CERIA

47 5 4
                                    


     "September Ceria", itulah yang dikatakan oleh seorang guru di sekolahku, meskipun namanya September ceria pada kenyataanya tidak sesuai dan seindah dengan namanya. Pada awalnya kami kira bahwa pada bulan September akan diadakan berbagai macam acara, yang tidak ada kaitanya dengan proses KBM. Tapi kenyataan itu memang selalu pahit, hari demi hari silih berganti dan tidak ada acara apapun yang sekolah buat, yang kami dapatkan hanyalah setumpuk tugas,yang harus kami selesaikan pada bulan September ceria ini dan beberapa lembaran kertas hasil ujian yang diwarnai oleh coretan bolpoint warna merah. Tidak hanya itu, kami juga mendaptkan sebuah surat yang berisi tentang jadwal UTS yang akan diadakan pada bulan ini lebih tepatnya pada tanggal 24 September 2018.

Diantara sekian banyak tugas-tugas yang kami dapatkan, tugas bahasa Indonesia lah yang membuat kami semua rela begadang, sebenarnya bukan tugas yang sulit hanya membuat Cerpen dengan minimum 300 kata dan maximum 600 kata, yang membuat kami semua rela begadang karena kami lupa untuk mengerjakan tugas bahasa Indonesia, kami baru ingat tugas itu sehari sebelum batas waktu pengumpulan tugas. Tugas itu kita buat untuk membuat Jaring-jaring sastra(JJS).

Aku mengerjakan tugas ini di sekolah pada saat jam kosong dan saat sedang istirahat menggunakan laptop temanku, tetapi meskipun aku sudah berusaha entah mengapa tugas ini tak kunjung selesai padahal batas pengumpulanya adalah pukul 12.00 WIB.

Saat itu sedang istirahat pertama, aku ingin melanjutkan mengerjakan tugas tersebut namun saat aku hendak mengambil laptop yang saat itu aku simpan dilaci bawah meja. Ternyata laptop yang aku cari sudah tidak ada di tempat aku menyimpanya. Aku pun berkeliling sekolah untuk mencari tahu siapa yang telah mengambil laptop tersebut, tetapi tidak membuahkan hasil sedikitpun. Aku pun putus asa dan memutuskan untuk kembali ke kelas dan memberitahu si pemilik laptop bahwa laptopnya telah hilang. Si pemilik laptop tersebut marah kepadaku, aku pun diminta untuk menggantinya. Belum selesai disitu masalah yang kuhadapi, beberapa saat itu bel tanda masuk pun berbunyi. Perasaanku semakin tidak tenang karena disatu sisi aku telah menghilangkan laptop temanku dan disisi yang lain, saat ini adalah pelajaran Bahasa Indonesia yang dimana kami harus mengumpulkan tugas tersebut.

Benar sekali aku pun terkena teguran oleh guruku, karena aku tidak mengumpulkan tugas tepat pada waktunya. Aku pun di beri hukuman berupa "Social Day" atau dalam kata lain bakti sosial pada hari minggu dengan mengunjungi desa citos di pedalaman kabupaten Sukabumi untuk membagikan sembako.

Tak terasa hari minggu pun tiba aku bergegas untuk ke desa citos dengan membawa sekarung sembako menggunakan sepeda. Aku baru ingat bahwa aku lupa menanyakan arah atau jalan menuju desa tersebut tetapi dengan bermodal nekat aku melanjutkan perjalanan, hingga pada saat aku menemukan jalan yang buntu. Aku berhenti untuk berpikir dan beristirahat, tiba-tiba ada sekumpulan orang dengan penampilan yang asing seperti orang pedalamana. Mereka hanya mengenakan celana dan setiap orang membawa sebuah tongkat pemuku, salah satu dari mereka menghampiri dan bertanya kepadaku " Siapa kamu nak?, untuk apa kamu kesini sendirian?" dengan logat yang khas, ketika aku ingin menjawab seketika itu juga beberapa orang dari mereka menghampiriku dan langsung memukul kepalaku hingga aku tidak sadarkan diri.

Aku pun bangun dengan rasa sakit pada kepalaku, entah sudah berapa lama aku tak sadarkan diri . Pada saat aku membuka mataku aku baru menyadari bahwa aku telah terbangun dari tidurku di kelas dan aku sedang dikelilingi oleh teman sekelasku dan guru Bahasa Indonesia yang sedang berdiri tepat berada disamping kananku dan sedang memegang penggaris kayu. Itulah September ceriaku.

SEPTEMBER CERIAWhere stories live. Discover now