripada menjawab telfonnya. Aku tahu, hyung. Aku sudah telat 45 menit. Dan aku tak mau mendapat ceramah gratis darimu, hyung.


••••


"Ya! 2 jam berharga terbuang percuma karena Kim Taehyung. Taehyung-ah, cepat masuk! Jangan bersembunyi!"

Bisa kudengar dengan jelas teriakan Yoongi hyung dari ruang latihan. Baiklah, aku ketahuan. Ternyata, bersembunyi dibalik pintu bukanlah pilihan yang bagus.

Aku merasa ada yang menarik kerah bajuku dari belakang; sedikit di angkat seperti seekor kucing yang ketahuan mencuri makanan majikannya, disusul dengan munculnya sebuah suara yang sangat kukenali, "Cepat masuk kedalam, hyung. Kau membuat kami gerah." ah, Jeon Jungkook. Si maknae sialan.

"Lepaskan bodoh!" teriakku kesal. Dapat kulihat Jungkook sedang tersenyum mengejek kearahku dari pantulan kaca didepanku.

Maknae kurang ajar.

"Sejak kapan kau berada disini?"

"Aku sudah melihatmu sejak kau mengendap-endap masuk. Sudahlah hyung, masuk saja. Masih banyak gerakan yang belum rampung."

Tanpa menunggu jawabanku, Jungkook langsung menarik tanganku dan membawaku masuk kedalam ruangan.

Aku sudah mempersiapkan telingaku untuk mendengarkan berbagai pertanyaan dan ocehan member lain karena keterlambatanku.

Ya Tuhan, selamatkan aku.



••••


"NAH, INI DIA ORANGNYA HYUNG!" Hoseok langsung menaruh ponselnya dan berdiri sambil menujuk-nunjuk Taehyung yang tengah diseret oleh Jungkook.

Semua orang langsung menatap Taehyung. Membuat jiwa sang pelaku utama semakin menciut. Terlebih saat Yoongi berkata dengan suara dingin, "Kecilkan suaramu, Hoseok."

Taehyung hanya memamerkan senyum kotak palsunya ke semua member sebelum pergi mendatangi Namjoon.

"Kali ini apa lagi, Tae?" tanya Namjoon pasrah. Namun ia masih berusaha memberikan senyum terbaiknya kepada Taehyung. Meskipun di lubuk hati terdalamnya, ia ingin sekali melakukan hal-hal terlarang.

"Cukup panjang, hyung. Singkatnya, aku kesiangan."

Namjoon menghela nafasnya, "Baiklah, jangan diulangi lagi, Tae. Waktu kita tak terlalu banyak, jadi aku harap kita bisa memaksimalkan waktu yang tersisa untuk latihan. Kali ini, tidak ap-"

"Tidak apa-apa, Namjoon-ah?" potong Yoongi. Ia berdiri, berjalan mendekati Taehyung dan Namjoon.

Membuat Taehyung sedikit memicingkan matanya menatap Yoongi, memikirkan apa yang akan Yoongi katakan selanjutnya.

"Taehyung-ah, jika kau datang 2 jam lebih awal, kita semua bisa menyelesaikan 2 tarian sekaligus. Bahkan mungkin, Namjoon bisa membuat 1 lagu baru."

"Hyung, tenanglah." ucap Namjoon sambil menepuk-nepuk bahu Yoongi.

Yoongi hanya diam, sambil menatap Taehyung tajam.

"Aku minta maaf, hyung." ujar Taehyung menyesal.

Yoongi baru saja akan kembali mengomel kalau saja Jin tidak memotong ucapannya, "Aish, sudahlah kalian bertiga. Ayo, latihan!"


••••

Latihan sudah berakhir sejak satu jam yang lalu, namun Taehyung masih berkutat dengan gerakan terakhir.

"Aish, susah sekali." rutuknya.

"Taehyung-ah, istirahat dulu!" ucap Namjoon dari luar ruangan. Ia membawa 2 botol air mineral dingin dan beberapa snack. "Jangan terlalu memaksakan diri, man."

Taehyung hanya tersenyum kecil dan menyambar botol mineralnya. Meneguk dan menghabiskannya tanpa sisa. Membuat Namjoon terkekeh geli.

"Ah, Tae ponselmu bergetar sejak tadi."

"Huh?"

"Jungkook tak sengaja membawa ponselmu tadi. Ia menitipkan ponselmu denganku. Lalu, selalu ada panggilan yang masuk."

"Kau serius, hyung?" Taehyung mengambil ponselnya dan mengecek notifikasi dengan raut wajah yang tidak bisa di artikan.

"Hei, semua baik-baik saja?" tanya Namjoon keheranan. Tapi Taehyung hanya diam saja. Ia merebut ponsel Taehyung dan melihat isinya.

23 missed calls from +82 67 0101 0108.
2 new messages.

"Aku rasa ini dari keluargamu, Tae. "
"Bukan, hyung."
"Itu pasti dari adi-"
"Ani, hyung."

Terlambat, Namjoon terlanjur melihat pesan masuk di ponsel Taehyung. Keningnya berkerut setelah ia membaca kalimat yang tertulis di dalam pesan;













"Bersenang - senang lah sebelum kau menderita, Kim Taehyung."










••••







Hai semuanya!

Terima kasih sudah membaca chapter sebelumnyaa('▽'ʃƪ)♡

Kami harap kalian bakalan selalu kasi comment, saran, kritik; apapun ituu buat kami yaa~


Oh iyaa, vomment juseyoo!♡♡


saljaegi💙🖤💙

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

muddled.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang