Aku memiliki harapan yang sempurna; ketika aku dipertemukan setelah bertahun-tahun lamanya terpisah; tak saling melihat dan bertegur sapa.
Kita dipertemukan kembali, meskipun dalam waktu yang sangat singkat ini.
Aku'kan tetap bersyukur-bagiku bahagia tercipta saat kita bisa menghargai dan mensyukuri atas apa yang terlihat kecil tiada arti.
Hari pertama, 10 November 2017Daun-daun dan kelopak bunga yang berguguran turut menegaskan keindahan di musim semi. Langit-pun nampak mempesona dengan warna biru cerah yang dihasilkan dengan sedikit awan di siang hari. Sedangkan, di malam hari suhu udara akan berubah dingin menembus kulit. Di musim inilah aku selalu melantunkan sebuah harapan; ingin melihat musim gugur bersama orang-orang terkasihku. Aku berjalan di taman belakang dengan langkah pelan. Aku tersenyum melihat di sisi kanan dan kiriku berjejer lampion dengan cahaya berwarna coklat keemasan.
"Ini sangat menakjubkan!" Siwon Hyung, seorang pria dengan perawakan tinggi nan gagah yang aku sayangi, terdengar tengah memuji sembari tersenyum, sampai-sampai lekukan kecil di pipinya terlihat melekuk sempurna.
"Siapa dulu yang membuatnya bisa seindah ini dan membuat suasana bisa seromantis ini?" Aku menyahut dengan jawaban yang terdengar sedikit menyombongkan diri sembari tersenyum bangga.
"Jadi, Hyung dan Noona tidak perlu pergi berkencan jauh-jauh. Cukup disini saja dan temani aku, ok?!" Aku terkekeh dengan kalimatku sendiri, dan tersadar, kini tengah merajuk seperti anak kecil.
"Baiklah-baiklah, kami akan ke sini lagi untuk berkencan." Seohyun Noona menjawab.
"Jangan!" tolakku dengan berteriak.
"Kenapa?" tanya Siown Hyung dengan sorot mata tajam. Berdiri tepat di depanku sembari memegang tangan Seohyun Noona.
"Karena aku tidak ingin Hyung dan Noona hanya berkencan di tempat yang susah-payah aku buat ini! Aku ingin kalian menemaniku, bukannya berkencan," gerutuku. "Lihatlah, aku sudah disuguhkan pemandangan seperti ini tepat di depan mataku." Aku menyindir pasangan yang dalam beberapa hari ini akan menjadi sepasang suami istri.
Seohyun Noona-pun tertawa. "Arra ... arra. Kami akan menemanimu kapan pun kau mau. Kami berdua akan datang."
Aku mengangguk dengan mata berbinar. "Gomawo, Noona."
"Enak saja kapan pun dia mau. Tidak-tidak! Bagaimana kalau dia meminta kita datang saat kita sedang ingin berduaan," ungkapnya dengan menarik salah satu sudut bibirnya ke samping.
Seohyun Noona mencubit lengan Siwon Hyung dengan cepat. "Ah. Kau ini," katanya menahan malu. Wajahnya-pun jadi bersemu. Terjadilah perdebatan kecil antara kedua insan yang sedang memadu kasih itu, tanpa mereka sadari aku sudah menghilang dan membuat keduanya mencariku.
"Kenapa kau menunduk? Apa kau sedang sakit?" Siwon Hyung terlihat khawatir denganku. tangan kekarnya menyentuh pundakku dan membawaku untuk berdiri.
"Tidak Hyung, aku hanya merasa sesak sehabis berlari."
"Makanya jangan sok-sok'an berlari." Kusunggingkan senyumanku demi menutupi kesakitanku. Sebenarnya aku merasa amat sangat lemah dan terasa sakit di sekujur tubuh, dan aku tidak ingin membuat suasana menjadi berantakan karenaku. Jadi, aku hanya bisa diam menahan.
"Sudahlah, ayo kita ke dalam rumah saja. Udara sudah semakin dingin terasa."
Siwon Hyung dan Seohyun Noona, mereka-bagaikan figur seorang kakak yang sempurna. Walaupun kami tidak ada ikatan darah dengannya, dia tetap berlaku baik padaku. Selalu memelukku dengan sayang dan selalu menanyakan kabarku. Dua tahun ditinggal Siwon Hyung pergi karena tuntutan pekerjaan membuatku amat merasa kehilangan dan sepi. Namun, saat musim gugur menyapa, tepatnya satu setengah bulan yang lalu Siwon Hyung kembali. Dia datang bersama Seohyun Noona, yang mana membuatku bahagia seperti mendapat jackpot rasanya.
YOU ARE READING
Flowering Almond
FanfictionSaat pertemuan itu menyakitkan bagi mereka, dan perpisahan itu melegakan. Tetapi tidak berlaku bagiku, pertemuan itu melegakanku setidaknya, karena aku bisa mencicipi apa itu bahagia dan tinggal seatap bersama keluargaku. Sedangkan, perpisahan itu...